Pendahuluan
- Pendahuluan Jurnalistik Dasar
Anda tidak bisa lepas dari
berita. Setiap hari, bahkan boleh jadi
setiap jam Anda menerima
berbagai puluhan hingga ratusan berita.
Ada berita yang disampaikan
secara lisan oleh tetangga ketika
bertandang ke rumah, ada juga
berita melalui surat atau email. Dan
yang paling umum adalah
berita yang didistribusikan oleh
perusahaan media berupa
cetak, internet, radio, televisi dan lainnya.
Pada abad ini dan yang akan
datang, penyampaian berita akan
sangat jauh berbeda.
Kecepatan distribusinya begitu dahsyat. Hanya
hitungan detik, Anda sudah
bisa membaca, mendengar atau
menonton sebuah peristiwa
yang sedang berlangsung. Anda tidak
perlu waktu lama untuk
memperoleh berita. Ada internet, ada radio
dan televisi. Semua itu berkat
kemajuan teknologi yang terus
berkembang secara pesat.
Pada dasarnya, orang senang
mendengarkan berita mulai dari
masalah yang berada di
lingkungannya hinga ke belahan manapun
di bumi ini. Masalahnya,
orang tidak selalu mempercayai berita-
berita yang diperolehnya.
Orang membutuhkan sesuatu yang bisa
dipercaya bahwa berita yang
disampaikan sesuai fakta-fakta dan
mendekati kebenaran. Dan,
orang merasa yakin tentang hal itu
karena dijalankan oleh
orang-orang yang memiliki kompetensi di
bidangnya. Orang itu adalah
wartawan atau jurnalis.
Dalam konteks itu, pada Bab I
Jurnalistik Dasar, diperkenalkan apa
itu berita dan apa itu
wartawan, lalu motivasi orang ingin menjadi
wartawan. Bagaimana membuat
berita dengan mudah serta
bagaimana para jurnalis
memperoleh berita. Tak hanya itu,
diperkenalkan juga
teknik-teknik membuat berita mulai dari lead
ringkasan, piramida terbalik
dan penggunaan kalimat yang efektif.
Jika sudah mempelajari Bab I
Jurnalistik Dasar, kami berharap,
pembaca setidaknya mengetahui
dan lebih diharapkan untuk bisa
membuat berita secara benar.
Metode-metode yang diperkenalkan
bisa digunakan secara praktis
dan merupakan metode umum untuk
para wartawan pemula.
Hanya perlu diingat,
jurnalistik yang diperkenal di sini merupakan
ilmu terapan yang bermakna
ilmu ini akan terasah dan terkuasai
dengan benar jika sering
digunakan atau setiap hari dilatih.
Semakin banyak Anda menulis,
maka Anda semakin mahir dan siap
untuk melangkah ke bab-bab
berikutnya untuk mempelajari
Jurnalistik Tulis Lanjutan
dan Mahir.
Membuat
Berita Itu Mudah
- Membuat berita itu mudah
Enggak percaya? Coba
perhatikan sekitar lingkungan di luar rumah
atau keluarga kita. Jika di
lingkungan sedang ada gotong royong,
coba cermati dengan baik.
Catat siapa yang memimpin acara
gotong royong, berapa jumlah
orang yang ikut dalam kegiatan itu
dan apa saja yang dikerjakan.
Jangan lupa juga mencatat waktu
pelaksanaan gotong royong
tersebut.
Kita ambil contoh. Gotong
royong itu dipimpin oleh Pak RT dan
ikut dalam kegiatan itu
berjumlah 20 orang yang merupakan warga
setempat. Waktu pelaksanaan
pada hari Minggu, tanggal 24
Februari 2014. Warga
mebersihkan got dari sampah, membakar
sampah, membersihkan dan
seterusnya.
Setelah mencatat semuanya,
mari kita rumuskan dengan rumus
berita yang kuno tetapi
sangat terkenal, yaitu 5W + 1 H. Apa itu?
What = Apa?
Who = Siapa?
When = Kapan?
Where = Dimana?
Why = Mengapa?
How = Bagaimana?
Jawablah pertanyaan tersebut
sesuai dengan catatan yang kita
himpun. Misalnya seperti ini;
What = Gotong Royong
Who = Bapak RT dan 20 Warga
When = Hari Minggu, tanggal
24 Februari 2014
Where = di RT 001/RW001,
Kelurahan Sumurpecung, Kota Serang
Why = Lingkungan kotor oleh
sampah dan menjelang musim hujan
How = Melakkan pembersihan
Mari kita susun menjadi sebua
kalimat;
Bapak RT dan 20 warga
melakukan gotong royong di RT 001/
RW001, Kelurahan Sumurpecung,
Kota Serang, Minggu
(24/2-2014). Kegiatan gotong
royong itu untuk membersihkan
sampa yang menyumbat aliran
air di got-got yang ada di
lingkungan.
Paragraf di atas sudah menjadi
sebuah berita. Mudahkan membuat
berita?
Apa Itu Berita
- Apa Itu Berita
Apa itu berita? Pertanyaan
itu acapkali muncul pada orang yang
berminat pada profesi
wartawan atau para pemula. Apakah kabar
yang sering termaktub dalam
obrolan sehari-hari merupakan
berita? Jawabannya tentu
tidak sama, tetapi kabar itu bisa menjadi
bahan awal untuk mewujudkan
sebuah berita.
Coba cermati orang yang
tengah berbelanja di pasar, atau
sekelompok orang yang
mengobrol. Kita mengambil percakapan itu
sebagai contoh.
PERCAKAPAN 1:
Catatan: Pb = Pembeli, Pj =
Penjual
Pb: Mang beli bawang merah
setengah kilo aja!
(Pj memasukan bawang-bawang
ke tempat timbangan, kemudian
dibungkus kantong plastik. Pb
pun mengeluarkan Rp10.000).
Pj: Harganya naik neng.
Setengah kilo Rp19.000.
Pb: Kemarin, masih Rp10.000,
mang.
Pj: Iya neng dari sananya.
Katanya sekarang bawang impor , bukan
bawang lokal.
PERCAKAPAN 2
Catatan: or1 dan or2.
Or1: Kang, ada tabrakan
mengerikan tadi pagi, kang?
Or2: Tabrakan apa? Aku belum
dengar.
Or1: Rombongan anak-anak SMP
dan SMA. Kudengar mau ke
Jambore Pramuka di
Pandeglang. Mereka naik truk, terus terbalik.
Dua puluh orang meninggal.
Or2: Inalillahi wa inalillahi
rojiun, kapan itu?
Or1: Tadi pagi
Perhatikan dua percakapan di
atas. Percakapan 1 membawa kabar
bahwa harga merah naik dari
Rp10.000 per 0,5 Kg menjadi
Rp19.000/Kg atau dari
Rp20.000/Kg menjadi Rp38.000/Kg. Jika
dipersentasekan, kenaikan itu
90 persen dari harga semula.
Percakapan 2 membawa kabar sebuah peristiwa
kecelakaan
kendaraan truk yang mengangkut
rombongan SMP dan SMA yang
akan berjambore di
Pandeglang. Kecelakaan itu menyebabkan 20
orang meninggal.
Apakah kabar dalam kedua
percakapan itu sudah menjadi berita?
Lalu, apa yang membedakan
kabar itu dengan berita yang sering
dibaca di media cetak dan
online, didengar di radio dan dilihat di
televisi?
Menurut Mitchael Stephens
yang menyusun buku A History of
News:
Berita adalah informasi baru
atau informasi mengenai sesuatu yang
sedang terjadi, disajikan
lewat bentuk cetak, siaran, Internet, atau
dari mulut ke mulut kepada
orang ketiga atau orang banyak.
Jadi, kabar yang dibawa dalam
perakapan 1 dan 2 sebenarnya
sudah masuk dalam katagori
berita, hanya belum layak menjadi
berita dalam pengertian
kewartawanan. Dan, kabar itu menjadi
sebuah berita ketika dibuat
laporan. Bentuk laporannya tentu
memenuhi kaidah-kaidah
jurnalistik. Dan agar menjadi berita yang
menarik serta dibaca banyak
orang, maka berita itu harus
memenuhi kriteria berita.
Apa itu Wartawan
- Apa itu Wartawan
Orang yang memberitakan
sesuatu peristiwa sering disebut
wartawan atau jurnalis.
Sebenarnya apa itu wartawan, apa yang
mereka lakukan serta apa yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang
wartawan?
Sebutan wartawan mengacu pada
kata bahasa Indonesia. Menurut
Kamus Besar Indonesia, asal
katanya adalah warta yang bermakna
kabar atau berita. Dan, orang
yang memberikan kabar atau berita
itu disebut pewarta atau
wartawan. Namun istilah itu lebih dikenal
sebagai wartawan dibandingkan
pewarta. Definisi khusus wartawan
menurut KBI adalah orang yang
mencari dan menyusun berita
untuk dikirimkan dan dimuat
di suratkabar, majalah, radio dan
televisi. Jenis medianya kini
bertambah untuk media online atau
internet. Istilah jurnalis
sebenarnya sama dengan wartawan. Kata
jurnalis mengacu pada Bahasa
Inggris journalist.
Ada dua jenis wartawan yang
selama ini dikenal.
Pertama, wartawan yang
terikat berkerja pada perusahaan atau
organisasi pers. Biasanya,
wartawan jenis ini memiliki gaji tetap dan
tunjangan-tunjangan lainnya
seperti layaknya karyawan
perusahaan. Dalam tugasnya,
bisa jadi dikhususkan pada bidang-
bidang tertentu seperti
wartawan kriminal, ekonomi, politik, budaya
dan sebagainya.
Kedua, freelance atau
wartawan bebas. Dia tidak berkerja khusus
untuk perusahaan atau
organisasi pers tertentu. Dia berkerja
berdasarkan siapa saja atau
perusahaan pers manapun yang
membayarnya. Dia tidak
terikat dengan ketentuan dan peraturan
perusahaan, kecuali terikat
pada peraturan dan ketentuan tentang
pers dan perjanjian kerja atas
kontrak pemberitaan. Sama dengan
wartawan jenis pertama, ada
wartawan freelance yang
mengkhususkan pada bidang
tertentu, ada juga bersifat general
yang berarti dia memberitakan
apapun.
Untuk mengetahui lebih jauh
tentang keredaksian, secara umum
digambarkan sebagai berikut:
Asisten Redaktur:
Di sejumlah perusahaan media
terdapat jabatan struktural yang
diberi nama asisten redaktur.
Tugasnya antara lain mengumpulkan,
memperbaiki dan memperkaya
berita dari wartawan. Jabatan ini
diadakan biasanya disebabkan
volume pekerjaan yang besar dalam
satu bidang, semisal bidang
atau desk metro, desk daerah dan
sebagainya. Dalam sebuah
perusahaan media yang ramping,
jabatan asisten redaktur
terkadang dihilangkan, hanya cukup
dikelola oleh redaktur.
Redaktur:
Dia merupakan kepala bidang
atau kepala desk yang menentukan
apakah sebuah berita itu
layak diterbitkan atau tidak. Dia biasanya
membawa hasil pekerjaan
wartawan ke rapat redaksi untuk
menentukan halaman mana yang
cocok dari berita yang dibuat
wartawan, apakah berita itu
menarik hingga layak di halaman satu
atau hanya halaman redaktur
itu sendiri.
Asisten Redaktur Pelaksana
Jabatan antara lain bertugas
mengumpulkan, mengawasi dan
memacu unit atau bidang yang
berada di bawahnya. Tentu saja,
jabatan ini diadakan karena
akibat volume pekerjaan yang luar
biasa. Tetapi pada perusahaan
yang ramping, jabatan ini
dihilangkan dan cukup
ditangani redaktur pelaksana.
Redaktur Pelaksana
Jabatan redaktur pelaksana
diibaratkan dirijen dalam sebuah
konser musik. Dia merupakan
orang yang mengatur irama dan
keserasiannya dalam bermain
musik. Redaktur pelaksana juga
begitu. Di tangannya, dia
harus memutuskan dengan cepat, apakah
sebuah berita itu bisa
dikembangkan dan difokuskan yang pada
akhirnya akan dibaca banyak
orang, atau segera melepaskan berita
itu karena bermuatan hal-hal
yang bertentangan dengan kaidah-
kaidah jurnalistik dan
ketentuan hukum tentunya.
Wakil Pemimpin Redaksi
Jabatan wakil pemimpi redaksi
sebenarnya mulai “mengawinkan”
aspek keredaksian dengan
aspek usaha unruk mendampingi
Pimpinan Redaksi. Perkawinan
kedua aspek itu menjadi landasan
untuk Pemimpin Redaksi
mengambil keputusan-keputusan strategis
dan penting.
Pemimpin Redaksi (Chief of
Editor)
Pemimpin Redaksi bertanggung
jawab atas seluruh konten yang
ada di media. Dia lah yang
memiliki keputusan akhir tentang
apakah sebuah konten dimuat
atau tidak. Dia pula yang harus
menghadapi ketika sebuah
konten dipersoalkan.
Mengapa Jadi Wartawan?
- Mengapa Jadi Wartawan
Pertanyaan ini sering
dilontarkan ketika menjadi narasumber di
sebuah sesi pelatihan
jurnalistik. Pesertanya ada yang sudah
menjadi wartawan di sebuah
harian lokal, ada mahasiswa yang
sekadar ingin tahu apa itu
wartawan. Jawaban mereka sering
membuat kejutan. Simak di
bawah ini;
Kecelakaan
Ada peserta yang menjawab
bahwa menjadi wartawan bukan
merupakan cita-citanya.
Menjadi wartawan merupaka
“kecelakaan”. Dia mengaku
sedang tidak berkeinginan untuk
berkerja dimana pun seusai
kuliah di perguruan tinggi di Serang.
“Tadinya saya mau ke Bali,
memperdalam seni,” kata peserta
tersebut. Ternyata, ada
keluarganya yang memaskan lamaran ke
sebuah perusahaan media
lokal, maka dia dapat panggilan. Ya,
sejak itu dia menjadi
wartawan.
Ada lagi wartawan yang
medianya berbasis umat Islam. Dia
mengaku, tak ada dalam
benaknya untuk menjadi wartawan. Dia
berangkat dari Medan dengan
tujuan ke Yogyakarta untuk menjadi
penyair yang terkenal.
Sebelum ke Yogyakarta, dia mampir di
Serang untuk menemui
kerabatnya. Eh, dia kecantol dengan
seorang gadis, kemudian
dinikahinya. Dan, dia pun jadi melamar
menjadi wartawan lokal saat
itu, kemudian pindah ke harian
nasional yang berbasis umat
Islam yang terbit di Jakarta. Hingga
sekarang dia tetap
menjalankan profesi sebagai wartawan,
meskipun tidak lagi berkerja
di media nasional itu.
Tempat transit
Ada lagi peserta yang sudah
berpredikat sebagai wartawan. Dengan
bersumpah dia mengatakan,
pekerjaannya sebagai wartawan hanya
bersifat sementara. Dia
berkeinginan menjadi pegawai
pemerintahan. “Dengan profesi
wartawan, kan saya bisa melobi
pejabat yang punya kewenangan
untuk menerima pegawai. Kalau
saya tidak bisa karena tidak
memenuhi syarat, paling tidak istri saya
bisa menjadi PNS,” katanya
dengan berapi-api. Jika istrinya yang
menjadi PNS, maka dia
berjanji akan berhenti menjadi wartawan.
Sebelumnya, dia sudah
berusaha mencari pekerjaan yang lain
seperti melamar jadi pegawai
negeri sipil (PNS), melamar ke pabrik
dan lain sebagainya. Tetapi
usahanya tidak pernah menghasilkan.
Ketika sebuah media nasional
membuka lowongan pekerjaan untuk
wartawan, maka dia ikut
melamar. Maka jadilah ia wartawan.
Kutanyakan mengapa dia begitu
keras hingga bersumpah bahwa
profesi wartawan hanya
bersifat sementara? Jawaban ini lah yang
membuat kepala tertunduk.
Dia mengatakan, selama
menjalankan profesi wartawan, dia
mendapatkan kesan profesi itu
bukan hal yang baik di sebagian
mata masyarakat, termasuk
keluarganya. Seolah profesi ini sama
dengan preman atau “tukang
peras” para pejabat atau orang-orang
yang bermasalah. Jika dia
membuat berita dan dimuat di medianya,
terkadang dia disindir dengan
kata-kata “wah sudah cair nih?”. Dia
mengaku tidak tenang dengan
hal-hal seperti itu.
Tentu saja, jawaban itu
membuat kejutan. Apa yang sebenarnya
terjadi pada profesi wartawan
di Indonesia, terutama di Banten,
sehingga menimbulkan
pernyataan seperti itu. Apakah sejak awal
tidak ditanamkan atau tidak
dilakukan pendidikan dan latihan
yang benar tentang wartawan.
Ingin Terkenal
Ada juga jawaban yang membuat
hiburan, meski terkesan jawaban
itu diada-adakan.Bahwa
menjadi wartawan merupakan pilihan
untuk lebih dikenal di
kalangan perjabat, selebritis dan lingkungan
lainnya. Atau paling tidak,
dia punya status yang punya nilai di
masyarakat. Alasan ini jug
membuat miris. Sebab menjadi
wartawan bukan untuk menjadi
terkenal bak selebritis, tetapi dia
punya tugas untuk melayani
masyarakat di bidang informasi.
Dinamis
Jawaban bahwa profesi
wartawan merupakan pekerjaan yang
dinamis dan sangat besar
tantangannya merupakan jawaban yang
paling logis, meski jawaban
itu hasil pemikiran agar mengatakan
jawaban yang terkesan benar.
Ya, setiap hari wartawan akan
menghadapi orang yang
berbeda, menyusun pertanyaan untuk
mendapatkan berita yang
berbeda dan menemukan hambatan-
hambatan yang secara kualitas
dan besaran juga berbeda.
Traveling atau perjalanan ke
tempat-tempat yang baru dikunjungi
atau suasana yang baru juga
merupakan kesenangan tersendiri dari
pekerjaan ini.
Berkubang Politik
Ada lagi wartawan yang sudah
mulai “berkubang” dengan politik.
Fenomena di Banten bukan
hitungan sudah jari atas jumlah
wartawan tersebut, tetapi
sudah banyak wartawan. Ada wartawan
yang menjadi pengurus partai,
ada juga wartawan yang
beberapakali menjadi calon
anggota legislatif. Ada juga wartawan
yang sudah pernah menjadi
anggota legislatif lokal.
Pada tahun 2014 yang
merupakan tahun diselenggarakannya
Pemilu Legislatif dan disusul
dengan Pemilu Presiden, maka
wartawan yang bercampur
dengan politik semakin kentara. Untul
level yang lebih besar, yaitu
di pusat negara ini, pemilik perusahaan
media ikut menceburkan diri
ke dunia politik. Ada Hary Tanoe
Soedibyo, pemilik MNC Group
dan Sindo Group yang mencalonkan
diri jadi Wakil Presiden RI
melalui Partai Hanura. Ada Surya Paloh,
pemilik Metro TV Group
menjadi Ketua Partai Nasdem. Dan,
Abruzal Bakri yang memang
berlatar belakang pengusaha, juga
pemilik Group Viva dan TV One
maju sebagai Calon Presiden dari
Partai Golkar. Ada juga
Dahlan Iskan dari Jawa Pos Group yang
aktif di Partai Demokrat dan
kini menjadi salah satu menteri di
kabinet SBY.
Pertanyaan yang sering muncul
adalah bukankah pers diyakini
sebagai pilar keempat dalam
tiga pilar yang disebut para pakar
politik dunia? Pilar
eksekutif, pilar legislatif dan pilar yudikatif.
Sedangkan pilar keempat
adalah pers yang merupakan perwujudan
dari demokrasi sebagai
penyeimbang yang selalu berpihak
kebenaran, keadilan dan
rakyat. Jika pers atau orang-orang pers
yang memiliki pengaruh besar
terhadap institusi pers yang
dibangunnya menceburkan diri
pada salah satu pilar itu, terutama
pilar eksekutif dan
legislatif, maka diyakini akan terjadi kekacauan
luar biasa.
Kekacauan akan menimbulkan
ambigu-ambiu dan dapat pula
diyakini terjadinya
konspirasi, bukan hanya konspirasi berbentuk
korupsi keuangan negara,
tetapi konspirasi dalam mengatur apa
pun di negeri. Institusi pers
yang dibangun tidak lagi berlandaskan
kepentingan kebenaran,
keadilan dan rakyat, tetapi lebih pada
kepentingan-kepentingan egois
sekelompok pemodal yang
mengusai institusi pers.
Jika dicermati fenomena
politik tahun 2014, maka lebih diyakini
politisi menggunakan media
massa untuk mempengaruhi pembaca,
meskipun hal ini tidak diakui
oleh wartawan dan pengelola
perusahaan tersebut. Peran
wartawan dan perusahaan media
sebagai pelayan informasi
yang mempengaruhi cara menafsirkan
sebuah peristiwa yang disajikan
menjadikan sangat strategis untuk
mengontrol dan mengarahkan
pembaca kepada persepsi yang
diharapkan.
Ada perbedaan antara
keinginan untuk mempengaruhi aktivitas
wartawan dan institusi pers
untuk kepentingan sendiri, dan
keinginan untuk melakukannya
untuk orang lain. Seharusnya,
mereka tidak menggunakan
kewartawanan untuk tujuan egois
untuk meraih kekuasaan di
eksekutif maupun legislatif, tapi dapat
menggunakannya untuk
meningkatkan kehidupan orang lain –
mengingat bahwa pembaca
mungkin tidak selalu setuju pilihan-
pilihan yang dikemukakan.
Haus Pengetahuan
Ini jawaban yang agak
menghibur. Bahwa jadi wartawan karena
ingin memenuhi rasa ingin
tahun atau meraup pengetahuan lebih
banyak, tanpa harus masuk ke
bidang studi tertentu. Artinya,
wartawan akan memiliki begitu
banyak pengetahuan di berbagai
bidang tanpa harus menjadi
mahasiswa pada banyak bidang.
Meskipun, mereka sadar banyak
para ahli menyebutkan,
pengetahuan para wartawan
dangkal karena memiliki pengetahuan
serba sedikit tentang banyak
bidang pengetahuan.
Meski begitu, pengetahuan
yang serba sedikit pada banyak bidang
memiliki banyak kegunaan. Ini
hanya dapat membantu untuk
membuat lebih lengkap
dibandingkan orang lain. Hal ini juga dapat
memberi “kekuasaan” yang
tersembunyi atas orang-orang, terutama
orang-orang yang tidak
memiliki pengetahuan tertentu. Kekuasaan
itu adalah penguasaan opini
atas sebagian orang terhadap sebuah
peristiwa atau fakta-fakta.
Namun harus selalu diingat bahwa
“kekuasaan” dapat digunakan
dengan cara yang positif, untuk
meningkatkan kehidupan
masyarakat, atau dengan cara yang egois
untuk memajukan diri sendiri.
Persyaratan Menjadi Wartawan
- Persyaratan Menjadi Wartawan
Keingingan kuat untuk menjadi
wartawan saja, tidak cukup untuk
menjadikan seorang wartawan
sukses. Ada sejumlah persyaratan
yang harus dipenuhi.
Persyaratan itu merupakan kekhususan dan
keterampilan tertentu. Dan
persyaratan terpenting justru bukan
hanya tingkat pendidikan?
Tingkat Pendidikan
Tahun 1980-an, perusahaan
media membuat persyaratan untuk
tingkat pendidikan yang mau
menjadi wartawan minimal SLTA
(Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas) atau istilah sekarang Sekolah
Menengah Atas (SMA). Periode
itu lulusan SLTA dinilai memadai,
karena sarjana muda dan
sarjana (S1) sangat sulit didapatkan.
Selain itu, lulusan SLTA
periode itu memiliki kualitas yang unik
(kalau tidak ingin mengatakan
lebih baik dari lulusan SMA
sekarang). Tetapi sejak tahun
1990-an, lulusan SMA tak mampu
lagi mendukung persyaratan
menjadi wartawan. Sebagian besar
perusahaan media menetapkan
syarat S1 untuk menjadi wartawan.
Apakah bisa menjamin lulusan
S1 sukses menjadi wartawan yang
dharapkan? Jawaban pasti,
tidak menjamin. Sebab menjalankan
profesi wartawan bukan
berlandaskan ilmu yang diperoleh
seseorang dari perguruan
tinggi atau sekolah mana pun. Wartawan
menjalankan ilmu terapan yang
sederhana, tetapi jika semakin
dipraktikan, dia akan manjadi
seorang wartawan yang mumpuni.
Bahkan ada seloroh, jika
seorang wartawan tidak menulis dalam
waktu 3 hari, dia akan jatuh
sakit. Ya, menulis menjadi kecanduan
yang luar biasa bagi wartawan
yang tekun dan ulet.
Mengapa perusahaan media
jarang sekali mengambil para lulusan
perguruan tinggi dengan
jurusan jurnalistik atau ilmu komunikasi?
Ini jawabannya. Sebagian
besar perusahaan media memang lebih
menyukai menerima lulusan
yang di luar jursan fakultas ilmu
komunikasi, khususnya
jurnalistik. Perusahaan akan mengambil
lulusan jurusan lainnya
seperti ekonomi, sosial, politik, kebudayaan
dan sebagainya. Dengan
ilmu-ilmu yang dipelajari calon dari
perguruan tingginya, maka
diharapkan akan mewarnai,
menganalisis
peristiwa-peristiwa yang diliputnya. Misalnya, calon
wartawan yang sarjana ekonomi
tentu akan lebih mudah
memahami peningkatan harga
bawang, terjadinya rush atau
penarikan uang di sebuah bank
atau tingkat suku bunga yang terus
menerus naik tanpa
terkendali, lebih mudah memahami gejala
inflasi, deflasi atau
kebijakan pemotongan nilai uang atau
penyederhanaan mata uang.
Calon wartawan yang bukan sarjana
ekonomi tentu akan lebih
sulit memahami dan membutuhkan
waktu lebih lama untuk
memahami hal tersebut.
Peduli
Kepedulian terhadap manusia
dan lingkungannya merupakan
faktor yang penting bagi
wartawan. Tanpa kepedulian itu, dia tidak
akan mampu untuk mencermati
berbagai bidang kehidupan, tidak
akan mampu menemukan hal-hal
yang unik dan menarik untuk
disampaikan kepada pembaca,
pendengar dan penonton. Coba
bayangkan, seorang wartawan
yang cuek jelas akan merugikan
perusahaan media. Ketika
mendengar ada tabrakan atau kejadian
luar biasa seperti demam
berdarah atau lainnya, dia tidak peduli
dan asyik dengan urusan lain
yang tidak punya hubungan dengan
tugasnya sebagai
kewartawanan. Yakinlah dia tidak akan
mendapatkan berita itu.
Bahasa
Penguasaan bahasa merupakan
persyaratan yang penting untuk
menjadi seorang wartawan yang
sukses. Bahasa itu mencakup
bahasa tertulis atau lisan.
Penguasaan bahasa memudahkan
wartawan untuk memahami makna
dan menggunakannya untuk
menggambarkan peristiwa yang
dilaporkan. Terkadang,
penggunaan bahasa dan cara
mengungkapkan fakta-fakta menjadi
hal yang penting dan
menyebabkan berita itu banyak dibaca,
didengar dan ditonton
audiens.
Bahkan, wartawan secara sadar
atau tidak acapkali menjadi
sumber untuk pengembangan
bahasa. Karena wartawan
menggunakan bahasa seefektif
mungkin dan sering tak mengikuti
tata bahasa yang baku.
Akhrinya, wartawan menambah
perbendaharaan dalam
pengaturan standar penggunaan bahasa.
Tentu saja, ini membutuhkan
rasa kecintaan wartawan terhadap
bahasa. Wartawan akan selalu
memeriksa ejaan, dan berusaha
mengembalikan pada kosa kata
yang benar. Keharusan wartawan
dalam menuangkan tulisan atau
lisan menuangkannya dalam
format yang sederhana, jelas
dan tidak menimbulkan berbagai
penafsiran. Semakin lama,
wartawan yang bersangkutan memiliki
gaya sendiri yang khas dan
bisa menjadi identitas si wartawan
tersebut.
Menjaga Kepercayaan
Oranga percaya terhadap
fakta-fakta yang dikemukakan wartawan.
Karena itu, wartawan harus
selalu berpikir kritis untuk tidak boleh
mengkhianati kepercayaan yang
diberikan pembaca. Caranya
adalah sekuat tenaga wartawan
memberitakan sesuatu dengan
akurasi yang tinggi.
Kecerobohan wartawan akan kesalahan fakta-
fakta diyakini akan
memerosotkan kepercayaan tersebut yang pada
akhirnya berdampak pada
kebangkrutan media akibat ditinggal
pembaca.
Berpikir Kritis
Profesi sebagai wartawan akan
menimbulkan banyak hal, terutama
orang memberikan informasi
untuk berbagai tujuan. Pemberian
informasi itu bisa jadi
bertujuan untuk kepentingan pemberi
informasi atau kepentingan
kelompoknya untuk “menghancurkan”
lawan-lawan politik atau
hal-hal yang tidak disukai. Karena itu,
wartawan harus berpikir
kritis, harus mampu mengenali hal
tersebut, apakah informasi
itu berisikan fakta-fakta yang benar atau
menyesatkan. Karena itu,
wartawan dituntut untuk
mengembangkan kemampuan
menggali informasi lebih lengkap,
lebih dalam dan lebih
berimbang agar bias dari pemberi informasi
bisa terdistorsi sedemikian
rupa, sehingga pembaca bisa mengenali
fakta yang sebenarnya.
Agresif
Seorang wartawan dituntut
untuk agresif, meskipun sikap ini
terkadang menjengkelkan
sumber yang sedang diwawancara.
Keagresifan ini bertujuan
untuk mengetahui lebih mendalam
tentang berita yang sedang
digali. Jangan biarkan berita itu lewat
begitu saja. Padahal sumber
berada di depan. Gali dan lengkapi
berita itu, sehingga wartawan
menjadi jelas atas sebuah persoalan,
kemudian dibuat laporan untuk
pembaca.
Sopan dan Ramah
Meski agresif, wartawan
dituntut untuk tetap bersifat sopan dan
ramah. Bahkan, keramahan dan
sopan tetap harus ditunjukan
kepada sumber yang tidak
disukai.
Keandalan
Wartawan juga dituntut andal
untuk mengerjakan tugas-tugasnya.
Ketika dia ditugaskan, maka
dari editor hingga mesin percetakan
menunggu hasil pekerjaannya.
Keandalan itu harus dibuktikan
dengan ketepatan waktu dan
merampungkan tugas sesuai dengan
yang ditetapkan.
Uang Bukan Segalanya
Sejak awal harus ditanamkan
dalam benak para calon wartawan,
bahwa uang bukan segalanya
bagi profesi kewartawanan, meskipun
uang sangat berpengaruh
terhadap biaya operasi untuk
mendapatkan berita dan
kehidupan layak bagi si wartawan. Jika
calon wartawan itu berniat
mencari kekayaan yang melimpah ruah
melalui profesi ini,
sebaiknya niat menjadi wartawan itu
diurungkan. Selayaknya, dia
menjadi seorang pengusaha.
Bahwa menjadi wartawan harus
memiliki kesadaran yang lebih
tinggi dari profesi lainya
karena di tangannya informasi
dipercayakan untuk
kepentingan publik. Keyakinan ada nilai-nilai
yang harus diperjuangkan
secara terus menerus dan tidak akan
pernah berhenti selama ada manusia,
ada negara, ada birokrat dan
ada kehidupan di berbagai
bidang. Untuk melukiskan itu, izinkan
menggunakan kata-kata yang
terkesan sangat hebat; ada nilai
kebenaran dari fakta-fakta
yang ingin diketahui masyarakat pada
setiap peristiwa. Fakta-fakta
itu bisa dipercaya masyarakat karena
prosesnya dijalankan oleh
wartawan-wartawan andal yang memiliki
presisi tinggi dalam
mejunjung integritas kewartawanan.
Bagaimana Wartawan Dapat
Berita
- Bagaimana Wartawan Dapat Berita
Dalam beberapa sesi pelatihan
jurnalistik yang diselenggarakan
organisasi kemasyarakatan,
perguruan tinggi maupun organisasi
kemahasiswaan atau pelajar di
Banten, aku seringkali
mendapatkan pertanyaan yang
membuat aku tersenyum.
Bagaimanakah wartawan
mendapatkan berita? Seakan wartawan
itu manusia “super” yang
serba tahu dan selalu terdepan dalam
mendapatkan informasi
terkini.
Kenyataannya, wartawan itu
bukan manusia super yang serba tahu.
Banyak wartawan yang terkena
marah oleh redaktur karena tidak
memperoleh berita yang dimuat
di luar media tempat si wartawan
itu berkerja. Istilah
wartawan adalah kebobolan atau kecolongan. Di
sejumlah peristiwa, kebobolan
itu menyebabkan si wartawan
terkena surat peringatan
(SP). Kalau sudah berkali-kali, boleh jadi
dia akan terkena pemutusan
hubungan kerja (PHK).
Karena itu, wartawan harus
menjalani proses yang panjang untuk
mengasah naluri dalam menilai
situasi dan memperkirakan apa
yang bakal terjadi ke depan.
Kalkulasi perkiraan itu bukan hal yang
mudah dilakukan. Aku punya
seorang mentor yang jago dalam hal
itu. Namanya, Her Suganda,
Kepala Biro Kompas Jawa Barat di
Bandung. Dia bisa
memperkirakan akan terjadi banjir di sebelah
utara Jawa Barat, terutama di
daerah Karawang di sekitarnya
setelah mengetahui ketinggian
air Sungai Citarum.
Prestasi lainnya yang luar
biasa dari mentorku ini adalah
mengkalkulasi keadaan ekonomi
secara umum dan dengan
keyakinannya dia bisa
membuktikan perkiraan bahwa rakyat
Karawang yang merupakan
daerah lumbung padi, saat itu dilanda
kekurangan pangan. Bahkan,
sebagian besar rakyat Karawang
makan eceng gondok, tanaman
gulma yang dianggap sebagai
pengganggu yang menutup
permukaan air. Dan, laporan berita
mentorku ini menjadi heboh
nasional dan bahkan internasional,
apalagi saat itu sistem
kekuasaan yang tersentralistik di Presiden
Soeharto masih berlaku.
Presiden ini tak mau mendengar ada
warganya yang kelaparan,
apalagi sampai makan eceng gondok. Itu
merupakan contoh yang
melukiskan begitu hebatnya naluri seorang
wartawan yang terasah bertahun-tahun
dan dipraktekan dalam
tugas sehari-harinya.
“Aku mengibaratkan wartawan
mencari berita itu seperti orang
belajar sepeda. Di awal
pelajaran, orang itu selalu mengingat
urutan untuk bersepeda
seperti menginjak kaki di pedal, duduk di
sadel dan mengayuh pedal agar
roda berputar. Setelah melaju, dia
harus fokus pada pengendalian
stang (kemudi) sepeda, meluruskan
atau membelokan arah yang
disukai. Ketika akan berhenti, dia pun
harus mengingat rem tangan
dan kaki mana yang turun lebih dulu
agar tidak terjerembab atau
terjatuh. Pada proses berikutnya ketika
mulai lancar, dia sudah tidak
lagi mengingat hal-hal tersebut.
Secara otomatis nalurinya
akan menggerakan tubuhnya untuk
mengendalikan sepeda sesuai
dengan kemauannya. Begitu juga
wartawan pemula yang
tergagap-gagap mencari berita, tapi pada
proses selanjutnya dia tidak
perlu lagi ditanya hendak kemana
mencari berita. Nalurinya
akan berkerja dengan sendirinya untuk
mengendus adanya berita di
suatu tempat. ”
Karena itu, aku sering
menyarankan agar para wartawan pemula
ditugaskan di pengadilan
tingkat pertama atau pengadilan negeri
untuk belajar mendengar dan
menyimak masalah. Bagiku,
pengadilan negeri itu tempat
yang ideal wartawan pemula belajar.
Di sana sudah tersedia
narasumber yang terdiri dari hakim, jaksa,
pengacara dan terdakwa.
Wartawan hanya menyimak apa yang
sedang terjadi dan memilah
informasi yang layak untuk
diberitakan. Menurutku, tak
ada tempat sebaik pengadilan negeri
untuk belajar kewartawanan.
Kembali ke topik semula,
bagaimana wartawan mendapatkan
berita?, maka aku menyusun
beberapa point yang mungkin bisa
memuaskan keingintahuan
tentang hal itu. Bagi wartawan pemula,
point ini juga bisa menjadi
panduan agar tidak tergagap-gagap
ketika memulai tugasnya
sebagai wartawan pemula.
Pengadilan
Sudah diceritakan, ini
merupakan tempat yang ideal bagi wartawan
untuk belajar. Sebab seluruh
masalah hukum akan bermuara di
pengadilan, baik soal
korupsi, perampokan, pelecehan hingga ke
persoalan para pelacur. Bisa
diyakini, setiap hari selalu ada
persidangan semisal sidang
kasus pidana, perdata dan lain-lainnya.
Ingat kasus watergate? Ya,
kasus konspirasi politik yang
menjatuhkan Presiden AS,
Richard Nixon pada tahun 1970-an
berawal dari sebuah sidang
yang berlabel pencurian di kantor
Komite Nasional Demokrat.
Wartawan yang meliputnya merasa
aneh, melihat hadirnya
petinggi Gedung Putih di sidang yang
terkesan remeh, yaitu
pencurian. Investigasi yang dilakukan
wartawan itu mengungkapkan,
kasus itu bukan pencurian biasa,
tetapi upaya untuk memasang
alat penyadap yang dilakukan oleh
pendukung Presiden Nixon.
Hakim yang menyidangkan kasus itu,
John Sirica ternyata jeli
melihat apa yang terjadi dibelakang kasus
tersebut. Hakim itu
memerintahkan agar Presiden Nixon
menyerahkan semua hasil
penyadapan. Dari hasil penyadapan itu
diketahui, hal itu merupakan
praktik Partai Republik untuk
menjatuhkan Partai Demokrat.
Maka persoalan itu berkembang
sedemikian tidak terkendali,
sehingga Mahkamah Agung AS
memutuskan menjatuhkan
putusan yagn sama dengan Hakim John
Sirica. Tak lama, senat
membuat resolusi untuk impeachment atau
tuntutan berhenti ke
presiden, setelah diketahuinya ada korupsi
yang besar di partai
tersebut. Akhrinya Presiden Nixon
mengundurkan diri pada
tanggal 18 Agustus 1974.
Kamar Mayat
Boleh jadi wartawan akan
bosan mengunjungi kamar mayat di
sebuah rumah sakit. Setiap
hari, dia akan melihat daftar mayat
yang disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja, sakit
biasa, korban pembunuhan dan
lain-lain. Tetapi jangan
diremehkan hal ini. Kasus Ditje
dan Arie Hanggara yang
menghebohkan masyarakat
Jakarta berawal dari kamar mayat RS
Cipto Mangunkusumo (RSCM)
Jakarta.
Aku mengetahui persis kasus
Arie Hanggara yang terjadi pada
tahun 1984. Saat itu aku baru
menajdi wartawan Harian Kompas di
Kota Serang dan tengah
menjalani pelatihan di redaksi Kompas di
Jakarta. Eko Warjono, waktu
itu ditugaskan untuk menangani
masalah kriminal. Dia
bercerita, kabar kematian Arie Hanggara
diperoleh Josep yagn
ditugaskan setiap hari menengok kamar
mayat RSCM. Suatu hari, dia
melaporkan ada seorang anak yang
dibawa seorang lelaki pada
subuh hari ke RSCM, tetapi sudah tidak
bernyawa. Dari luka-luka dan
lebam di tubuh anak itu, Josep
meyakini, merupakan hasil
penganiyaan. Maka pada hari itu, Eko
ditugaskan untuk memastikan
apa yang sebenarnya terjadi.
Keesokan harinya, berita soal
kematian Arie Hanggara pun muncul
di halaman satu dengan dugaan
penganiayaan dilakukan oleh
orangtua sendiri. Kecurigaan
awal mengarahkan kepada ibunya
yang berstatus ibu tiri.
Redaksi Kompas akhirnya memutuskan
membentuk tim kecil untuk
menginvestigasi itu dan kebetulan aku
diikutsertakan. Tim itu
dipimpin oleh Eko Warjono. Kasus Arie
Hanggara pun menyita
perhatian Presiden RI, Soeharto yang tidak
memberikan grasi alias
pengampunan terhadap Tino dan Santi,
kedua orangtuanya yang telah
menganiaya Arie Hanggara hingga
tewas. Keduanya dijatuhi
huuman mati oleh pengadilan. Dan kasus
Arie Hanggara ini dibuat film
dengan aktir Dedy Mizwar yang
memerankan Tino, ayah Arie
hanggara dan Joice Erna yang
memerankan Santi, ibu tiri
Arie pada tahun 1985.
Sedangkan kasus Ditje
Budimulyono, seorang pagawati terjadi pada
tahun 1980. Aku belum menjadi
wartawan Kompas. Tetapi
kisahnya hampir sama. Ada
mayat wanita cantik dibawa ke kamar
mayat RSCM. Mayat cantik itu
ditemukan di semak-semak kebun
karet di Kalibata yang
sekarang menjadi Kompleks DPR RI. Hasil
visum et repertum sementara
yang dilakukan dr Muis, dokter
forensik RSCM waktu itu
menegaskan, wanita yang dikenal
bernama Ditje itu tewas
akibat peluru tajam yang ditembakan
berulang-ulang. Dan yang
tidak pernah dipublikasi di media massa
adalah peluru tajam itu
merupakan peluru reguler alias terdaftar di
kesatuan tertentu di Angkatan
Darat (AD). Wartawan yang meliput
krimnal sebenarnya sudah
mengetahui dari kesatuan mana peluru
itu, tetapi media tidak
pernah berani menerbitkannya. Maklum,
kekuasaan sentralistik dan
pengendalian yang sangat ketat
terhadap pers masih berlaku.
Bisa berujung pembreidelan.
Dalam proses pengungkapkan
kasus itu berjalan alot dan aneh.
Tiba-tiba muncul tok Pak De
alias Muhammad Sirodj yang
berprofesi sebagai dukun. Pak
De ini didakwa sebagai pembunuh
Ditje dengan motif yang tidak
pernah jelas. Pak De dihukum
seumur hidup, meskipun
berkali-kali membantah telah membunuh
Ditje. Bahkan Pak De mengaku
tidak pernah kenal dan tidak
pernah bertemu dengan Ditje.
Di luar persidangan dan di
luar semua skenario yang dibuat polisi,
wartawan banyak memperoleh
informasi yang sulit dipublikasikan.
Bahwa Ditje menjalin hubungan
tertentu dengan salah satu suami
anak presiden. Sang istri
yang merupakan anak presiden menangis
dan mengadukan hal itu ke
bapaknya (presiden). Pada malam
pembunuhan itu, sekelompok
orang berbadan tegap dan potongan
rambut cepak mendatangi salon
milik Ditje. Karena Ditje tidak ada,
hanya mengacak-acak salon
itu. Tetapi kelompok ini memburu Ditje
dan ditemukan ketika sedang
mengemudi sebuah mobil di Kalibata.
Dengan kepiawaian menembak
yang tak mungkin dilakukan
seorang amatiran, Ditje pun
tersungkur setelah peluru menembus
kepala dan sejulah badannya.
Kantor Polisi
Kantor polisi dipastikan
selalu ada pengaduan dari masyarakat,
atau selalu ada peristiwa
yang dilaporkan seperti kecelakaan lalu
lintas, pembunuhan, pencurian
berat, pencurian ringan atau hal-
hal sepele yang lucu.
Tantangan yang dihadapi wartawan pemula
adalah keterbukaan polisi
terhadap wartawan masih dinilai kurang.
Apalagi, kalau kasus yang
dilaporkannya menyangkut korpsnya
atau kepolisian memiliki
kepentingan tertentu, bisa diyakini
informasi itu akan ditutup
serapat-rapatnya.
Acara Pemerintahan
Acara resmi yang dilakukan
pemerintahan terkadang
membosankan baik yang
selenggarakan eksekutif (pemerintah)
maupun legislatif.
Pidato-pidato mulai dari presiden, kepala-kepala
daerah di provinsi maupun
kabupaten/kota, persidangan di
lembaga legislatif baik di
DPR RI maupun DPRD cenderung
menunjukan hal-hal yang
prestasi dan menyenangkan mereka
sendiri. Jarang mengungkap
fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di
masyarakat. Karena itu,
wartawan dituntut tidak terpaku dengan isi
pidato-pidato atau laporan
mereka. Wartawan harus bisa
mengembangkan isu-isu yang
termaktub dalam pidato itu dengan
menghubungi pihak-pihak lain
yang tahu persis isu itu
dikemukakan.
Acara Sosial
Acara sosial yang
diselenggarakan lembaga pemerintah atau
lembaga kemasyarakatan
tertentu terkadang menimbulkan isu yang
tidak bisa diduga. Acara
sosialnya sendiri tidak menarik karena
bersifat monoton dan biasanya
memunculkan kesan kedermawanan
yang luar biasa. Karena itu,
wartawan harus cermat menangkap isu
yang dikemukakan, bukan
sekadar sifat kedermawanan, tetapi
ditarik pada kesimpulan yang
lebih universal. Misalnya, acara
memberikan santunan orang
miskin. Bisa saja, wartawan menarik
isu pada yang lebih
universial, berapakah sebenarnya jumlah orang
miskin di Banten? Bagamanakah
pemerintah menangani orang-
orang miskin yang sebenarnya
diamanatkan dalam UUD negara ini?
Sosial Media
Jaringan sosial media seperti
facebook, twitter, instagram, path dan
jaringan chating bisa
dimanfaatkan sebagai sumber awal
mendapatkan berita. Posting
di sosial media itu dicermati dan
dipilah mana yang bisa
menjadikan berita, dan mana yang
merupakan informasi sampah.
Jangan sekali-kali, postingan di
sosial media itu menjadi
sumber utama karena sangat beresiko
terhadap keakuratan dan
keabsahan informasi itu, terutama
terhadap akun-akun yang
bersifat anonim atau tidak menggunakan
nama aslinya.
Inisiatif Sendiri
Umumnya wartawan memiliki
“kegelisahan” sendiri terhadap
berbagai hal. Ini boleh jadi
muncul karena wartawan selalu
mempertanyakan atau skeptis
terhadap informasi yang datang
pada dirinya. Dia selalu
dituntut untuk mendapatkan keabsahan
yang baik dan keakuratan
informasi agar tidak salah dalam
mempublikasikan, atau agar
kegelisahan dalam nuraninya bisa
terjawab. Dalam prosesnya,
muncul ide-ide atau gagasan tentang
sebuah persoalan. Gagasan itu
dicoba ditelusuri apakah benar atau
tidak, yang kemudian
melahirkan tulisan-tulisan yang bagus. Hanya
perlu diwaspadai kelemahan
atas inisiatif sendiri, yaitu wartawan
tidak boleh bersikap telah
mempunyai nilai terhadap sebuah subyek
atau obyek. Jika itu terjadi,
maka wartawan telah bersikap seperti
hakim yang mencari pembenaran
atas pemikirannya. Karena secara
sadar atau tidak, wartawan
akan mencoba menyingkirkan fakta-
fakta tertentu yang tidak
sesuai dengan pemikirannya. Maka
muncullah berita atau tulisan
yang bersikap tidak seimbang dan
cenderung menghakimi obyek
pemberitaan itu.
Bagaimana Menilai Berita Yang
Layak
- Bagaimana Menilai Berita Yang Layak?
Setelah mengetahui bahwa
membuat berita itu mudah dan apa itu
berita, pertanyaan kemudian
adalah apakah setiap kabar itu layak
untuk menjadi sebuah berita?
Lalu, apa yang menjadi landasan
untuk menilai bahwa sebuah
kabar itu layak diberitakan dalam
pengertian jurnalistik?
Para wartawan atau jurnalis
yang telah berpengalaman, setidaknya
sudah 5 tahun menggeluti
profesi ini, tentu tidak akan bertanya-
tanya secara detail. Dalam
dirinya telah terbangun sebuah naluri
tentang nilai berita yang
baik menurut kriteria yang secara umum
berlaku. Dia tidak perlu
menyusun pertanyaan yang panjang untuk
menetapkan bahwa sebuah kabar
sangat layak menjadi berita yang
bakal menarik perhatian
masyarakat. Tetapi bagi wartawan pemula,
ini akan menjadi hambatan
utama yang bisa mamandegkan
puluhan ide tentang sebuah
laporan berita.
Untuk memudahkan memberikan
gambaran tentang kelayakan
berita, coba cermati
peristiwa-peristiwa yang ditulis di bawah ini.
Contoh 1:
Tetangga kita, sebut saja
namanya Kang Mas melangsungkan
pernikahannya dengan seorang
gadis, buat namanya, Nong Mas.
Ijab Kabul pernikahan di
kantor KUA Serang, pada hari Rabu, 20
Februari 2014. Umur Kang Mas
sekitar 33 tahun dan Nong Mas
berumur 25 tahun. Rencananya
mereka akan melangsungkan
resepsinya pada Minggu
tanggal 24 Februari di sebuah gedung yang
mewah di Kota Serang.
Contoh 2:
Seorang pria, sebut namanya,
Priaman yang berumur 67 tahun
menikahi seorang gadis, sebut
namanya Gadismen yang berumur 19
tahun. Resepsi pernikahan itu
berlangsung meriah di sebuah
gedung mewah.
Contoh 3:
Pemerintah Kota Serang menyelenggarakan
pernikahan masal
terhadap 40 pasangan
suami-istri yang selama ini telah hidup
bersama. Ke-40 pasangan
suami-istri itu sebenarnya sudah menikah
di para ustad, tetapi tidak
mencatatkan diri di Kantor Urusan
Agama (KUA). Secara agama,
mereka merupakan pasangan suami-
istri yang sah, tetapi tidak
memiliki keabsahan menurut urusan
negara karena harus
dibuktikan dengan akta pernikahan.
Dari ketiga contoh itu,
manakah peristiwa yang bisa dibuat laporan
untuk diberitakan? Jawabannya
adalah ketiga contoh itu bisa
diberitakan. Namun untuk
menjawab pertanyaan apakah berita itu
menarik, maka diperlukan
sejumlah cara untuk mengetahuinya.
Bisa saja, contoh 1 jauh
lebih menarik untuk dijadikan berita dan
dimuat di media yang dibuat
untuk lingkungan setempat. Contoh 3
bisa sangat layak untuk
diberitakan di media yang beredaran atau
pembacanya lebih banyak di
Kota Serang. Dan contoh 2 menjadi
sangat menarik karena ada
yang tidak biasa dalam peristiwa
pernikahan. Ketidaklaziman
itu adalah seorang lelaki berumur 67
tahun menikahi gadis berumur
19 tahun. Peristiwa itu akan
menimbulkan banyak pertanyaan
yang harus dijawab dalam berita,
dan diperkirakan akan menjadi
perhatian dari pembaca, tidak
hanya pembaca di Kota Serang
saja, boleh jadi pembaca di seluruh
dunia.
Mari kita lanjutkan.
Ada sejumlah pertanyaan untuk
menentukan apakah sebuah kabar
itu layak dijadikan berita
atau tidak. Pertanyaan itu adalah;
Apakah kabar itu baru?
Apakah kabar itu tidak biasa
atau di luar kelaziman?
Apakah kabar itu penting atau
menarik?
Apakah kabar itu menyangkut
orang?
Seberapa kuat berita ini
mempengaruhi pembaca?
Apakah kabar itu baru?
Suatu kabar yang baru menjadi
faktor utama dalam menilai sebuah
berita. Peristiwa tabrakan
yang terjadi pada pagi hari menjadi
penting dan menarik dibandingkan
kisah pembunuhan John F
Kenedy, Presiden AS yang
terjadi puluhan tahun yang lalu.
Tetapi sesuatu yang baru itu
bukan sekadar peristiwa yang baru
terjadi, tetapi lebih pada
apakah peristiwa itu pernah dilaporkan
atau diberitakan atau belum
pernah. Pembunuhan Mao Te Tung
sempat ditahan oleh
pemerintah Cina selama beberapa hari. Ketika
pemerintah Cina merilis
peristiwa itu melalui kantor berita milik
pemerintaha, maka seluruh
dunia menjadikan berita itu sangat
penting dan dimuat di halaman
pertama suratkabar-suratkabar.
Apakah kabar itu tidak biasa
atau di luar kelaziman?
Mari kita cermati kehidupan
sehari-hari. Bagi mereka yang hidup
teratur tentu bukan hal yang
luar biasa jika pada pagi hari bangun,
pergi ke tempat kerja naik
bus kota atau angkutan kota, kemudian
berkerja selama waktu yang
diperlukan dan pada akhirnya pulang
ke rumah dengan menggunakan
angkutan kota. Tidak ada yang
luar biasa dari kejadian
sehari-hari itu. Begitu juga dengan
kehidupan lingkungan yang
lainnya.
Tentu saja kita akan menjadi
hal yang di luar kebiasaan ketika
menemukan seorang pengemudi
angkutan kota atau bus kota yang
sudah berumur 100 tahun. Dia
masih berkerja dengan tekun,
terlihat sehat dengan
pandangan mata yang masih awas. Kisah
pengemudi berumur 100 tahun
itu menjadi sangat menarik bagi
pembaca.
Semboyan yang umum diterima
para jurnalis hingga kini masih
berlaku, yaitu anjing
menggigit manusia itu hal yang biasa dan
bukan berita. Tetapi manusia
menggigit anjing itu merupakan hal
yang luar biasa dan bisa
menjadi berita. Tetapi semboyan ini pun
tidak berlaku secara mutlak.
Ada sekelompok masyarakat di
Indonesia yang dagin anjing
merupaka makanan yang lezat. Jadi
manusia itu menggigit daging
anjing ketika sudah menjadi
makanan tentu bukanlah suatu
berita yang hebat. Kesimpulannya
adalah seuatu yang tidak
biasa terjadi akan menjadi berita yang
menarik bagi pembaca.
Apakah kabar itu penting atau
menarik?
Jawaban dari pertanyaan ini
sesungguhnya sangat subyektif. Tetapi
ini yang melandasi pembaca
untuk tertarik pada sebuah berita dan
menelaahnya dengan baik.
Faktor subyektivitas ini pula yang
menyebabkan tiras sebuah
media cetak naik secara besar-besaran
atau sebaliknya merosot
drastis dan nyaris membuat bangkrut
perusahaannya. Karena itu
para wartawan atau jurnalis dituntut
untuk piawai menafsirkan soal
penting atau menarik tersebut,
kemudian dipadukan dengan
soal penting secara umum.
Jika wartawan menulis soal
serangga wereng, mungkin tulisan
hanya sedikit dibaca. Karena
orang-orang kota tidak begitu tertarik
dengan serangga tersebut.
Mereka merasa tidak terlibat dalam
persoalan itu. Wereng itu
hanya hidup di pedesaan yang masih
memiliki areal sawah.
Sedangkan orang kota tidak begitu paham
tentang serangga wereng.
Tetapi kalau wartawan menulis
tentang serangan hama wereng itu
mengancam persediaan beras di
perkotaan, tentu saja menjadi
sangat penting dan menarik
bagi pembaca yang berada di kota-
kota. Sebab pembaca di kota
itu masih membutuhkan beras sebagai
bahan makanan sehari-hari.
Pasokan beras ke kota dari pedesaan
terancam tidak bidsa
dilakukan karena tanaman padinya telah
habis diserang hama wereng.
Demikian pula dengan berita
tentang penggantian imam di masjid
besar di sebuah kota. Berita
itu tidak akan menjadi perhatian dan
dianggap biasa. Tetapi jika
pengumuman itu menyebutkan bahwa
imam masjid di sebuah kota
itu dipimpin oleh seorang wanita,
maka akan menimbulkan reaksi
luar biasa, terutama di kalangan
umat Islam. Sebab keyakinan
umat Islam menyebutkan, seorang
imam tidak boleh perempuan,
tetapi harus lelaki.
Apakah menyangkut orang?
Banyak tulisan yang baik
dibuat oleh para ahli, tetapi tulisan itu
hanya menjadi catatan atau
sebuah referensi, bukan tulisan yang
sangat diminati pembaca.
Misalnya tulisan tentang hama wereng,
angin topan atau puting
beliung, pergerakan meteor dan
sebagainya. Ya, karena
tulisan itu hanya berisi tentang penjelasan
soal-soal itu, tidak
berkaitan dengan orang.
Ketika wartawan menulis
tentang sebuah peristiwa angin topan
atau puting beliung yang
menghancurkan sebuah kampung, tulisan
itu menjadi perhatian
pembaca. Tentu saja muncul pertanyaan
dalam pembaca, apapakah
peristiwa itu begitu dekat dan akan
mempengaruhi kehidupan
pribadinya? Jika ada perkiraan angin
puting beliung itu akan
menimpa tempat tinggalnya, mereka segera
melakukan tindakan untuk
berjaga-jaga, misalnya untuk sementara
pindah ke rumah saudara atau
temannya yang berada di luar
radius angin puting beliung
itu bakal terjadi.
Seberapa kuat mempengaruhi
pembaca?
Agak sulit untuk secara tegas
menjawab bahwa sebuah berita akan
mempengaruhi pembaca? Tetapi
ada cara untuk meyakinkan soal
itu, yaitu apakah peristiwa
yang bakal diberitakan itu berlokasi
sangat dekat dengan pembaca?
Jika ya, maka dapat diyakini bahwa
berita itu akan segera
berpengaruh. Misalnya, peristiwa serangan
demam berdarah yang semakin
meluas di Kota Serang, tentu akan
menempati halaman utama di
suratkabar-suratkabar yang terbit di
Kota Serang. Tetapi mungkin
hanya menempati beberapa paragraf
di suratkabar yang terbit di
Sulawesi atau Bali.
Ini bisa terjadi karena pembaca
akan selalu berpikir, apakah
dampaknya berita tersebut
terhadap kehdiupan pribadi atau
keluarganya yang disayangi.
Berita demam berdarah tentu akan
menimbulkan tindakan
penyelamatan diri atau keluarganya agar
tidak terkena serangan demam
berdarah.
Kenali Sifat-Sifat Berita
- Kenali sifat-sifat berita
Sebelum melangkah pada
rencana dan teknik membuat berita, mari
kita cermati sifat-sifat
berita. Sifat itu merupakan sesuatu yang
melekat dan tampak pada
berita dan merupakan ciri khas yang
mudah dikenali. Begitu banyak
sifat berita yang ditulis berbagai
ahli, tetapi mari dikemukakan
sifat berita yang ditulis Mitchel
Stpehens yang menyusun buku A
History of News pada tahun 2007.
Sifat berita itu adalah;
Aktual atau Baru
Aktual atau sesuatu yang baru
merupakan ciri khas yang paling
menonjol dari berita.
Peristiwa pembantaian Hitler terhadap
200.000 orang yang dianggap
cacat secara genetis dan gila yang
terjadi pada tahun 1940-an,
tentu tidak akan menarik dan
menempati halaman utama media
jika tidak ada peristiwa kekinian
yang mengkaitkan hal
tersebut. Media tentu akan memuat di
halaman utama peristiwa
kecelakaan lalu lintas yang menewaskan
10 pelajar SMA yang terjadi
kemarin.
Kedekatan
Peristiwa kecelakaan yang
menewaskan 10 orang di Kota Serang
tentu akan dimuat di halaman
satu di media cetak yang terbit di
kota itu. Tetapi, berita itu
mungkin hanya menempati beberapa
paragraf atau alinea di media
cetak yang terbit di Jakarta, Bandung
atau Surabaya. Mengapa
begitu? Karena ada unsur kedekatan
antara pembaca di Kota serang
dengan peristiwa itu. Tetapi bagi
pembaca media cetak di
Surabaya, unsur kedekatan itu tidak ada.
Peristiwa itu terasa jauh di
ujung Pulau Jawa sebelah barat.
Penting
Sifat ini memang masih bisa
diperdebatkan. Ada peristiwa yang
penting bagi sekelompok
masyarakat tertentu, tetapi tidak penting
bagi kelompok masyarakat
lainnya. Meski begitu, entah disadari
atau tidak, kata penting itu
menjadi sama persepsinya ketika
menyangkut kepentingan yang
lebih umum atau bersama.
Contohnya, berita soal
larangan berdagang di torotoar di pusat
pertokoan Royal tentu penting
bagi para pelaku bisnis di Royak,
Kota Serang, tetapi tidak
penting bagi pedagang lain di pusat bisnis
lainnya.
Cermati yang ini. Berita soal
langkanya beras atau gas elpiji ukuran
3 Kg atau 12 Kg menjadi
penting bagi warga Kota Serang. Warga
Kota Serang masih butuh makan
dan bahan makanannya adalah
nasi dari beras. Maka kata
penting akan disepakati dan
dipersepsikan sama ketika
menyagkutan kepentingan warga secara
keselruhan, atau mayoritas
warga.
Berdampak
Suatu berita akan berdampak
atau berpengaruh hal tertentu.
Dampak itu bisa berskala
kecil hanya pada kelompok tertentu atau
berskala massal. Contoh
dampak berskala kecil adalah rencana
kenaikan harga kapur tulis.
Hanya kelompok tertentu yang benar-
benar menggunakan kapur tulis
yang merasakan dampak berita itu.
Contoh berdampak skala
massal; rencana pemerintah menaikan
harga listrik, bensin, gas
dan sejenisnya.
Konflik
Boleh jadi ini berkaitan
dengan insting dasar manusia, senang
mendengarkan atau membaca
berita yang berisikan konflik. Konflik
antara partai peserta Pemilu,
konflik antara pemerintah dengan
DPR dan seterusnya.
Seks
Ini juga berkaitan dengan
insting dasar manusia. Orang akan
tertarik secara naluriah
terhadap berita yang berkaitan dengan hal
itu seperti percerian,
perselingkuhan dan sebagainya.
Ketegangan
Menggambarkan kondisi atau
situasi yang penuh dengan
“ketegangan” pada momen
tertentu sangat disukai oleh pembaca,
pendengar dan penonton.
Misalnya, ketegangan pada saat upaya
melepaskan para sandera.
Contoh lainnya saat-saat pelantikan
presiden.
Kemajuan
Berita tentang perkembangan
teknologi, inovasi baru atau
perubahan atas sebuah proses
perubahan dari kondisi lingkungan
yang buruk ke lingkungan yang
lebih baik.
Emosi
Apa yang Anda pikirkan ketika
membaca berita, mendengar atau
menonton berita tentang bayi
yang dibuang di tempat sampah.
Atau bagaimana reaksi Anda
terhadap seorang kakek renta yang
miskin dibuang ke sebuah pos
jaga RW oleh pengelola rumah sakit
karena tak mampu membayar
biaya pengobatannya. Setelah
dibuang, kakek renta itu
meninggal. Tentu Anda marah. Itulah
salah satu berita yang
bersifat mengundang empati atau emosi
pembacanya.
Lucu (Humor)
Simak berita ini; Seorang
hakim berkali-kali menghentikan sidang
pencurian terhadap burung beo
yang berharga mahal. Burung beo
itu ada dalam sangkar di
persidangan sebagai barang bukti.
Persidangan itu menjadi kacau
ketika setiap orang – jaksa,
pengacara, terdakwa atau
hakim – menyebut kata bapak, ibu atau
saudara, burung beo itu
langsung mengucapkan kata-kata makian
dan kata-kata cabul. Semula
orang di persidangan hanya tertawa
atau tersenyum, tetapi
semakin lama hakim merasa teranggu
dengan aksi burung beo
tersebut. Akhirnya persidangan
diristirahatkan dan diperintahkan
agar burung beo disingkirkan
dari ruang sidang.
Langkah-Langkah Mewujudkan
Berita
- Langkah langkah mewujudkan berita
Tempatkan diri Anda sebagai
wartawan. Ketika bercakap-cakap
dengan tetangga atau kolega,
Anda mendapatka informasi yang
bisa diyakini merupakan
sebuah berita yang menarik. Atau Anda
membaca status teman di BBM,
Facebook, Twitter dan sejenisnya.
Apa yang harus dilakukan?
Sebagai wartawan, tentu Anda
harus mencari sejumlah informasi
yang lebih lengkap. Namun
harus diingat, informasi yang beredar di
era teknologi informasi
sekarang ini sering berupa sampah atau
hoax. Informasi itu
disebarkan melalui jejaring sosial seperti
facebook, twitter, instagram,
path atau media pengiriman pesan
seperti BBM, whatsap, line
dan sebagainya. Berikut contoh
informasi dan langkah-langkah
untuk mewujudkan informasi itu
menjadi sebuah berita;
Contoh 1
Informasi:
Telah terjadi kecelakaan lalu
lintas di Serang, 15 orang meninggal.
Langkah;
1. Cek informasi itu ke
kantor kepolisian yang wilayah kerjanya
mencakup perkiraan lokasi
kecelakaan terjadi. Biasanya, ada
bagian Laka yang merupakan
singkatan dari Kecelakaan Lalu
Lintas. Kumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya mulai dari waktu
kejadian, lokasi peristiwa
itu terjadi, jumlah korban yang luka
parah, luka ringan atau yang
tewas. Biasanya informasi dari
kepolisian tidak mendetail.
2. Coba cari informasi ke
kamar mayat atau instalasi gawat darurat di
rumah sakit. Bisa rumah sakit
yang merupakan rujukan semua
kecelakaan atau rumah sakit
yang terdekat dengan lokasi peristiwa
itu terjadi. Bahkan, bisa
jadi para korban yang menderita luka itu
untuk sementara diberi
pertolongan di Puskesmas atau klinik
kesehatan yang terdekat dari
lokasi kejadian. Catatan alamat dan
korban yang luka dan yang
meninggal.
3. Datangi lokasi kecelakaan
itu terjadi. Ini untuk memudahkan Anda
untuk menggambarkan peristiwa
dalam laporan berita. Buat foto-
foto. Jika beruntung, proses
evakuasi korban atau kendaraan yang
kecelakaan masih berlangsung.
4. Wawancara pihak-pihak yang
terlibat dalam peristiwa itu. Misalnya
wawancara korban yang selamat
untuk menggambarkan detik-detik
peristiwa terjadi. Wawancara
pengemudi atau kernet jika masih
ada. Wawancara kepolisian
lalu lintas yang menangani peristiwa
tersebut. Wawanara saksi
peristiwa itu jika ada. Catat juga identitas
lengkap, termasuk identitas
kendaraannya seperti nomor polisi
(pelat nomor kendaraan) dan
seterusnya.
5. Sebagai wartawan, Anda
jangan hanya terfokus pada peristiwa
kecelakaan lalu lintas saja,
meskipun dari jumlah korban, yaitu 15
orang meninggal sudah
merupakan peristiwa yang diyakini bakal
menarik perhatian pembaca.
Anda harus ingat, kisah tentang
manusia atau hal yang
berkaitan dengan orang akan menarik.
Cermati daftar korban yang
luka atau tewas. Jika ada seorang bayi
atau anak kecil, itu
merupakan kisah yang bisa jadi menarik. Atau
ada korban tewas merupakan
suami-istri yang ternyata memiliki
anak yang masih berumur di
bawah 10 tahun. Bagaiaman nasib
anak itu setelah ditinggal ayah-ibunya?
Atau seorang lelaki yang
sebenarnya pulang ke
kampungnya naik kendaraan itu untuk
menikah.
Contoh 2
Informasi:
Seorang ibu pulang dari
warung dengan muka cemberut. Ketika
ditanya, dia jengkel karen
harga kebutuhan pokok terus naik,
termasuk beras.
Langkah:
1. Pergi ke pasar yang
merupakan pasar yang dijadikan pusat belanja
warga. Biasanya berupa pasar
trasional, bukan pasar super market.
Coba dapatkan informasi
komoditi apa saja yang mengalami kenaik
dan cermati apakah kenaikan
harga itu melonjak atau naik dengan
skala yang masih relatif
kecil.
2. Tanyakan ke padagang
penyebab kenaikan harga tersebut.
3. Informasi dari para
pedagang itu sudah bisa dijadikan berita
tentang kenaikan harga barang
kebutuhan pokok, tetapi belum bisa
menggambarkan secara
menyeluruh tentang apa yang sebenarnya
terjadi pada kenaikan harga
tersebut.
4. Coba hubungi pejabat yang
menangani pedagangan atau pasar,
tanyakan peyebab kenaikan
harga itu menurut pendapatnya.
5. Coba juga mencari daerah
atau asal komoditi itu dikirim ke pasar
tersebut. Apakah memang harga
di tingkat petani / produksi
mengalami kenaikan atau ini
ulah pedagang yang ingin mengambil
keuntungan besar tanpa peduli
dengan warga tak mampu untuk
membeli barang kebutuhan
pokok tersebut. Atau ulah pedagang
sengaja menimbun barang
kebutuhan pokok itu agar persediaan di
pasar semakin menipis, yang
akan berakibat pada naiknya harga
sesuai dengan hukum ekonomi.
6. Cari para pedagang itu dan
wawancari, jangan lupa dicatat,
direkam dan buat
foto-fotonya.
7. Jika dugaan terjadi
penimbunan barang kebutuhan pokok oleh
pedagang, maka sebagai
wartawan coba tanyakan hal itu kepada
pejabat yang berwenang mulai
dari kepolisian, instansi
perdagangan dan jika
diperlukan tanyakan ke anggota DPR RI
atau DPRD.
Contoh 3
Informasi:
Ketika berkunjung ke rumah
sakit, Anda melihat seorang anak yang
kurus tengah diinfus.
Kondisinya memprihatinkan dan terkesan
seperti penderita gizi buruk.
Langkah:
1. Pastikan anak tersebut
memang dirawat karena gizi buruk.
2. Coba tanyakan ke rumah
sakit tersebut berapa pasien yang serupa.
Dari kelompok masyarakat yang
mampu (kaya) atau dari kelompok
miskin. Tanya juga ke Dinas
Kesehatan setempat, apakah punya
catatan tentang penderita
gizi buruk Tanya juga daerah-daerah
yang rawan gizi buruk.
Tanyakan juga bagaimana pemerintah
menangani gizi buruk. Tanya
penyebab secara umum, mengapa
terjadi gizi buruk.
3. Dapatkan informasi alamat
tempat tinggal pasien gizi buruk itu,
datangi dan wawancara.
4. Perhatikan kondisi
keluarga, rumah dan asupan makanan. Dalam
banyak kasus, penderita gizi
buruk ini ternyata tidak mampu
membeli beras yang harganya
terus melambung. Mereka membeli
nasi aking, yaitu nasi bekas
dari berbagai tempat, kemudian
dikeringkan dan dimasak
kembali seperti memasak beras.
Wawancara Sederhana
- Wawancara Sederhana
Ada dua jenis wawancara untuk
keperluan berita. Pertama,
wawancara dadakan karena
bertemu dengan sumber berita tidak
direncanakan. Kedua,
wawancara yang dipersiapkan secara matang
dengan referensi yang cukup
tentang sebuah persoalan.
Wawancara dadakan bisa
dilakukan wartawan ketika dalam sebuah
momen bertemu dengan sumber
berita yang relevan dengan
persoalan-persoalan yang
sedang berkembang saat ini. Jika ini
terjadi, wartawan harus siap
dengan berbagai alat penunjang
seperti alat perekam, alat
tulis dan catatan. Kesiapan lainnya adalah
wartawan setidaknya
mengetahui serba sedikit persoalan yang
ditanyakan, sehingga
wawancara bisa berjalan lancar.
Sedangkan wawancara yang
direncanakan secara matang, tentu
saja lebih baik daripada
wawancara dadakan. Ada tiga tahap
dalam wawancara yang
disiapkan.
Pertama, sebelum wawancara
terdiri dari;
Topik Wawancara
Pilih topik untuk melakukan
persoalan. Pelajari dari berbagai aspek
dari topik tersebut. Wartawan
bisa meminta bantuan Bagian
Litbang atau Perpustakaan
perusahaan media jika ada untuk
mengumpulkan bahan-bahan yang
dimaksud. Namun di era
sekarang, wartawan lebih
dimudahkan dengan fasilitas pencarian di
internet melalui mesin
pencari seperti Google, Yahoo, Bing dan lain-
lainnya. Referensi itu
dinilai memadai untuk mengusai topik
wawancara.
Narasumber
Tentukanlah narasumber yang
akan diwawancara. Misalnya, jika
topik tentang pertanian, maka
sejumlah narasumber bisa dipilih
seperti Menteri Pertanian,
pejabat pertanian yang berkompeten,
pakar pertanian dari
lingkungan akademik. Kumpulkan informasi
tentang narasumber itu
seperti pendidikan, jabatan, tingkat
kepakaran dan sebagainya.
Informasi seperti ini dibutuhkan saat
wawancara berlangsung.
Susun Pertanyaan
Wartawan menyusun pertanyaan
untuk memudahkan saat proses
wawancara berlangsung.
Pertanyaan-pertanyaan yang disusun
diupayakan tidak
bertele-tele, tetapi langsung ke pokok persoalan.
Dalam penyusunan itu bisa
juga digunakan konsep 5 W + 1 H
untuk mempertajam pertanyaan,
terutama why (mengapa) dan
how (bagaimana). Setelah
tersusun, kaji kembali apakah susunan
pertanyaan itu sudah mencakup
apa yang diinginka atau
memperjelas persoalan yang
akan disajikan.
Alat Bantu
Siapkan alat bantu dalam
proses wawancara. Alat bantu itu adalah
alat perekam dan alat tulis.
Upayakan alat perekam ada dua buah.
Ini untuk mencegah jika alat
perekam yang satu mengalami
kendala seperti tidak bisa
berfungsi atau hal-hal lain yang
menyebabkan tidak terekamnya
hasil wawancara. Jika hal itu
terjadi, maka wartawan masih
punya cadangan satu alat perekam
yang berfungsi. Dalam
beberapa momen, wartawan didampingi
fotografer atau dia
dilengkapi dengan kamera untuk mengambil
momen tertentu.
Kedua, ketika wawancara
berlangsung.
Fungsikan Alat
Dua alat perekam sudah
difungsikan dan alat tulis sudah disiapkan
di tangan Anda, ketika
wawancara akan berlangsung. Jangan
sampai di tengah wawancara,
Anda baru menyadari belum
dilakukan perekaman.
Cermati Ucapannya
Ajukan pertanyaan secara
jelas dan sopan dari susunan pertanyaan
yang sudah dibuat. Tetapi
Anda harus mencermati setiap perkataan
narasumber. Jika ada
kata-kata atau kalimat asing yang tidak
dipahami, jangan malu untuk
meminta penjelasan soal itu kepada
narasumber. Sikap sok tahu
justru merugikan Anda karena tidak
memahami istilah-istilah yang
digunakan. Jika dalam wawancara
ada topik-topik yang menarik
lainnya, jangan sungkan juga untuk
mengajukan beberapa
pertanyaan untuk menjelaskan hal itu,
meskipun tidak ada dalam
daftar pertanyaan.
Biarkan Bicara
Kegagalan terbesar dalam
wawancara adalah wartawan menutup
narasumber untuk berbicara
secara leluasa. Ini disebabkan
wartawan terlalu banyak
bicara dan ingin menimbulkan kesan
kepada narasumber bahwa
dirinya pintar. Karena itu, sikap terbaik
dalam wawancara adalah
biarkan narasumber banyak bicara.
Wartawan tetap harus bersikap
pura-pura tidak tahu, dan
menunjukan bahwa tugas
wartawan adalah bertanya.
Data Pribadi
Terakhir, jangan sungkan
untuk bertanya hal-hal yang bersifat
pribadi. Misalnya, meminta
nomor ponsel, email, nama istri dan
anak-anaknya, alamat rumah,
tingkat pendidikan dan pengalaman
yang mungkin berkaitan dengan
topik wawancara. Ini untuk
memudahkan wartawan mengontak
ulang jika hasil wawancara itu
tidak jelas.
Ketiga, setelah wawancara
Transkrip
Buatlah transkrip atau
salinan wawancara dari rekaman. Upayakan
transkrip itu utuh. Ini untuk
memudahkan wartawan menentukan
memilih dan memilah hasil
wawancara yang disesuaikan topi.
Setelah itu, wartawan tinggal
menentukan apakah wawancara itu
akan dibuat tulisan dengan
struktur piramida kubus yang
pertanyaan dan jawaban
ditulis dalam tempat yang berurutan.
Atau hasil wawancara itu
sebagai bahan tulisan profil narasumber.
Persiapan Menulis Berita
- Persiapan menulis berita
Kita sudah berusaha
mengumpulkan informasi yang lengkap dan
detail sebuah peristiwa.
Selanjutnya, kita mempersiapkan untuk
menulis laporan untuk
dipublikasikan melalui media. Cara
penulisan itu sangat
tergantung pada jenis media yang akan
melansir berita kita, visi
dan misi perusahaan media, jumlah dan
penyebaran pembaca media
tersebut.
Wartawam media cetak dan
online menggunakan kata-kata dalam
mengemukakan ide-ide dan
melukiskan peristiwa itu terjadi.
Wartawan cetak dan online ini
dibatasi oleh space atau halaman
yang tersedia, terutama bagi
media cetak soal space halaman ini
sangat ketat berlaku.
Wartawan online memang dibatasi juga oleh
space, tetapi sifatnya lebih
longgar. Hal ini disebabkan teknologi
website yang semakin maju.
Namun dari pertimbangan pembaca,
sebuah berita yang terlalu
panjang akan meletihkan pembaca yang
pada akhirnya akan berpindah
ke website berita lainnya.
Sedangkan wartaan radio
mengutamakan audio/suara untuk
menyampaikan berita. Wartawan
jenis ini dibatasi oleh durasi
waktu. Penyusunan kata-kata
dan kecepataan membaca harus
mampu menepati dan tidak
melebihi waktu yang disediakan.
Terakhir, wartawan televisi
menggunakan audio dan gambar
bergerak untuk melansir
berita. Ada jargon, berita televisi itu tidak
lengkap tanpa gambar bergerak
atau film, meski masih bisa
menggunakan audio atau suara
sebagai alat penyampai berita.
Wartawan televisi juga
dibatasi dengan durasi waktu yang
disediakan.
Ketiga jenis media itu tetap
masih menggunakan kaidah-kaidah
jurnalistik dalam penyusunan,
pemilihan dan pengukuran nilai
berita. Kaidah itu yang
menentukan apakah sebuah berita itu
menarik atau tidak yang
disesuaikan dengan masing-masing jenis
medianya. Dan, dasar-dasar
jurnalistik untuk tulis bisa digunakan
untuk sebagai dasar pelatihan
bagi wartawan radio dan televisi.
Kembali ke persiapan menulis
berita, mari kita lihat informasi apa
saja yang telah dikumpulkan.
Kita menggunakan Contoh 1 untuk
hal ini, dan menggunakan
kerangka dasar jurnalistik tulis. Contoh 1
menyebutkan informasi
kecelakaan lalu lintas yang menewaskan 15
orang. Hasil pengumpulan
infomasi yang menggunakan langkah-
langkah mewujudkan berita
sebagai berikut;
Pengumpulan Fakta:
Kecelakaan lalu lintas itu
pada sebuah truk bernomor polisi A 75556
PA. Nama pengemudinya, Madun
umur 35 tahun. Kernet atau
pembantu sopir bernama Asep
umur 30. Sopir dan kernet
bertempat tinggal di Menes,
Kabupaten Pandeglang. Truk disewa
oleh SMKN 2222 Pandeglang
untuk mengangkut murid-murid ke
tempat Jambore Pramuka di
Mengger, Pandeglang.
Hari Minggu, tanggal 2 Maret
2014, pukul 12.00 WIB, truk
mengangkut 40 pelajar dari
SMKN Pandeglang ke Batubantar. Saat
itu hujan deras turun. Di
Mengger, jalan menuju lokasi Jambore
memang menanjak cukup tajam.
Diperkirakan, truk tidak kuat
menanjak. Truk merosot karena
ban mobil tak bisa menahan beban
truk. Kemudian truk terguling
dan meluncur deras dari ketinggian
jalan tersebut. Truk
berguling berkali-kali dan berhenti ketika
sampai di jalan yang landai
atau di bawah jalan menanjak tersebut.
Sebanyak 15 orang meninggal.
Sopir dan kernetnya tewas dalam
kecelakaan.
Hasil Wawancara:
Babah, Kepala SMKN 2222
Pandeglang; Jambore Pramuka di
Mengger itu merupakan
kegiatan rutin sekolah yang diadakan
setiap 2-3 bulan sekali.
Kendaraan truk digunakan oleh rombongan
Pramuka karena ongkos sewanya
lebih murah hanya Rp300.000.
Kendaraan truk juga bisa
mengangkut lebih banyak orang.
“Kalau pake angkutan kota
atau mobil elf, coba berapa sewanya?
Tetapi tolong pak ini
benar-benar musibah. Kami sangat bersedih
dengan kecelakaan ini,” katanya.
Andi, pelajar SMKN yang
selamat. “Enggak ingat persis. Aku
dengan teman-teman sedang di
atas truk. Lagi hujan gede. Tapli
aku gak bisa lihat. Kan
Ditutup terpal atasnya. Tahu-tahu truk
berguling ,” katanya.
Setelah terkumpul informasi
seperti di atas, kita sudah siap menulis
berita. Tapi nanti dulu. Kita
akan dikenal tiga alat penting untuk
memudahkan menulis berita.
Ketiganya adalah rumus kuno 5W + 1
H yang sempat diperkenalkan
dalam tulisan Menulis Itu Mudah,
lead atau intro atau kepala
berita straight atau simple news dan
piramida terbalik. Tentu saja
dalam sesi pelatihan berikutnya
memperdalam ketiga alat
penting tersebut.
Rumusan kuno 5W-1H
- Rumusan kuno
Rumus Kuno dan Ajaib 5W + 1 H
Posted on 06/03/2014
Rumus kuno ini, 5 W + 1 H sangat
ampuh untuk menuntun
wartawan menyusun berita dan
tulisan jenis lainnya. Ternyata,
rumus ini juga tak hanya
digunakan oleh para wartawan, tetapi
dipakai para peneliti,
pengarang sastra dan sebagainya.
Rumus kuno ini dikemukakan
dan digunakan pertamakali oleh
Rudyard Kipling yang lahir di
India, tanggal 30 Desember 1865 dan
meninggal 18 Januari 1936.
Ayahnya bernama J Loockwood Kipling
CIE yang bertugas sebagai
pegawai pemerintah Inggris yang
ditempatkan di India. Saat
itu India masih di bawah kekuasaan
Inggris. Rudyard Kipling
memilik nama lengkap, Joseph Rudyard
Kipling dan merampungkan
pendidikannya di United Service
College, Westward Hoo di
India tahun 1882.
Kemudian, Rudyard Kipling
menjadi asisten editor majalah The
Civil and Militery Gazette
dan The Pioneer selama 7 tahun lebih. Dia
banyak menghasilkan
karya-karya sastra dan buku manual tentang
pers. Rudyard Kipling
memperoleh penghargaan Nobel untuk
sastra pada tahun 1907.
Dalam bukunya berjudul Plain
Tales From Hills yang diterbitkan
tahun 1887, Rudyard Kipling
banyak menulis tentang pedoman
membuat berita untuk para
wartawan, di antaranya rumus 5 W + 1
H. Rumus itu merupakan
kepanjangan dari What (apa), Who
(siapa), When (kapan), Where
(dimana), Why (mengapa) dan How
(bagaimana). Dan, sejak itu,
di kalangan wartawan atau para
mentor wartawan, tidak ada
rumus yang paling mudah digunakan
dan diajarkan selain rumus
ajaib yang dikemukakan Rudyard
Kliping.
Masih ingat posting berjudul
Membuat Berita Itu Mudah di blog
ini? Metode yang digunakan
dalam posting itu adalah rumus 5 W +
1 H. Mari kita urai rumus
tersebut, kemudian kita akan terapkan
pada informasi yang
dikumpulkan dalam posting Persiapan
Menulis Berita. Berikut
kutipan hasil pengumpulan informasinya;
Pengumpulan Fakta:
Kecelakaan lalu lintas itu
pada sebuah truk bernomor polisi A 75556
PA. Nama pengemudinya, Madun
umur 35 tahun. Kernet atau
pembantu sopir bernama Asep
umur 30. Sopir dan kernet
bertempat tinggal di Menes,
Kabupaten Pandeglang. Truk disewa
oleh SMKN 2222 Pandeglang
untuk mengangkut murid-murid ke
tempat Jambore Pramuka di
Mengger, Pandeglang.
Hari Minggu, tanggal 2 Maret
2014, pukul 12.00 WIB, truk
mengangkut 40 pelajar dari
SMKN Pandeglang ke Batubantar. Saat
itu hujan deras turun. Di
Mengger, jalan menuju lokasi Jambore
memang menanjak cukup tajam.
Diperkirakan, truk tidak kuat
menanjak. Truk merosot karena
ban mobil tak bisa menahan beban
truk. Kemudian truk terguling
dan meluncur deras dari ketinggian
jalan tersebut. Truk
berguling berkali-kali dan berhenti ketika
sampai di jalan yang landai
atau di bawah jalan menanjak tersebut.
Sebanyak 15 orang meninggal.
Sopir dan kernetnya tewas dalam
kecelakaan.
Hasil Wawancara:
Babah, Kepala SMKN 2222
Pandeglang; Jambore Pramuka di
Mengger itu merupakan
kegiatan rutin sekolah yang diadakan
setiap 2-3 bulan sekali.
Kendaraan truk digunakan oleh rombongan
Pramuka karena ongkos sewanya
lebih murah hanya Rp300.000.
Kendaraan truk juga bisa
mengangkut lebih banyak orang.
“Kalau pake angkutan kota
atau mobil elf, coba berapa sewanya?
Tetapi tolong pak ini
benar-benar musibah. Kami sangat bersedih
dengan kecelakaan ini,”
katanya.
Andi, pelajar SMKN yang
selamat. “Enggak ingat persis. Aku
dengan teman-teman sedang di
atas truk. Lagi hujan gede. Tapli
aku gak bisa lihat. Kan
Ditutup terpal atasnya. Tahu-tahu truk
berguling ,” katanya.
Informasi di atas kita
rumuskan dengan 5 W + 1 H sebagai berikut:
What:
Truk Nopol A 75556 PA
mengangkut 40 pelajar terbalik dan masuk
jurang
Who:
15 Tewas dari 40 pelajar SMKN
2222 Pandeglang
Where:
Tanjakan menuju Mengger,
Kabupaten Pandeglang
When:
Minggu, 2/3-2014, pukul 12.00
WIB.
Why:
Jalan menjadi licin akibat
hujan deras mengguyur
How:
Truk yang tengah menapaki
jalan menanjak, tiba-tiba merosot,
kemudian meluncur dengan
deras ke bawah. Truk pun terbalik
berguling berkali-kali dan
akhirnya meluncur ke jurang.
Setelah kita kelompokan
fakta-fakta dengan rumus ajaib itu, kita
memasuki tahap untuk
mengetahui struktur berita berupa Piramida
Terbalik.
Struktur Berita Piramida
Terbalik
- Struktur berita piramida terbalik
Salah satu alat untuk
menuntun wartawan menyusun berita adalah
piramida terbalik. Alat itu
merupakan struktur berita yang
menempatkan informasi dengan
urutan prioritas paling penting di
bagian atas, kemudian
disusunan berikutnya dengan derajat
penting yang berbeda-beda.
Apa manfaat menyusun berita
dalam bentuk piramida terbalik?
Manfaat utama dari struktur
piramida terbalik berkait dengan
space atau ruang dalam
halaman yang disediakan untuk memuat
berita. Ketika berita itu
terlalu panjang dan tidak cukup untuk
dimuat di halaman yang
disediakan, maka editor bisa membuang
bagian berita itu mulai dari
paling bawah atau derajat informasi
pentingnya yang paling rendah
yang biasanya diletakan di bagian
bawah atau akhir berita.
Dalam kondisi ekstrem, ruang
atau halaman yang tersedia untuk
berita itu hanya cukup untuk
memuat lead atau kepala berita. Lead
berita itu harus tetap layak
sebagai sebuah berita yang memiliki
informasi bermanfaat bagi
pembaca. Ini bisa dilakukan dengan
mencampur teknik penulisan
dengan rumus ajaib 5 W + 1 H.
Sehingga berita yang telah
dipotong hingga tersisa hanya lead bisa
bermakna bagi pembaca.
Perhatikan gambar struktur
berita berbentuk Piramida Terbalik di
bawah ini:
Struktur Berita Piramida
Terbalik
Lead / Prioritas Utama
Penting
Lead atau kepala berita
merupakan puncaknya. Pada urutan paling
puncak yang menempati derajat
prioritas utama pentingnya
informasi ini, wartawan harus
menuliskan informasi utama.
Setidaknya, pada bagian ini
wartawan harus menjawab sebagian
besar unsur 5 W + 1 H. Kenapa
begitu? Jika pemotongan berita
yang dilakukan editor karena
keterbatasan halaman, berita ini
masih memiliki arti dan layak
sebagai sebuah berita.
Neck / Sangat Penting
Neck atau leher berita
menempati urutan sangat penting. Bagian ini
disebut neck atau leher
karena umumnya merupakan peralihan alur
atau penyambung alur ide
berita yang ada pada bagian lead atau
kepala berita untuk
dilanjutkan pada gagasan-gagasan yang
tertuang pada bagian
berikutnya yang menempati derajat prioritas
lebih rendah.
Body / Penting
Pada bagian body, umumnya
merupakan penjabaran dari gagasan
berita yang termaktub dalam
lead dan neck. Penjabaran itu bisa
merupakan jawaban why
(mengapa) dan how).
Body Lanjutan / Kurang
Penting
Di bagian ini, berbagai data
yang tidak terlalu penting ditempatkan.
Misalnya daftar nama
orang-orang yang mengalami kecelakaan
atau hal-hal lain yang jika
dihilangkan oleh editor tidak terlalu
berpengaruh terhadap
substansi atau pokok bahasan berita
tersebut.
Nah, pada sesi berikutnya,
kita akan menelaah sebuah lead, intro
atau kepala berita yang
simpel atau ringkas.
Menggunakan Lead Straight
atau Simple
- Menggunakan led straight atau simple
Banyak istilah yang
disematkan pada kepala berita. Ada yang
menyebut intro, ada juga yang
mengatakan lead. Tetapi di kalangan
wartawan atau jurnalis
disebut lead atau kepala berita. Bagi
wartawan pemula, sebaiknya
menggunakan lead yang ringkas atau
simpel, meski lead jenis ini
pun hingga sekarang tetap menjadi
favorit bagi wartawan yang
sudah bertahun-tahun menggeluti
profesinya.
Lead yang ringkas ini dikenal
dengan beberapa istilah. Ada yang
menyebut straight news
(langsung), ada yang mengatakan peg news
(pasak) dan ada yang
menggunakan istilah simple news. Semua
istilah itu mengacu kepada
sebuah lead yang dibuat sedemikian
rupa dengan ringkas, langsung
atau tidak bertele-tele.
Dalam posting sebelumnya,
kita sudah dikenalkan dengan rumus
ajaib dan struktur berita
piramida terbalik. Mari kita ambil contoh
dari informasi yang dikumpulkan
dalam posting Persiapan Menulis
Berita. Dari informasi yang
dikumpulkan itu, maka kami mencoba
menyusun berita dengan
struktur piramida terbalik dan lead yang
ringkas. Sebagai berikut:
Lead:
Sebanyak 15 pelajar SMKN 2222
Pandeglang tewas setelah truk
Nopol A 75556 PA yang
mengangkut mereka jatuh ke jurang di
tanjakan Mengger. Pandeglang,
Minggu (2/2-2014), pukul 12.00
WIB. Sedangkan 35 pelajar
lainnya menderita luka parah.
Neck:
Polisi masih menyelidiki
penyebab kecelakaan truk pengangkut
pelajar itu. “Sementara ini
kami menduga kecelakaan disebabkan
jalan menjadi licin akibat
hujan deras yang turun. Truk tidak kuat
menanjak dan tergelincir ke
jurang,” kata polisi di tempat kejadian.
Body:
Keterangan yang dihimpun
menyebutkan, truk itu dikemudikan
oleh Madun (35) mengangkut 40
pelajar SMKN 2222 Pandeglang
ke tempat diselenggarakan
Jambore Pramuka di Mengger, sekitar 15
Km sebelah selatan dari Kota
Pandeglang. Ketika truk berangkat
dari sekolah, hujan deras
turun, sehingga bagian belakang truk
dipasang penutup terpal agar
para pelajar tidak basah. Setiba di
tanjakan Mengger, truk tidak
kuat menanjak. Akibatnya, truk itu
merosot dan terguling dan
jatuh ke jurang yang berada di pinggir
jalan itu.
Body:
Andi, pelajar SMKN yang
selamat mengaku tidak mengetahui persis
peristiwa itu karena dia
bersama teman-temannya berada di bagian
belakang yang ditutup terpal.
“Aku tidak bisa lihat apa-apa, tiba-
tiba truk terguncang. Aku
pingsan,” katanya yang ditemui di
Puskesmas Mengger. Andi
mengalami luka di kepala dan kakinya.
Perhatikan gambar struktur
berita yang berdasarkan berita di atas:
Tulis berita dengan jelas
- Tulis berita dengan jelas
Ingat lah ini. Tulis berita
dengan jelas dan kalimat pendek. Jika
berita yang ditulis itu ruwet
makna, ada dua tindakan dari editor
yang menerima berita itu.
Pertama, naskah berita itu dibuang ke
tempat sampah. Kedua, naskah
itu terpaksa ditulis ulang karena
berisi informasi penting yang
harus diketahui publik.
Bagaimana wartawan bisa
menulis secara jelas denga kalimat-
kalimat pendek? Penulisan
seperti ini bukan hanya persoalan
wartawan pemula, acap
ditemukan pada tulisan wartawan yang
telah menggeluti profesinya
bertahun-tahun. Secara umum,
penyebabnya adalah wartawan
malas untuk membaca ulang berita
yang dibuatnya, mengoreksi
kata demi kata dan kurang pengayaan
bahasa.
Jika ditelaah lebih jauh,
penulisan berita yang rumit ini disebabkan
memiliki banyak gagasan yang
ingin ditulis dalam satu kalimat atau
satu paragraf. Gagasan itu
dituangkan dalam kalimat yang beranak
pinak. Dalam beberapa berita
ditemukan, satu paragraf yang
panjang ternyata hanya
terdiri dari satu kalimat. Bisa dibayangkan,
beranak anak pinak yang
ditulis untuk menggambarkan peristiwa
tersebut, mengakibatkan
pembaca gagal memahami berita tersebut.
Pembaca tidak paham apa yang
disampaikan jika berita itu tetap
dipublikasikan. Reaksinya
yang dipastikan, pembaca akan
meninggalkan media.
Di bawah ini beberapa tips
untuk menulis berita secara jernih.
Akurat
Hal ini yang harus selalu
diingat oleh wartawan. Data atau
informasi yang ditulis harus
tepat seperti nama orang, jabatan,
lokasi kejadian, waktu dan
sebagainya. Akurasi atau kecermatan
dan ketelitian data-data
merupakan modal dasar untuk
membangun kepercayaan
wartawan yang akan berdampak pada
kepercayaan perusahaan media.
Jangan Paksa Lead
Wartawan harus mengingat ini,
jangan memaksakan 5 W + 1 H
untuk masuk ke dalam lead
atau intro berita. Pemaksaan itu
menyebabkan berita tidak
fokus terhadap pokok persoalan.
Contoh:
Petani membakar tanaman
cengkeh di Kabuaten Lebak sebagai
wujud protes terhadap
pemeritah yang mengizinkan monopoli tata
niaga cengkeh yang dilakuan
oleh PT Abal-abal, kemarin setelah
mereka gagal berunding dengan
pemerintah untuk menunjukan
sikap penolakan terhadap
pengaturan kembali tata niaga cengkeh
yang berujung pada monopoli
komoditi cengkeh.
Perbaikannya:
Petani membakar tanaman
cengkeh di Kabupaten Lebak, kemarin.
Tindakan itu sebagai protes
monopoli perdagangan cengkeh oleh
PT Abal-abal yang ditetapkan
pemerintah.
Sebelumnya, petani telah
berunding dengan pemerintah soal
penetapan pembeli tunggal
cengkeh di seluruh Indonesia.
Kebijakan pemerintah itu
merugikan petani karena praktik
monopoli akan menimbulkan
penetapan harga sepihak oleh PT
Abal-abal sebagai pembeli
tunggal cengkeh.
Kalimat pendek
Di kalangan wartawan, kalimat
pendek sering digunakan untuk
menggantikan atau
menggambarkan kalimat efektif, yaitu kalimat
yang mengungkapkan gagasan,
ide atau pokok pikiran penulis
dengan tepat. Kalimat ini
mudah dipahami pembaca, pendengar
dan penonton. Jika dilhat
dari segi bentuk, kalimat pendek ini
hanya memiliki satu gagasan
dan paling banyak memiliki dua anak
kalimat. Strukturnya terdiri
dari Subjek + Predikat + Objek.
Contoh:
Truk pengakut pelajar SMKN
2222 Pandeglang terguling di
tanjakan Mengger.
Pemilihan kata (diksi)
Pemilihan kata yang tepat
untuk menuangkan gagasan merupakan
keterampilan yang harus
dimiliki oleh seorang wartawan. Kata yang
tidak tepat digunakan akan
menimbulkan pemahaman yang
berbeda.
Contoh:
Peserta gerak jalan yang
diadakan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kota Tangerang membeludak.
Perhatikan kata membeludak
yang diberi cetak tebal. Kata dasar itu
adalah beludak. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
beludak berarti ular yang
lehernya bisa membungkuk dan
mengembang seperti ular
kobra, ular tedung dan sejenisnya. Dalam
bahasa Indonesia memang
dikenal awalan yang bisa mengubah
kata benda menjadi kata
kerja. Misalnya, kata benda seperti damar,
dulang dan rotan berubah
menjadi kata kerja jika ditambah awalan
men-damar (mengumpulkan
damar), men-dulang (mengumpulkan
sesuatu dari wadah atau
wahana) dan me-rotan (mencari atau
mengumpulkan rotan).
Dalam berita itu, jelas
terjadi kesalahan memilih kata atau diksi
untuk menggambarkan kondisi
yang dimaksud penulis. Tidak
mungkin penulis itu bermaksud
menceritakan peserta gerak jalan
itu mengumpulkan beludak
(ular berbisa yang bisa menekukan
lehernya). Jika diperhatikan
kalimat berikutnya, maksud penulis
adalah peserta yang jumlahnya
di luar yang ditentukan atau
diperkirakan. Kata yang tepat
untuk melukiskan itu adalah limpah
atau melimpah yang berarti
tumpah keluar, berlebih-lebih atau
melebihi jumlah yang bisa
dimuat. Tetapi banyak media yang
membiarkan kesalahan yang
fatal ini, sehingga masyarakat dipaksa
untuk menerima kata
membeludak sebagai kata untuk
menggambarkan melimpah.
Kata kerja aktif
Penggunaan kata kerja aktif
akan menimbulkan kesan yang lebih
kuat dan efisien dalam
berita, dibandingkan menggunakan kata
kerja pasif.
Contoh Pasif;
Dinas Pendidikan Banten
didemo oleh 100 pemuda.
Contoh Aktif
Seratus pemuda mendemo Dinas
Pendidikan Baten.
Hindari Istilah Asing
Wartawan sadar atau tidak
terkadang terdorong pada sikap ingin
memperlihatkan atau ingin
mendapatkan kesan sebagai wartawan
yang pintar. Beritanya penuh
dengan istilah dari bahasa asing atau
istilah teknis dari sebuah
ilmu pengetahuan. Ini tidak perlu
dilakukan. Wartawan harus
menyadari, dia menulis untuk publik
yang belum tentu mengetahui
atau mengerti istilah-istilah tersebut.
Jika wartawan terpaksa
menggunakan kata asing, dia harus
menjelaskan istilah itu.
Contoh:
JAKARTA, KOMPAS.com –
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP
Tbk Parwati Surjaudaja
memandang penyaluran kredit korporasi di
sektor komoditas saat ini
masih berisiko. Ini terkait dengan
volatilitas harga komoditas.
Perhatikan istilah
volatilitas yang disebut dalam berita tersebut.
Wartawan seharusnya ingat,
pembaca berita itu bukan hanya ahli
ekonomi, tetapi orang awam
yang ingin tahu berita-berita ekonomi.
Dalam ilmu kimia dan fisika,
volatilitas dikenal sebagai
kecenderungan menguapnya
suatu zat. Sedangkan dalam ilmu
ekonomi, volatilitas adalah
jarak turun-naiknya harga saham atau
komoditas yang
diperdagangkan. Jika disebut volatilitas tinggi,
maka yang dimaksudkan dengan
kata itu adalah harga saham
melonjak tinggi, namun tidak
lama harga saham itu anjlok Ini tidak
ada penjelasan untuk pembaca.
Jika dicermati badan beritanya,
maka terdapat kata-kata
teknis yang tak memiliki penjelasan untuk
pembaca seperti stress test,
tingkat survival dan seterusnya.
Coba kita perbaiki berita
tersebut.
PT Bank OCB NISP menilai
masih beresiko menyalurkan kredit
korporasi di sektor
komoditas. Ini terkait gejolak harga komoditas
yang tidak menentu.
Hindari Kutipan
Jangan mengawali berita
dengan kutipan. Ini akan menimbulkan
kesan tidak baik terhadap
pembaca. Selain itu, pembaca ingin
langsung mengetahui berita
apa yang hendak disampaikan. Tanda
kutip digunakan dalam tubuh
berita atau neck dengan tujuan
untuk menguatkan pokok
persoalan berita yang ditulis, bukan di
awal berita. Perhatikan
contoh kutipan itu.
Kecuali, Anda ingin
menggunakan lead kutipan sebagai kekuatan
untuk menarik pembaca dan
penyampaian fakta yang sangat kuat
untuk hal tersebut. Bahasan
tentang lead kutipan akan
dikemukakan dalam Bab II
Jurnalistik Tulis Lanjutan.
Contoh:
Serang – “Pajak pertambahan
nilai atau PPN akan naik dari 10
persen menjadi 17 persen.
Sebagai menteri, saya sudah menjelaskan
hal itu dalam rapat dengan
anggota DPR RI,” kata Solsol, Menteri
Keuangan Negeri Blewuk ketika
berkunjung ke Serang, Minggu
(9/3-2014).
Perbaikannya adalah:
Serang – Pajak Pertambahan
Nilai (PPN) akan naik dari 10 persen
menjadi 17 persen dalam waktu
dekat ini.
Menteri Keuangan Negeri
Blewuk, Solsol mengaku sudah
menyampaikan rencana itu kepada
DPR RI. “Saya sudah
menjelaskan hal itu,”
katanya.
Hemat Kata Dalam Menulis
Berita
- Hemat kata dalam menulis berita
Hal yang sering ditemukan
pada tulisan wartawan pemula adalah
boros menggunakan kata.
Pemborosan ini menimbulkan beberapa
kesulitan editor, yaitu waktu
menyunting naskah berita menjadi
lebih lama dan naskah
melebihi halaman yang disediakan. Bagi
redaksi media cetak, ini bisa
menimbulkan keterlambatan
pengiriman naskah ke
percetakan dan akhirnya terlambat
diedarkan di pasar.
Penyebab pemborosan kata
dalam menulis berita adalah wartawan
tidak menguasai masalah yang
ditulisnya dan minim keterangan,
fakta dan data yang
dikumpulkan. Editor segera melihat gejala itu
ketika membaca naskah dari
wartawan pemula. Misalnya suatu
gagasan ditulis
berulang-ulang dengan kalimat yang berbeda.
Terkesan, wartawan pemula
memaksakan kata dan kalimat itu
untuk memenuhi kuota halaman
yang ditentukan untuk memuat
berita itu.
Ada juga penyebab pemborosan
kata adalah wartawan pemula
kurang menguasai bahasa dan
tidak memiliki imajinasi untuk
menggambarkan peristiwa yang
tengah dilaporkannya. Dalam
beberapa sesi pelatihan,
ditemukan wartawan yang pandai bercerita
secara verbal atau lisan,
tetapi ketika dituangkan dalam bentuk
tulisan, tidak tampak
kehebatan dari peristiwa yang diceritakan
secara verbal.
Perhatikan contoh berita yang
diambil dari sebuah media cetak
lokal edisi Senin, 10 Maret
2014.
Tigaraksa – Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten
Tangerang berencana akan
berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan
(Dindik) Kabupaten Tangerang
terkait kelulusan tenaga honorer
kategori dua (K2) yang
berasal dari sekolah. Soalnya, beberapa
laporan masuk menyebutkan
tenaga honorer K2 yang lulus, surat
keputusan (SK)-ya menjadi
sorotan masyarakat.
Kepala Bidang Pengembangan
Kepegawaian BKD Kabupaten
Tangerang, Muhammad Ilyas
mengatakan, akan mengambil
langkah cepat atas dugaan SK
palsu yang dimiliki guru honorer
yang lulus seleksi K2. SK
yang dimiliki guru honorer tersebut
dikeluarkan oleh sekolah
masing-masing. “Sudah menjadi
komitmen BKD dalam proses
rekrutmen CPNS K-2 ini, untuk
berjalan sesuai aturan. Sebab
kelulusan K-2 kewenangan penuh
dari Kementrian Pendayagunaan
Aparatur dan Regormasi Birokrasi
(Kemen PAN-RB). Setelah itu,
setiap informasi dan masukan dari
masyarakat tentang adanya
penyelewengan yag dilakukan peserta
CPNS K-2 akan kami tindak
lanjuti,” kata M Ilyas.
Selain berusaha melakukan
pemeriksaan data seluruh K-2yang
lolos, BKD juga akan
melakukan komunikasi intensif ke Dinas
Pendidikan terkait seluruh
peserta guru honorer yang lolos seleksi
CPNS melalui jalur K-2. “Kami
akan berkoordinasi secepatnya
dengan Dinas Pendidikan.
Nantinya ke Dinas Pendidikan akan
kami pertanyakan tentang
persyaratan administratifnya sebagai
salah satu kelengkapan data
honorer. Apalagi, katanya ada guru
honorer yang diduga
menggunakan SK palsu saat mengikuti tes
seleksi,” katanya.
Saat ditanya kelengkapan
administrasi apa saja yang harus
dilengkapi, M Ilyas menyebut
ada banyak. Salah satunya, yakni
peserta yang lolos harus
mengisi sejumlah surat pernyataan yang
harus diisi dengan benar.
“Formulir yang sudah diisi yang lolos itu
akan diverfikasi kembali.
Dan, untuk guru honorer kan biasanya
kewenangan kepala sekolah dan
pejabat eselon II pada dinas
bersangkutan,” jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, di SD
Negeri Kecamatan Kresek,
Kabupaten Tangerang, ada guru
honorer K-2 yang baru mengajar
delapan bulan, tetapi sudah
lulus K-2. Hal itu dibenarkan oleh salah
seorang guru lainnya yang
mengajar di tempat yagn sama. “Ya
benar, yang ada salah satu
rekan kami yang lulus K-2. Tetapi,
setahu say arekan kami itu
belum lama mengajar di sekolah ini,”
ujar salah satu guru di SD
Negeri Kresek yang tidak mau disebutkan
namanya.
Ada dua penilaian atas contoh
berita di atas. Pertama, berita itu
boros kata. Kedua yang paling
fatal adalah berita itu salah
menempatkan apa yang penting
dari sebuah fakta. Coba cermati,
manakah yang lebih penting
untuk dimasukan ke dalam berita?
Koordinasi antara BKD dengan
Dindik, atau dugaan SK palsu yang
dikeluarkan sekolah
masing-masing. Tentu saja jawabanya adalah
dugaan SK palsu, karena
peristiwa ini tidak biasa terjadi.
Dalam berita itu terjadi
ambigu atau ketidakjelasan penafsiran apa
yang dimaksudkan dengan SK
pengangkatan. Apakah SK yang
dimaksudkan dalam berita itu
sebagai pegawai negeri sipil (PNS)
atau sebagai guru honorer?
Jika SK itu sebaga guru honorer,
bukankah SK itu sudah benar
dikeluarkan oleh sekolah? Jadi, apa
yang dimaksudkan dengan SK
palsu dalam berita itu? Apakah SK
palsu itu adalah guru yang
belum lama mengajar di SDN Keresek
(kurang dari 1-2 bulan),
kemudian dalam SK itu disebutkan telah
mengajar selama 8 bulan?
Tidak ada kejelasan.
Boleh jadi berita di atas
merupakan lanjutan berita yang dimuat
sebelumnya. Namun penegasan
sebagai berita lanjutan tidak
tampak dalam berita. Harus
diingat, pembaca hari ini belum tentu
orang yang sama dengan
pembaca sebelumnya. Kewajiban
wartawan untuk memberikan
penegasan soal berita lanjutan
tersebut.
Kita mencoba memperbaiki
contoh berita itu. Perbaikan terdiri dari
penghematan kata dan
penempatan fakta penting yang seharusnya
segera diberitakan oleh
wartawan. Kita menganggap berita itu
merupakan lanjutan berita
sebelumnya yang dimuat media cetak
tersebut.
Tigaraksa- Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) akan menanyakan
adanya Surat Keputusan (SK)
palsu tenaga honorer K-2 asal
sekolah masing-masing kepada
dinas pendidikan setempat. SK
palsu itu menjadi sorotan
masyarakat.
Demikian dikemukakan Kepala
Bidang Kepegawaian BKD
Kabupaten Tangerang, M Ilyas
kepada wartawan, Senin (10/3),
menanggapi adanya SK palsu
sebagai pengajar di sekolah yang
menjadi persyaratan untuk
tenaga honorer K-2.
Muhammad Ilyas menegaskan,
BKD akan menindaklanjuti setiap
penyelewengan dalam proses
rekrutment calon pegawai negeri sipil
(CPNS). Informasi
penyelewengan itu akan dikirim ke Kementrian
Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Refornasi Birokrasi (Menpan
RB), “Iya, pengangkatan PNS
itu kewenangannya ada di Kemenpan
RB, bukan di sini. Tetapi
kami akan melaporkannya untuk menjadi
pertimbangan,” kata Ilyas.
Dia mengatakan, BKD
secepatnya berkoordinasi dengan Dinas
Pendidikan untuk
menginventaris tenaga honorer K-2 untuk guru
yang diduga menggunakan SK
palsu dalam memenuhi persyaratan
menjadi CPNS. Selain
persyaratan SK sebagai guru di sekolah, juga
tenaga honorer K-2 harus
mengisi formulir dengan benar. Isi
formulir itu akan
diverifikasi. Kebenaran tentang isi formulir itu
yang paling mengetahui adalah
kepala sekolah asal guru honorer
mengajar atau kepala dinas
yang bersangkutan.
Berita di atas jauh lebih
ringkas dan efektif dibandingkan berita
sebelum dilakukan perbaikan.
Awas Opini Wartawan Dalam
Berita
- Awas opini wartawan dalam berita
Larangan keras dalam
jurnalistik adalah wartawan menulis opini
atau pendapat pribadinya terhadap
suatu pesoalan atau obyek
dalam berita yang
dipublikasikannya. Wartawan tidak boleh
berpendapat, tetapi harus
menyampaikan pendapat orang
berkaitan dengan gagasan
berita.
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI), opini adalah
pikiran, pendapat atau
pendirian terhadap sesuatu yang bersifat
sumbyektif. Opini ini bisa
dipastikan belum teruji melalui metode
ilmiah yang biasa berlaku di
dunia keilmuan.
Harus diingat, tugas wartawan
adalah melayani masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan informasi,
bukan membuat opini dalam
berita. Jika wartawan ingin
beropini, sebaiknya dia menulis artikel
opini yang halamannya
tersendiri di media cetak,online, radio,
televinsi atau media
elektronik lainnya.
Dalam diri wartawan tentu
akan muncul berbagai pertanyaan
berkaitan dengan objek
berita. Ini disebabkan sikap skeptis atau
meragukan segala hal yang
diterimakanya dan mepertanyakan
ulang kebenarannya. Dengan
sikap ini, wartawan memang akan
mengalami kemajuan yang bagus
untuk mengumpulkan fakta dan
keterangan yang mendekati
kebenaran.
Jika sikap kritis itu muncul,
maka jalan keluarnya adalah wartawan
pergi ke pakar atau orang
yang ahli / berkompenten di bidangnya.
Tanyakan hal-hal yang menurut
wartawan perlu dikritisi. Namun
disarankan, wartawan jangan
berhenti atau merasa cukup dengan
satu pendapat, jika ingin
mendekati kebenaran fakta. Tanyakan
pula pada sumber-sumber lain
yang berkaitan. Dengan cara ini,
wartawan akan meperoleh
gambaran atau kontruksi persoalan yang
sebenarnya.
Kalimat yang mengandung opini
terkadang tidak disadari oleh
wartawan yang bersangkutan.
Karena itu, cermati contoh-contoh
kalimat tersebut di bawah
ini;
Indonesia bisa menjadi negara
maju
Bakso Yanato di KPN itu
rasanya enak
Makan satu buah pisang sudah
cukup mengenyangkan perut kita
Udara di Kota Serang sangat
panas
Seharusnya, pemerintah bisa
membenahi kekacauan tata niaga
beras
Mari kita bahas bersama untuk
menunjukan bahwa kalimat di atas
merupakan opini atau
pendapat.
Indonesia bisa menjadi negara
maju. Kalimat ini mengandung
pendapat karena kebenarannya
belum terjadi.
Bakso Yanato di KPN rasanya
enak. Enak merupakan penilaian
subyektif. Bagi satu orang
mungkin bakso Yanato itu cocok dengan
seleranya, tetapi belum tentu
selera itu akan sama orang lainnya.
Jadi kalimat ini sangat
subyektif dan dipastikan merupaka opini.
Makan satu buah pisang sudah
cukup mengenyangkan perut kita.
Ini kalimat bersifat relatif.
Bisa jadi, si A akan merasa kenyang
hanya memakan satu buah
pisang karena memang ukuran
perutnya kecil. Tetapi rasa
kenyang itu belum tentu terjadi pada si B
yang mungkin bisa
menghabiskan 3-5 buah pisang agar merasa
kenyang.
Udara di Kota Serang sangat
panas. Bagi Pulan yang tadinya hidup
di Amsterdam, Belanda dan
belum lama tinggal di Kota Serang,
Indonesia tentu saja udara
terasa panas. Sedangkan bagi penduduk
Kota Serang, sudah terbiasa
dengan suhu yang rutin terjadi.
Seharusnya, pemerintah bisa
membenahi kekacauan tata niaga
beras. Ini jelas merupakan
kalimat harapan dan memang belum
terjadi. Kalimat ini
merupakan opini karena berupa keinginan
untuk perbaikan tata niaga
beras.
Sebagai perbandingan, kita
mengemukakan contoh kalimat yang
berisi fakta, sebagai
berikut;
Penelitian Bank Dunia,
Indonesia berada pada urutan 300 negara
berpenghasilan di bawah 500
dollar.
Hari ini, suhu udara di Kota
Serang mencapai 38 derajat celcius.
Kota Serang merupakan ibukota
Provinsi Banten
Jokowi, Gubernur DKI Jakarta
resmi mengumumkan jadi calon
presiden dari PDIP pada,
Jumat, 14 Maret 2014.
Dalam praktinya, wartawan
akan banyak varian dan cara untuk
menggunakan kalimat yang
mengandung opini. Seperti yang sudah
dikemukakan, wartawan boleh
menyampaikan pendapat orang lain
atau narasumber, tetapi tidak
boleh memasukan atau menulis opini
pribadi si wartawan dalam
berita. Karena itu muncul berbagai
varian kalimat seperti
menggunakan kata menyatakan,
mengatakan, menduga dan
sebagainya. Atau wartawan
menggunakan kutipan langsung
untuk menegaskan opini
narasumber dalam berita
tersebut.
Membuat Judul Berita
- Membuat judul berita
Pembuatan judul berita bukan
kewajiban wartawan. Kewenangan
itu berada di editor. Tetapi
tidak salah kalau wartawan
mengusulkan judul berita
ketika menyerahkan naskah. Ini untuk
membantu editor segera
mengetahui isi berita saat akan memeriksa
naskah dan menentukan apakah
berita ini penting atau tidak, atau
layak dimuat halaman rubrik
apa.
Seharusnya, wartawan tidak
kesulitan untuk membuat judul berita.
Dia sudah bisa menentukan
pokok persoalan ketika membuat
sebuah lead atau intro.
Berlandaskan hal itu, wartawan dengan
mudah menentukan judul. Namun
ada beberapa hal yang harus
diingat untuk pembuatan judul
berita tersebut.
Mencerminkan Isi
Judul berita harus
mencerminkan isi berita. Orang begitu membaca
judul sudah memperkirakan isi
yang bakal dimaktub dalam berita
itu.
Contoh judul berita di media
cetak lokal di Serang:
Judul:
Promosi Jabatan di Pemkot
Mandek
Intro berita:
Serang – Pertimbangan teknis
promosi jabatan eselon II Pemkot
Serang belum juga diturunkan
atau disetujui Pemprov Banten.
Padahal usulan sejumlah
promosi jabatan sejumlah eselon telah
disampaikan Pemkot sejak 13
Februari lalu.
Perhatikan antara judul
dengan isi lead atau intro berita, tidak
terjadi kesesuaian. Dalam
lead / intro berita lebih membahas soal
belum ada surat persetujuan
dari Pemprov Banten terkait usulan
penggantian jabatan eselon II
dari Pemkot Serang. Boleh jadi,
dalam usulan terdapat pejabat
yang dipromosikan dari eselon III ke
eselon II. Penggantian
jabatan eselon II membutuhkan persetujuan
dari Gubernur Banten. Dalam
berita itu, proses administrasi
penggantian pejabat eselon II
belum rampung karena menunggu
surat persetujuan Gubernur
Banten atau dalam berita itu disebut
Pemprov Banten. Sedangkan
kesan yang timbul dari judul berita itu
suatu rangkaian atau sistem
yang berkaitan dengan promosi
jabatan, bukan penggantian
jabatan eselon II yang didalam
terdapat promosi pejabat yang
lebih rendah naik ke lebih tinggi.
Perbaikan Judul:
Penggantian Jabatan di Pemkot
Tertunda
Kalimat Pendek dan Atraktif
Judul merupakan etalase atau
tempat memamerkan sesuatu agar
orang tertarik. Wartawan
harus memanfaatkan hal itu agar
beritanya menarik pembaca
dengan judul. Karena itu, wartawan
disarankan menggunakan
kalimat pendek dan atraktif dalam
menulis judul.
Kalimat pendek, kita sudah
belajar bersama dalam posting-posting
sebelumnya. Apa itu judul
yang atraktif? Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, atraktif
bermakna mempunyai daya tarik atau
sifat yang menyenangkan.
Berdasarkan pengalaman penulis
menjadi editor, kesan
atraktif itu akan muncul dalam judul berita
ketika menggunakan kalimat
pendek, kata aktif dan penggunaan
kata yang tepat.
Contoh belum perbaikan:
DPRD Desak Sekolah Tampung
Siswa Binaan, 120 Pelajar jadi
Belajar Di Lantai
Bawaslu Banten Akan Awasi
Perilaku Menag Kenalkan Putrinya
Perbaikan:
120 Pelajar SMA Nunukan
Belajar di Lantai
Bawaslu Banten Awasi Menag
Penggunaan Nama
Judul yang berisikan nama
seseorang sebaiknya hanya digunakan
pada tokoh yang dikenal luas
di kalangan masyarakat. Wartawan
yakin pembaca mengenal nama
itu dan tidak menimbulkan bias
pada nama lain. Ini sesuai
dengan jargon berita bahwa nama besar
membuat berita.
Contoh:
SBY Curhat Lagi
Boediono Hadir Di Sidang
Korupsi
Duta Besar AS Tiru Blusukan
Jokowi
Nama yang tercantum dalam
judul itu merupakan nama yang
sangat dikenal masyarakat.
Warga Indonesia tahu, penyebutan SBY
tidak akan menimbulkan kesan
akronim nama dari Kota Surabaya,
tetapi akronim nama Susilo
Bambang Yudhoyono, Presiden RI.
Nama Boediono jelas akan
merujuk Wakil Presiden RI dan nama
Jokowi akan terarah pada
Gubernur DKI Jakarta. Ini akan berbeda
jika nama Robert Blake tanpa
jabatannya sebagai Duta Besar
Amerika Serikat (AS) yang
meniru gaya blusukan Jokowi ketika
berkunjung ke beberapa
perkampungan di Jakarta. Mungkin,
pembaca akan bertanya siapa
Robert Blake, tetapi pembaca tentu
akan segera paham jika
disebutkan Duta Besar AS.
Judul Pertanyaan
Wartawan diingat untuk
hati-hati menggunakan judul pertanyaan,
karena tidak setiap berita
bisa menggunakan judul jenis ini. Namun
judul pertanyaan efektif
menggoda pembaca ketika wartawan
menulis peristiwa atau kasus
krusial yang menyita perhatian
masyarakat semisal pengusutan
korupsi. Kondisi tertentu
mendorong wartawan
menggunakan judul ini. Misalnya, wartawan
memproleh fakta-fakta yang
valid tentang peristiwa atau kasus
tertentu, tetapi pejabat
berwenang atau orang-orang yang terlibat di
dalamnya tidak mau memberikan
konfirmasi. Selain itu, judul
pertanyaan lebih sering
digunakan pada laporan investigasi.
Contoh:
Adakah Teroris di Musibah
Malaysia Airlines?
Siapa Menggoyang Risma?
Mencari Muara Uang Century?
Apakah Pilot Malaysia
Airlines Bunuh Diri?
Judul Kutipan
Hampir sama dengan judul
pertanyaan, judul kutipan juga harus
hati-hati digunakan. Ada
persyaratan dalam berita itu jika ingin
menggunakan judul kutipan,
antara lain isi dari kutipan itu sangat
kuat secara kemanusiaan atau
akan memunculkan persepsi yang
krusial.
Contoh:
“Anak Kelaparan, Saya Bunuh
Aja Lah …. ”
SBY: “Kita Siap Berperang”
Membebaskan Kata
Apa yang dimaksudkan dengan
membebaskan kata? Pembuatan
judul berita tidak sepenuhnya
terikat pada aturan atau kaidah baku
bahasa. “Tidak sepenuhnya”
berarti sebagian lagi memang terikat
dengan aturan tersebut.
Setidaknya, judul terdiri dari Subjek dan
Predikat. Tetapi penggunaan
kata sering tidak menggunakan awal
atau akhir, hanya kata dasar.
Atau susunan kalimat dibolak dan
dibalik yang menurut ilmu
bahasa sudah menyalahi aturan.
Contoh:
Ruhut Beberkan Aset Anas
Simalakama Mega-Jokowi!
Pak Jokowi Jadi Presiden, Ya
Sebelum Naskah Diserahkan Ke
Editor
- Sebelum naskah diserahkan ke editor
Ada beberapa langkah yang
harus wartawan lakukan sebelum
naskah berita itu diserahkan
atau dikirim ke editor. Langkah ini
untuk mencegah atau
mengurangi kemungkinan naskah dibuang
ke tempat sampah, atau
“diobrak-abrik” editor.
Berikut tindakan yang
disarankan untuk dilakukan wartawan
sebelum menyerahkan naskah
berita ke editor:
Baca Ulang
Wartawan acapkali tidak
membaca ulang naskah beritanya,
langsung diserahkan atau
dikirim ke editor seusai membuat naskah
tersebut. Boleh jadi ini
disebabkan wartawan harus memenuhi batas
waktu penyerahan naskah atau
dikenal istilah deadline. Padahal,
dengan membaca ulang,
wartawan bisa mengetahui atau setidaknya
mendeteksi
kesalahan-kesalahan yang dilakukan ketika membuat
naskah tersebut.
Periksa Lead / intro
Baca lagi lead berita. Apakah
dalam lead itu memuat sesuatu yang
paling penting dan harus
segera diketahui pembaca. Kesalahan
yang banyak terjadi adalah
fakta penting justru ditempatkan di
neck atau body berita.
Akibatnya, berita itu dianggap kurang
penting.
Cek Fakta-Fakta
Cermati data yang termaktub
dalam naskah seperti nama, jabatan,
waktu, lokasi dan deretan
angka yang menyertai berita itu.
Kesalahan nama, jabatan atau
pangkat sumber berita menjadi
persoalan tersendiri, dan
tidak cukup hanya dengan minta maaf
secara lisan. Redaksi
terpaksa mencetak permohonan maaf itu di
halaman yang sama.
Tetapi yang paling
mengkhawatirkan adalah kesalahan fakta yang
fatal. Seorang teman wartawan
memberitakan seorang pejabat
meninggal dunia karena
kecelakaan. Padahal pejabat itu masih
hidup. Dia menelpon redaksi
untuk memprotes berita itu, meski dia
mengaku mengalami kecelakaan
di Bandung.
Periksa Bahasa
Sekali lagi, periksa
penggunaan bahasa dalam berita seperti
penggunaan huruf besar,
singkatan atau akronim. Penting diingat
dan dicermati adalah
pemilihan diksi atau pilihan kata yang tepat
dalam mengungkapkan gagasan
itu. Jika tidak tepat, kata itu
menimbulkan kerancuan yang
pada akhirnya pembaca tidak
memahami apa yang hendak
diberitakan.
Baca Senapasan
Apa yang dimaksudkan baca
senapasan? Teknik ini sebenarnya
dikenakan untuk jurnalistik
radio, yaitu kalimat yang baik adalah
ketika dibaca, tidak membuat
pembaca kehabisan napas. Ini terjadi
karena kalimatnya merupakan
kalimat yang pendek. Bayangkan,
apa yang terjadi jika satu
paragraf berita itu terdiri hanya satu
kalimat! Berapa anak pinak
kalimat itu dibuat. Tentu saja, napas
pembaca akan kesulitan untuk
menyelesaikan kalimat tersebut.
Sebaiknya Lebih
Wartawan menulis berita harus
sesuai dengan ruang atau space
yang disediakan pada halaman.
Ketentuan ini biasanya sangat ketat
pada media cetak. Ukuran
untuk memenuhi ruang berita itu
menggunakan centimeter atau
inch yang tertera di pinggir kertas
folio untuk menulis berita,
ketika ruang kerja redaksi masih
menggunakan sistem manual
seperti mesin tik. Tetapi kemajuan
teknologi telah mengubah cara
kerja redaksi. Penggunaan
perangkat lunak pemroses kata
seperti MS Word, Office Org dan
lain-lainya menetapkan ukuran
dengan banyak huruf atau banyak
kata. Contohnya, 300 kata
atau 1.500 huruf (karakter).
Bahkan, ada sistem kerja
redaksi yang sudah terintegrasi dengan
percetakan, yaitu wartawan
menulis sudah langsung ke halaman-
halaman media cetak yang
disediakan. Pemangkasan alur kerja
keredaksian yang secara
manual memiliki rangkaian panjang dan
menggunakan bahan yang mahal,
kini dipersingkat menjadi lebih
efisien dan menghemat
pembiayaan.
Terlepas soal kemajuan
teknologi itu, jika Anda masih
menggunakan perangkat lunak
pemroses kata, disarankan
pembuatan berita sedikit
lebih panjang dari space yang dibutuhkan.
Ini memberikan kesempatan
editor untuk memperbaiki kata-kata
yang salah atau perbaikan
diksi yang berimbas pada panjang atau
pendeknya berita itu. Edior
biasanya akan kesulitan ketika naskah
berita lebih pendek dari
ruang yang disediakan. Jika Anda berada
di dekat editor ketika
pemeriksaan naskah dilakukan, editor bisa
langsung memerintahkan Anda
untuk memperbaikinya. Jika Anda
tidak di sana, umumnya editor
membuang ke tempat sampah
terhadap berita yang tidak
begitu penting.
Nah, setelah langkah-langkah
terakhir itu dilakukan, silahkan Anda
kirim berita atau tulisan ke
editor.
Penutup
\
II.Teknik Lead
- Lead dan Sudut Pandang Berita
Seorang wartawan akan terus
berkutat dengan intro atau lead berita, berusaha
keras menyajikan intro yang
mudah dimengerti dan menarik. Dan, intro berita
selalu berkaitan dengan sudut
pandang / angel atau viewpoint sebuah berita
disajikan.
Tidak kurang Luwi Iswara,
Kepala Diklat Kompas yang menyusun buku
Jurnalisme Dasar selalu
mengingatkan hal itu kepada calon wartawan maupun
wartawan yang dididik ulang
untuk penyegaran agar tidak sumpek dengan
tugas-tugas rutin sebagai
jurnalis. Luwi berpendapat, wartawan yang sudah
tidak berusaha keras untuk
menyajikan intro atau lead yang baik, berarti dia
terjebak pada tugasnya
sebagai rutinas kewartawanan yang pada akhirnya mirip
dengan pekerja di
industri-industri.
Lead atau intro berita tidak
terlepas dari wartawan menentukan sudut pandang /
angel atau viewpoint sebuah
berita. Di bawah ini contoh angel berita yang
berbeda dari peristiwa yang
sama.
Angel 1:
Kelompok tenaga honorer
seluruh Indonesa berdemo di Jalan Gatot Subroto di
depan gedung DPR / MPR,
Jakarta, Jumat (14/3). Demo itu untuk
menyampaikan tuntutan nasib
tenaga honorer yang tidak kunjung diangkat jadi
pegawai negeri sipil (PNS).
Angel 2:
Kemacetan lalu lintas di
Jalan Gator Subrot, Jakarta semakin parah setelah lebih
setengah badan jalan
digunakan aksi demo para tenaga honorer seluruh
Indonesia di depan Gedung
DPR/MPR, Jumat (14/3).
Angel 3:
Samani, tenaga honorer dari
Surabaya bertekad tidak akan pulang ke kotanya
sebelum pemerintah pusat
memastikan nasib tenaga honorer yang tidak
menentu. Dia bersama ribuan
tenaga honorer dari berbagai daerah di Indonesi
bergabung untuk berdemo di
depan Gedung DPR / MPR di Jalan Gatot Subroto,
Jakarta, Jumat (14/3).
Pada angel 1, sudut pandang
berita berfokus pada aksi demo dan tuntutan dari
tenaga honorer seluruh
Indonesia. Pada angel 2, sudut
pandangnya
dititikberatkan pada
kemacetan arus lalu lintas akibat aksi demo tersebut. Angel
3, wartawan ingin
menceritakan nasib tenaga honorer yang tidak menentu
melalui sosok bernama Samani.
Karena itu, wartawan wajib
mempelajari berbagai jenis lead atau intro berita
agar memudahkannya menuangkan
gagasam berita dengan sudut yang
berbeda.
Meski menurut pengalaman
penulis, dalam perjalanan mempraktikan jurnalistik,
wartawan akan menemukan
lead-lead yang disenangi dan lead yang mencoba dia
menghindarinya.
Di bawah ini, beberapa jenis intro atau lead.
Lead Ringkasan / Summary
Lead Narasi / Bercerita
Lead Diskripsi
Lead Kutipan / Quotation
Lead Pertanyaan / Question
Lead Tudingan / Accusation
Lead Suspend / Menangguhkan
Lead Kontras
Lead Ekstrim
Lead Stakato /Loncat-loncat
Lead Epigram /Ungkapan
Lead Parodi / Peniruan
Lead Humor
Lead Kumulatif
Lead Dialog / Percakapan
Lead Literer
Lead di atas akan dijelas
dalam posting berikutnya.
- Lead Ringkasan / Summary
Teknik lead atau intro
ringkasan merupakan teknik yang paling banyak
digunakan wartawan, termasuk
wartawan pemula dalam menyampaikan berita
pada khalayak. Mari kita
cermati apakah kelebihan dan kekurangan teknik lead
atau intro ringkasan
tersebut.
Banyak nama yang disematkan
pada teknik menulis dengan menggunakan lead
ringkasan. Ada wartawan yang
menyebutnya straight news yang merujuk pada
langsung pada pokok
persoalan, ada nama peg news yang berarti pasak yang
dimaknai dengan hampir sama
dengan straight news. Ada pula simple news atau
berita yang simpel atau
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
mudah atau tidak rumit. Ada
juga yang menyebutnya Hard News, makna
terjemahannya adalah berita
keras.
Kita pernah sekilas membahas
lead jenis ini pada posting Menggunakan Lead
Straight atau Simpel pada Bab
I Jurnalistik Dasar. Pada Bab II ini, kita mencoba
untuk membahas lebih rinci
dan mencermati ciri-ciri teknik lead ringkasan,
kelebihan dan kekurangannya.
Cermati contoh-contoh lead
atau intro ringkasan atau summary;
Contoh 1:
Warga Crimea, Ukraian,
memasuki tempat-tempat pemungutan suara dalam
referendum untuk menentukan
mereka memisahkan diri dari Ukraina dan
bergabung dengan Rusia,
Minggu (16/3/2014) pagi.
Contoh 2:
Hari ketiga pelaksanaan
festival musik Future Music Festival Asia (FMFA)
2014 di Kuala Lumpur,
Malaysia, Sabtu (15/3/2014) dibatalkan oleh kepolisian
Malaysia dengan alasan
keselamatan dan keamanan.
Contoh 3:
Bentrokan kembali terjadi di
kota pelabuhan utara Libanon, Tripoli. Bentrokan
terjadi antara kelompok
bersenjata lokal yang bersaing di lingkungan Bab Al-
Tabbaneh dan Jabal Mohsen
telah menewaskan sebelas orang, Minggu, 16 Maret
2014.
Contoh-contoh lead atau intro
berita di atas menunjukan penggunaan lead
ringkasan atau straightnews.
Lead itu memiliki ciri-cir sebagai berikut;
Pertama, lead ringkasan atau
straight news langsung mengemukakan pokok
persoalan yang akan dibahas.
Lead ini lebih mengutamakan fakta untuk segera
disampaikan.
Kedua, umumnya lead ini
segera menjawab apa yang termaktub dalam rumusan
5 W + 1 H. Memang tidak
seluruh rumusan itu dijawab dalam lead, tetapi
setidaknya sebagian besar
sudah dicantumkan di lead.
Ketiga, struktur berita yang
menggunakan lead jenis ini adalah piramida
terbalik agar hal-hal yang
tidak penting tetap bisa dikemukakan, tetapi ditulis di
bagian-bagian akhir.
Tujuannya jika berita itu terpaksa dipotong karena
melebihi kuota halaman,
berita masih bisa dibaca selayaknya berita.
Keempat, fakta yang tercantum
dalam lead biasanya sangat tergantung pada
waktu. Ketika fakta itu
berubah, maka fakta dalam lead itu menjadi basi atau
tidak relevan lagi.
Kelima, umumnya lead
ringkasan digunakan oleh wartawan yang berkerja di
kantor berita, media online,
radio dan televisi. Media jenis ini membutuhkan
laporan yang real time.
Berikut ini beberapa kelebihan
dari lead ringkasan;
Pertama, pembaca segera
mengetahui pokok persoalan atau berita apa yang
akan disampaikan oleh
wartawan.
Kedua, berita yang disusun
berdasarkan piramida terbalik memudahkan
pembaca untuk mengetahui
hal-hal yang paling penting dalam berita itu. Boleh
jadi, orang hanya sempat
membaca aline pertama dan kedua, belum membaca
keseluruhan berita. Tetapi
ini pun sudah cukup untuk mengetahui informasi
paling penting dari berita
itu.
Ketiga, umumnya penggunaan
bahasa dalam lead ini sangat lugas dan hemat.
Ini tidak akan menimbulkan
berbagai penafsiran atas fakta-fakta yang
dikemukakan.
Sedangkan kekurangan dari
lead ini adalah:
Pertama, fakta yang
dikemukakan dalam lead sangat tergantung waktu. Karena
itu, sering ditemukan
kata-kata, hingga berita ini dikirimkan dan seterusnya. Ini
berarti bisa jadi fakta yang
dikemukakan pada sore hari, bisa tidak sama dengan
keadaan ketika berita itu
dimuat dan diedarkan. Ini sering terjadi pada media
cetak.
Kedua, wartawan terkesan
tidak memiliki improvisasi karena leadnya kaku,
hanya mendasarkan pada
fakta-fakta yang “kering”. Kesan dari berita jenis ini
juga kuran berimajinasi dalam
penulisan tanpa mengingkari fakta-fakta.
Nah silahkan cermati media
cetak, online, radio dan televisi – apakah lead
ringkasan ini banyak
digunakan?
- Teknik Lead: Pernyataan / Talking News
Teknik lead pernyataan atau
statement paling banyak digunakan wartawan
setelah lead ringkasan. Lead
ini juga diberi nama talking news atau berita
omongan, karena berita itu
berisikan pembicaraan seorang atau lebih tentang
sebuah topik, atau pokok
persoalan.
Umumnya, lead ini digunakan
ketika weartawan meminta tanggapan atau
penjelasan terhadap sebuah
peristiwa dan fakta-fakta tertentu. Fakta atau
peristiwa itu memerlukan penjelasan
untuk memberikan pemahaman pembaca
tentang sebuah peristiwa yang
tengah terjadi. Bisa jadi, berita yang dibuat itu
merupakan lanjutan (follow
up) dari berita yang dibuat sebelumnya atau yang
dimuat di media lain.
Tujuan utama lead pernyataan
adalah memberikan gambaran yang jelas apa
yang sebenarnya terjadi.
Pembaca diajak untuk memahami peristiwa dari
berbagai bidang ilmu
pengetahuan. Jika wartawan cukup cerdik dan bersikap
adil, pembaca akan
diuntungkan dengan melimpahnya informasi untuk
membangun kontruksi atas
fakta-fakta yang disajikan.
Tetapi lead pernyataan
mengandung potensi bahaya atas pandangan sempit atau
sikap tidak adil dari
wartawan atau sikap redaksi yang melansir berita itu.
Bahaya yang terkandung adalah
wartawan menyingkirkan keterangan-
keterangan yang menurut
pendapatnya tidak relevan, dan hanya menuliskan
pendapat yang cocok dengan
pandangan wartawannya. Wartawan bersikap
mengarahkan pendapat pada
opini yang akan dibangun dan menyajikannya
sebagai sebuah fakta baru
untuk dijadikan opini publik. Ketika tindakannya
mengarahkan opini itu
dimintai pertanggungjawaban, wartawan akan berlindung
pada narasumber dan
bukti-bukti wawancara yang dilakukan, bukan mengkaji
kebenaran atas tindakan
tersebut.
Sikap wartawan atau redaksi
yang menggiring fakta-fakta pada kontruksi
pemikiran atau opini tertentu
akan dibahas dalam potingan tersendiri pada
bagian lainnya dalam bab ini.
Ciri yang paling utama dalam
lead pernyataan itu adalah berita diawali pendapat
seorang pejabat, tokoh
masyarakat atau orang yang berkompeten di bidangnya.
Lead itu segera diikuti
dengan waktu atau kapan dan dimana dia memberikan
pernyataan. Ada juga
pernyataan itu yang diberikan khusus atau dikenal dengan
istilah eksklusif kepada
media tertentu, atau pernyataan yang diberikan secara
umum kepada seluruh media.
Ciri lainnya adalah sebagian
besar dari lead pernyataan adalah struktur berita
menggunakan piramida
terbalik. Wartawan menuliskan pernyataan itu sebagai
fakta penting yang ditaruh di
lead, kemudian ditulis berurutan derajat
pentingnya sesuai dengan
struktur piramida terbalik tersebut. Jarang ditemukan,
lead pernyataan menggunakan
struktur berita piramida kubus atau piramida
bertumpuk.
Berikut contoh-contoh lead
pernyataan atau talking news;
Contoh 1;
JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi
Penyiaran Indonesia menemukan adanya
pemberitaan suatu partai yang
sangat mencolok di televisi swasta. Menurut
Ketua KPI Judhariksawan,
televisi tersebut tidak proporsional dalam
memberitakan suatu partai
selama dua hari masa kampanye legislatif ini.
Contoh 2:
Serang – Ketua Umum Partai
Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali
yang juga menjabat sebagai
Menteri Agama (Menag) terancam hukuman pidana
akibat dugaan melakukan
kampanye di tempat ibadah. Dugaan pelanggaran itu,
saat Suryadharma Ali menghadiri
acara Dewan Perwakilan Wilayah Lembaga
Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Provinsi Banten, di kecamatan Kramat Watu,
Kabupaten Serang, pada Selasa
(11/3/2014).
Kepala Divisi Pengawasan,
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten Eka
Satyalaksmana mengatakan,
dirinya menemukan dugaan pelanggaran yang
dilakukan Mendag. Hasil
temuanya sudah diserahkan ke Divisi Penanganan
Pelanggaran Bawaslu. “Iya
kami temukan adanya pelanggaran saat di
Kramatwatu, Kabupaten
Serang,” ujar Eka Satyalaksmana, Jumat (14/3/2014).
(mediabanten.com)
Contoh 3:
Merdeka.com – Komisioner
Komisi Yudisial, Imam Anshori meminta para
hakim Mahkamah Agung (MA)
yang menerima souvenir berupa iPod Shuffle 2
gigabite saat menghadiri
pernikahan anak kandung Sekretaris MA Nurhadi
untuk mengembalikannya.
Sebab, hal itu terkait surat keputusan bersama
Mahkamah Agung-Komisi
Yudisial (SKB MA-KY).
- Teknik Lead: Narasi Atau Bercerita
Teknik lead atau intro narasi
memiliki kekuatan yang mampu menyedot
perhatian pembaca jika
digunakan dengan benar dan tepat. Sebaliknya,
penggunaan teknik ini mampu
mengacaukan konteks, struktur dan pesan yang
akan disampaikan dalam berita
seandainya salah menerapkan lead narasi.
Teknik lead narasi adalah
cara berkisah atau bertutur dalam menyampaikan
berita pada lead atau kepala
berita atau pada seluruh berita. Cara bertutur ini
merupakan teknik kuno yang
dimodifikasi dari kebiasaan manusia yang
menyampaikan suatu pesan
secara verbal atau lisan. Penyampaian pesan atau
berita secara lisan konon
dikenal sejak zaman prasejarah hingga ditemukannya
penyampaian secara tulisan
(simbol yang mengandung makna) melalui berbagai
bahan seperti dinding gua,
lontar, kulit hewan hingga ditemukannya kertas dan
mesin cetak.
Kekuatan lead atau intro
narasi adalah pembaca dilibatkan sebagai pihak yang
mendengarkan kisah itu.
Pelibatan seperti itu mampu menimbulkan emosi atau
membangun empati terhadap
sesuatu yang diceritakan. Empati yang semula
bersifat perorangan atau
individu mampu berubah menjadi emosi atau empati
massal yang pada akhirnya
membangun opini atau persepsi terhadap sebuah
persoalan. Jika hal itu
berhasil, di sini diperlihatka kekuatan media
membangkitkan opini publik
yang kemudian melakukan tindakan bersama untuk
memperbaiki keadaan yang
dinilai tidak sesuai.
Tetapi wartawan harus
mengingat hal ini, tak banyak peristiwa yang bisa
menggunakan teknik lead
narasi dalam menuangkan berita. Wartawan harus
benar-benar mempertimbangkan
dengan matang, jika tidak ingin beritanya
terkesan cengeng dan
menggunakan kata-kata yang merayu, memilih kata yang
mengiba-iba dan sebagainya.
Kesan yang berlebihan itu pada akhirnya bukan
menimbulkan emosi atau empati
terhadap peristiwa yang diceritakan, tetapi
sebaliknya menjadi sebal dan
tidak senang.
Memang penggunaan lead narasi
tidak memiliki kriteria yang pasti, kapan saat
lead itu digunakan atau
jangan menggunakan lead ini. Naluri wartawan terhadap
peristiwa yang terasah secara
bertahun-tahun akan membimbing kepada
penggunaan lead yang tepat.
Tetapi ada baiknya dikemukakan beberapa hal
untuk menjadi pertimbangan
penggunaan lead tersebut, sebagai berikut;
Pertama, apakah ada pelakuan
tidak adil terhadap si miskin? Misalnya, seorang
kakek yang renta dan miskin
dibuang ke sebuah pos ronda oleh pengelola
sebuah rumah sakit karena
tidak mampu membayar biaya pengobatan dan
perawatan. Atau seorang anak
yang berpenyakit parah tidak bisa berobat akibat
orangtuanya miskin.
Kedua, diskriminasi terhadap
golongan minoritas atau kelompok sosial yang
jumlahnya lebih sedikit akan
menimbulkan empati luar biasa jika diberitakan
secara benar. Misalnya, para
pemain bulutangkis yang mengharumkan nama
Indonesia bertahun-tahun
ternyata tidak memiliki kewarganegaraan Indonesia
pada era Presiden RI
Soeharto. Karena mereka berasal dari kelompok minoritas
Cina yang diperlakukan
berbeda dengan peraturan dan perundang-undangan.
Ketiga, bencana merupakan
sebuah peristiwa yang menarik perhatian, terutama
jika mengakibatkan korban
yang tidak sedikit. Di balik peristiwa besar itu,
biasanya wartawan akan
kesulitan untuk menuangkan kisah-kisah yang
memilukan jika dia bersikukuh
pada lead yang ringkas atau straightnews.
Misalnya peristiwa tsunami
yang melanda Aceh pada tahun 2004. Peristiwa
tsunami itu merupakan berita
dahsyat yang menjadi perhatian dunia. Di balik
itu, ada peristiwa-peristiwa
yang tentu ingin diketahui pembaca seperti
bagaimana sebuah keluarga
bisa lenyap dan hanya menyisakan satu-dua orang.
Kisah itu akan terasa dekat
pada pembaca ketika disajikan dalam bentuk lead
narasi, sehingga pembaca
seakan terlibat dalam peristiwa tersebut.
Keempat, teknik lead narasi
juga sangat cocok untuk diterapkan ketika pada
orang yang terkenal atau
sering disebut big name make news, nama besar
membuat berita. Umumnya, hal
ini untuk menyoroti sisi kemanusiaan dari
tokoh atau orang yang
disajikan tersebut. Misalnya, kebiasaan Presiden RI,
Susilo Bambang Yudhoyono dan
istrinya, Ani Yudhoyono dalam menghadapi
kesumpekan berkerja sebagai
presiden. Kebiasaan Jokowi, Gubernur DKI
Jakarta yang blusukan atau
keguncangan Risma, Walikota Surabaya ketika
memutuskan menghapus tempat
pelacuran di Kota Surabaya.
Kelima, barangkali tidak bisa
semua dituangkan di sini, hanya wartawan
biasanya memiliki naluri
untuk menangkap adanya sisi kemanusiaan yang
universal (umum) terhadap
peristiwa yang akan dilaporkannya. Nilai
kemanusiaan universal itu
menjadi pijakan untuk menilai kelayakan lead narasi
ini patut diterapkan atau
tidak.
Dalam menuangkan teknik ini,
wartawan tidak harus terpaku pada struktur
berita berupa piramida
terbalik, tetapi mempertimbangkan penggunaan struktur
berita yang lain seperti
struktur kronologi (piramida kubus) dan struktur
piramida dalam piramida.
Struktur berita itu nanti akan dibahas lebih jauh
dalam postingan lainnya.
Berikut adalah contoh-contoh
lead atau intro narasi.
Contoh 1:
Ibu Negara Ani Yudhoyono
terlihat riang dan berjoget-joget seraya menikmati
irama musik dalam kampanye
Partai Demokrat di Lapangan Pukon, Magelang,
Jawa Tengah, Minggu
(16/3/2014). Lebih dari 5.000 orang simpatisan dan
kader Partai Demokrat menghadiri
kampanye tersebut. (kompas.com).
Contoh 2:
Pagi itu, Minggu 26 Desember
2004. Jarum jam baru saja menunjukkan pukul
07.30 WIB saat Fauziah
bersama buah hatinya yang masih berusia lima bulan
berada di dalam rumah.
Tiba-tiba bumi bergoyang hebat dan tak lama
berselang, anak keduanya yang
saat itu sedang berada di pelabuhan lari pulang
ke rumah. Fauziah belum
menyadari, tempat tinggalnya di Aceh tengah dilanda
tsunami yang menggemparkan
dunia. (detik.com)
Contoh 3:
Suparman (60), lelaki miskin
itu menghembuskan nafas terakhirnya tak lama
setelah dibuang dari sebuah
ambulans milik RSUD A Dadi Tjokrodibro,
Bandarlampung, Selasa. Lelaki
miskin itu dibuagn di sebuah pos ronda di
sebuah perumahan. Warga yang
menemukannya segera melaporkan ke polisi
setempat.
Contoh 4:
Kasidi dan Siti Masiroh
terdiam. Orangtua dari Izha Ilham ( 3 bulan) yang
menderita pembesaran kepala
(hidrocepalus) terlihat kecewa dan kebingungan
ketika kartu jaminan
kesehatan nasional (JKN) ditolak RSUD Dr Soebandrio,
Jember. Alasannya, kartu JKN
itu atas nama ibunya, bukan atas nama anaknya,
Izha Ilham. Akhirnya Izha pun
dibawa pulang dan digeletakan begitu saja di
kasur di rumahnya di Kampung
Gembut, Jember.
- Teknik Lead: Deskripsi / Penggambaran
Deskripsi merupakan salah
satu teknik lead yang membutuhkan pengamatan
yang kuat terhadap objek yang
akan menjadi bahan pemberitaan. Kata-kata
yang digunakan dalam lead itu
harus mampu secara tepat menggambarkan
objek, sehingga pembaca
seolah sangat dekat dengan peristiwa.
Kehebatan lead deskripsi
diperlihatkan Valens Doy (almarhum), wartawan
senior Kompas yang menjadi
guru penulis, dalam membuat laporan / berita
tentang sepakbola. Begitu
banyak pembaca yang mengirimkan surat yang isinya
mengomentari laporan sepakbola
yang seakan permainan sepakbola berada tak
jauh dari mereka. Padahal
mereka hanya membaca berita di suratkabar Kompas.
Sayangnya, penulis tidak
memiliki arsip berita karya Om Valens (demikian dia
dipanggil) untuk jadi contoh
kehebatan lead deskripsi di posting ini.
Mengutip ucapan Om Valens,
seorang wartawan yang akan menggunakan
deskripsi dalam menulis
berita harus mampu menempatkan diri sebagai kamera
yang menangkap detail objek
berita dan menyusun kembali detail itu dengan
kata-kata untuk disajikan
kepada pembaca. Detail objek dan pemilihan kata
yang tepat membawa pembaca
dekat dengan objek.
Sama dengan teknik lead
narasi, wartawan yang akan menggunakan lead
deskripsi juga harus
berhati-hati jika tidak ingin pesan atau berita yang ingin
disampaikan ke pembaca
menjadi samar atau tidak jelas. Salah satu kelemahan
dalam penggunaan lead
deskripsi adalah wartawan terjebak pada keasyikan
menggambarkan objek berita
yang terkadang remeh temeh, sehingga tujuan
utama dalam menyampaikan
berita, yaitu segera memberikan informasi yang
penting dan layak berita.
Ada beberapa hal yang bisa
menjadi pedoman bagi wartawan yang ingin
menggunakan lead deskripsi,
yaitu;
Pertama, apakah detail itu
fakta yang remeh untuk menggambarkan objek
berita mencukupi? Jika tidak,
wartawan akan kesulitan secara tepat penggunaan
kata untuk menyampaikan
beritanya.
Kedua, penggunaan lead
deskripsi akan mudah dikenakan pada penggambaran
tokoh terkenal, tetapi akan
lebih kompleks atau rumit jika digunakan pada objek
yang abstrak. Jika objek bersifat
abstrak seperti kondisi ruangan atau kondisi
perkampungan kumuh, wartawan
membutuhkan detail remeh sebagai simbol
untuk menggambarkan kondisi
tersebut.
Ketiga, apakah fakta yang
berhasil dikumpulkan itu sangat tergantung pada
waktu? Jika tergantung waktu,
fakta itu segera basi ketika digunakan menjadi
lead deskripsi. Harus
diingat, wartawan harus mampu mengumpulkan fakta
yang terlepas dari
ketergantungan waktu.
Keempat, apakah penggunaan
lead deskripsi tidak menyebabkan ketidakjelasan
fakta-fakta penting untuk
disampaikan kepada pembaca? Penggambaran objek
berita yang berkepanjangan
pada akhirnya munculnya kalimat-kalimat tidak
efektif dan memboroskan kata.
Perhatikan contoh lead
deskripsi yang tidak tepat yang menyebabkan fakta
penting menjadi samar atau
tidak jelas disampaikan;
Ruangan kelas 3 SDN II Kota
Serang tampak sepi. Meja-meja belajar kosong,
tak ada murid-murid yang
biasanya duduk rapih di kursi-kursi meja tersebut.
Papan tulis berwarna hitam di
dinding kelas juga masih terlihat bersih, tidak
tampak bekas coretan kapur
yang menandakan aktivitas guru dan murid di
ruangan tersebut. Sedangkan
di meja guru yang berada di sudut sebelah kanan
juga terlhat bersih, tak ada
tumpukan buku atau bunga yang diletakan di sana.
Ahmadun, guru kelas 3 SDN II
termanggu menatap ruangan kelas tersebut. Dia
berjalan perlahan-lahan dari
pintu masuk hingga ke meja guru, kemudian duduk
di kursi yang terbuat kayu
yang mahoni. Dia memandang satu per satu meja-
meja murid yang kosong,
seakan tidak percaya dengan kondisi kelas 3 SDN II
tersebut.
Perhatikan dua paragraf
berita di atas. Hingga paragraf kedua, pembaca masih
tetap tidak mengetahui apa
yang hendak diceritakan oleh wartawan. Lead
deskripsi yang dibuat di atas
memang memungkinkan pembaca untuk terbawa
pada pengamatan keadaan
ruangan kelas 3 SDN II Kota Serang. Tetapi
pertanyaan penting, ada apa
dan mengapa itu terjadi, tidak segera terjawab.
Boleh jadi, pembaca akan
merasa letih, lalu meninggalkan tulisan tersebut.
Mari kita perbaiki berita di
atas:
Ruangan kelas 3 SDN II Kota
Aceh tampak sepi. Meja belajar kosong dan
papan tulis berwarna hitam
masih terlihat bersih, tak ada coretan yang
menandakan aktivitas
belajar-mengajar antara murid dan gur. Suasana ini
terjadi setelah daerah ini
terkena gempa besar, Minggu (16/2-2014) yang
memaksa seluruh penduduk
dievakuasi, termasuk para murid SD tersebut.
Ahmadun, guru kelas 3 SDN II
Kota Aceh itu termanggu di depan pintu masuk,
kemudian dia berjalan
perlahan-lahan ke meja guru yang berada di sudut
sebelah kanan ruangan. Dia
duduk di kursi yang biasanya setiap hari dilakukan
untuk memberi pelajaran pada
para murid. Dia memandang satu per satu meja
murid yang kosong, seakan
tidak percaya dengan kondisi kelas 3 SDN II itu.
Hasil perbaikan di atas
setidaknya segera menjawab pertanyaan apa yang hendak
disampaikan kepada pembaca.
Penggunaan lead deskripsi itu selayaknya tidak
menghalangi atau tidak
menyebabkan informasi penting untuk segera
disampaikan kepada pembaca.
- Tekni Lead: Quatation / Kutipan
Kekuatan lead kutipan atau
quatation adalah penegasan terhadap sesuatu atau
objek berita. Umumnya, lead
kutipan digunakan ketika sebuah peristiwa atau
objek berita berada pada
pusaran kontroversi yang kuat.
Lead kutipan selalu diawali
dengan tanda kutip “ ….”, diikuti dengan orang
yang memberikan penegasan
terhadap sebuah persoalan. Tentu saja, wartawan
harus berhati-hati
menggunakan lead ini jika tidak ingin berita yang dibuatnya
terkesan seperti cerita
pendek (Cerpen). Hal ini bisa terjadi jika wartawan
terlalu sering menggunakan
kutipan untuk menyusun beritanya, bahkan dari
paragraf ke paragraf
merupakan kutipan. Ini kesalahan yang bisa terjadi.
Pada berita-berita tertentu,
lead kutipan bisa jadi bercampur dengan lead
epigram (perumpamaan), lead
literer atau lead yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan. Ucapan tokoh
terkenal yang sudah meninggal dikutip dan dijadikan
lead untuk menggambarkan
topik berita yang akan disajikan, atau kalimat
perumpamaan dari sebuah karya
sastra atau novel terkenal.
Perlu diperhatikan wartawan
adalah apakah ada kata-kata atau kalimat dari
seseorang yang memang kuat
serta menarik untuk dijadikan lead kutipan.
Misalnya, kata itu merupkan
kunci jawaban atas persoalan yang menjadi
kontroversi selama ini
terjadi.
Perlu juga diketahui, lead
kutipan berbeda jauh dengan kutipan yang berada
dalam tubuh berita, meskipn
ada fungsi yang sama sebagai penegasan suatu
fakta atau keterangan yang
dikemukakan. Perbedaanya lead kutipan merupakan
penegasan atau jawaban
terhadap topik yang tengah dibahas. Sedangkan kutipan
dalam lead merupakan
penegasan terhadap kalimat-kalimat atau informasi yang
dikemukakan dalam tubuh
berita.
Coba perhatikan contoh lead
kutipan sebagai berikut:
Contoh 1:
Jakarta – “Aku enggak
apa-apa,” kata Joko Widodo atau dipanggil Jokowi,
Gubernur DKI Jakarta ketika
menanggapi hujatan media dan sekelompok
masyarakat terhadap
dekrasinya menjadi calon presiden (Capres) yang
ditugaskan Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan (PDIP), Selasa (18/3-2014)
di Cawang, Jakarta Barat.
Contoh 2:
Jakarta – “Gue yang nabrak
pagar rumah. Lah rumah .. rumah gue. Gue tabrak
karena gue kesal ama bini
gue. Kok kalian yang pada ribut,” kata AS, seorang
pengusaha ternama sambil
menggembrak meja dalam acara jumpa pers di Cape
21, Jakarta, Selasa
(18/3-2014). Jumpa pers berkaitan dengan kasus penabrakan
pagar rumah milik AS oleh
sebuah mobil mewah yang tengah diusut kepolisian.
Contoh 3:
Jakarta – “Tolong …”
terdengar teriakan di ujung telepon melalui 911. Tak
lama terdengar suara letusan
senjata api berkali-kali. Polisi menemukan 18
jenazah akibat penembakan
oleh lelaki tidak dikenal di sebuah restoran di
California, Selasa
(18/3-2014). Suara teriakan dan letusan itu diduga dari
korban yang sempat menelpon
melalui 911.
- Teknik Lead: Questions / Pertanyaan
Tahukah Anda kekuatan lead
pertanyaan atau quetions? Jika belum, inilah saat
Anda untuk mempelajari
kekuatan lead pertanyaan yang digunakan dalam
berita. Dan, jangan
mengherankan, jika hasil dari berita yang menggunakan
lead jenis ini akan serba
menakjubkan, yaitu menimbulkan empati yang luas
dari pembaca.
Cermati, intro tulisan di
atas. Bukankah penulis langsung betanya kepada Anda?
Artinya, wartawan yang
menggunakan lead jenis ini secara sadar melibatkan
pembaca. Reaksi yang
diharapkan adalah pembaca tertarik dan melanjutkan
menyimak berita yang
disajikan.
Teknik lead atau intro
pertanyaan /quetions lebih banyak digunakan pada
features, meskipun banyak
berita yang juga menggunakan lead serupa. Namun
biasanya, lead pertanyaan
bertujuan untuk menggugat sesuatu persoalan yang
masih samar, atau kalimat
yang digunakannya bernada skeptis atau meragukan
fakta dan keterangan yang
ada. Tujuannya lebih pada mengkaji secara kritis
berbagai hal. Dengan cara ini
wartawan mencari fakta yang mendekati
kebenaran untuk disajikan ke
pembaca.
Sejatinya, sikap skeptis
harus dimiliki oleh wartawan. Dengan sikap ini,
wartawan tidak mudah dtipu
oleh sumber berita, baik aksi pembohongan yang
disengaja atau tidak sengaja.
Sikap skpetis untuk meragukan apapun yang
diterima dan didengar soal
berita. Soal sikap skeptis ini akan dibahas tersendiri
dalam postingan lainnya.
Selain intro di postingan
menggunakan lead pertanyaan, berikut beberapa
contoh hal tersebut;
Contoh 1:
Serang – Benarkah pesawat
MH370 milik Malaysia ke Maladewa? Inilah
kesaksian sejumlah warga di
Maladewa yang mengaku melihat sebuah pesawat
terbang besar berwarna putih
dan bergaris merah melintas di udara. Kesaksian
ini menguatkan skenario
pesawat yang berpenumpang 297 orang itu merupakan
korban pembajakan.
Contoh 2:
Serang – Tahukah Anda biaya
sewa pesawat yang dicarter para calon presiden
(Capres)? Tak kurang Rp1,6
miliar per empat jam, tetapi biaya akan lebih besar
jika menggunakan pesawat jet
pribadi. Meski para Capres beralasan menghemat
waktu dan memudahkan untuk
menjangkau lokasi kampanye, penyewaan
pesawat ini menimbulkan
kontroversi.
Contoh 3:
Serang – Siapakah yang lebih
terkenal Aburazil Bakri (Ical) yang juga Calo
Presiden (Capres) Partai
Golkar atau Nia Ramdhani, menantunya yang menjadi
istri Ardi Bakrie, anak Ical?
Dalam beberapa kesempatan kampanye Partai
Golkar, ternyata warga lebih
memilih bersalaman dan berfoto bareng dengan
Nia. Ical nyaris tidak
diperhatikan oleh warga yang mengunjungi kampanye
tersebut.
- Teknik Lead: Accusation / Tudingan
Posted on 19/03/2014
Jarang media cetak berani
menggunakan lead tudingan atau accusation, apalagi
pada era rezim Orde Baru
(Orba) berkuasa selama 32 tahun di Indonesia. Salah
penggunaan lead ini, media
cetak yang bersangkutan bisa dibreidel alias
dihentikan penerbitannya
untuk sementara maupun untuk selamanya.
Pada paska reformasi ketika
kehidupan pers memiliki kebebasan yang luar biasa,
lead tudingan langsung pun
tetap jarang digunakan. Mengapa begitu? Karena
lead tudingan menempatkan
langsung pihak-pihak tertentu sebagai lawan yang
dituduhkan terlibat dalam
peristiwa atau objek berita. Tentu saja ini sangat
beresiko, terutama resiko
adanya tuntutan hukum yang boleh jadi mampu
menutup atau membangkrutkan
usaha media yang bersangkutan.
Terkadang muncul lead
tudingan langsung di sejumlah media cetak dan internet.
Tetapi, praktiknya lead ini
dicampur dan “diakali” dengan lead yang lain seperti
lead pertanyaan / quetions,
lead kutipan atau lead pernyataan. Acapkali lead itu
ditambah dengan kata-kata
diduga, disinyalir atau kata-kata lainnya yang
menempatkan pihak dalam objek
berita itu sebagai sesuatu yang belum pasti,
atau istilah hukumnya sebagai
pihak tersangka. Pencampuran jenis lead itu
tentunya untuk menghindari
pasal-pasal hukum yang bisa menjerat perusahaan
media.
Kekuatan lead tudingan
langsung memang luar biasa. Lead ini mirip dengan
surat terbuka yang ditujukan
kepada seseorang atau pihak-pihak tertentu.
Dengan cara ini, berita yang
disajikan langsung berkonfrontasi dengan berbagai
pihak.
Perhatikan contoh di bawah
ini;
Contoh 1:
Jakarta – “Lo pikir
bermanfaat cara kampanye berteriak-teriak dan
mengumpulkan massa di
lapangan terbuka. Sudah basi tahu,” kata Basuki alias
Ahok, Wakil Gubernur DKI
Jakarta ketika ditanya soal kiprahnya sebagai Juru
Kampanye (Jurkam) Partai
Gerindra, Rabu (19/3-2014).
Contoh 2:
Jakarta – Sebelum Anda
menghakimi, mengacungkan jari, atau menyebarkan
teori dan spekulasi, ingat
bahwa Anda tak hanya menyakiti keluarga awak kabin
dari pesawat yang hilang itu,
tetapi juga menyakiti perasaan kami sebagai
keluarga besar MAS.
Demikian surat Dr Nur Abd
Rahim, putri Kapten Abd Rahim, pilot pesawat
MH370 yang hilang dan belum
ditemukan hingga saat ini. Surat terbuka itu
ditujukan pada Menteri
Perhubunga Malaysia dan dimuat di Strait Times, Rabu
(19/3-2014).
Contoh 3:
Jakarta – “Kalian-kalian
sudah keterlaluan, tak bungkam kalian,” begitu ucapan
Soeharto, Presiden RI dalam
sebuah acara di salah satu kapal perang eks Jerman
Timur. Ucapan ini menanggapi
genjarnya pemberitaan media yang menyoroti
markup harga dan sebagian
besar kapal perang itu dalam keadaan rusak ketika
diterima Indonesia.
Hanya sebulan dari pernyataan
itu, sejumlah 7 media di Indonesia dihentikan
penerbitannya. Ke-7 media itu
terdiri dari 5 suratkabar dan 2 majalah.
- Teknik Lead: Suspend / Penangguhan
Teknik lead suspend atau
penangguhan termasuk lead yang unik, karena
berlawanan dengan prinsip
dalam membuat berita, yaitu fakta penting harus
segera disajikan pada awal
kalimat kepada pembaca. Sebaliknya, dalam lead ini,
fakta itu ditangguh untuk
menimbulkan rasa penasaran atau menggugah
keinginan tahu pembaca.
Tetapi tetap harus diingat,
penangguhan fakta penting untuk memberikan
jawaban terhadap rasa ingin
tahu pembaca, tidak boleh terlalu berkepanjangan.
Apalagi jawaban atau fakta
penting itu ditaruh di bagian tengah atau akhir
tulisan. Jika ini terjadi,
berita atau tulisan jurnalistik menjadi lebih mirip
dengan cerita pendek atau
karya sastra.
Selain itu, jika editor
terpaksa memotong bagian tertentu pada berita tersebut,
ini berakibat hilangnya fakta
penting atau jawaban. Akhirnya, pembaca tidak
mengerti apa yang mau
disampaikan wartawan dalam berita itu.
Umumnya, penggunaan lead
suspend atau penangguhan diterapkan pada berita
yang disebut softtnews, bukan
pada hardnews. Ada juga yang menyebutkan,
lead suspend lebih cocok
diterapkan pada features, yaitu artikel jurnalistik yang
tidak terikat pada waktu.
Pengertian tentang hardnews, softnews dan features
akan dijelaskan lebih rinci
pada postingan lainnya.
Perhatikan contoh berita yang
menggunakan lead suspend, tetapi jawaban atau
fakta penting itu terlalu
lama ditunda oleh wartawan.
Mujab (38) bersama istrinya
terkejut menyaksikan pintu pagar rumahnya di
Kampung Sumupercung, Kota
Serang terbuka lebar. Padahal ketika
ditinggalkan pagi harinya,
Kamis (20/3-2014), pintu pagar tertutup rapat. Dia
masih ingat mengunci pintu
pagar dengan dua gembok besar dan diikat dengan
rantai.
Karena khawatir, Mujab
bersama istrinya tidak langsung masuk ke halaman
rumahnya. Dia sengaja mendatangi
tetangganya, Kasmin. Kepada Kasmin, dia
menceritakan keadaan pagar
rumah yang terkesan telah dibongkar oleh orang
yang belum diketahui. Dia
juga bertanya, apakah ada sesuatu yang
mencurigakan selama dia dan
istrinya meninggalkan rumah itu.
Akhirnya, Mujab dan istrinya
ditemani Kasmin masuk ke halaman rumah.
Mereka melihat kaca jendela
pecah dan pintu rumah terbuka lebar. Di halaman
itu terdapat bekas-bekas ban
mobil yang diduga merupakan ban mobil truk,
karena bekas ban itu cukup
lebar. Ketika masuk dalam rumah, ternyata rumah
itu sudah kosong. Hampir
seluruh isi rumah hilang mulai dari lemari, meja,
komputer dan sebagainya.
Mujab sadar telah terjadi
perampokan di rumahnya. Buru-buru, dia
mengeluarkan telepon genggam
dan melaporkan hal itu ke polisi setempat.
Cermati contoh di atas. Fakta
penting yang ditangguhkan untuk segera
dikemukakan kepada pembaca
adalah maling telah masuk ke rumahnya dan
membawa hampir seluruh isi
rumah. Diduga, perabotan itu diangkut dengan
truk. Dan, fakta penting itu
ditaruh di paragraf ketiga dan keempat. Di paragraf
ini, pembaca baru mengetahui
bahwa terlah terjadi perampokan di siang hari.
Seandainya, halaman yang
tersedia tidak mencukupi dan dua paragraf terakhir
dihilangkan, maka pembaca
tidak memperoleh informasi apa-apa terhadap berita
itu, selain Mujad dan
istrinya serta Kasmin yang kebingungan. Ini merupakan
contoh penggunaan lead
suspend yang biruk
Mari kita coba perbaiki
contoh berita tersebut;
Mujab (38) dan istrinya
terkejut menyaksikan pintu pagar rumahnya di
Kampung Sumupecung, Kota
Serang terbuka lebar, Kamis (20/3-2014).
Seingatnya, pagar itu dikunci
rapat. Ketika berada dalam rumah, keduanya sadar
maling telah membawa hampir
seluruh isi rumahnya. Mereka melaporkan hal
itu kepada polisi setempat.
Sebelum memasuki rumah, Mujab
dan istrinya mendatangi tetangganya,
Kasmin. Keduanya khawatir
terjadi apa-apa, kemudian menceritakan kondisi
pintu pagar itu kepada
Kasmin. Akhirnya, Mujab dan istrinya ditemani Kasmin
untuk memeriksa rumah
tersebut. Di dalam rumah, Mujab mengetahui
perabotannya sudah raib mulai
dari kursi, meja, komputer, perangkat pakaian
dan sebagainya.
Mujab menduga, maling itu
beroperasi tidak sendirian. Mereka menggunakan
mobil truk untuk mengangkut
isi rumah. Ini terlihat dari bekas ban di halaman
rumah. Ban itu berukuran dan
bermotif khas ban mobil truk.
- Teknik Lead: Kontras / Perbedaan
Posted on 20/03/2014
Teknik Lead kontras atau
perbedaan sangat mudah dikenali. Cirinya adalah dua
kondisi yang bertolak
belakang disatukan dalam tempat yang sama untuk
menimbulkan empati atau emosi
atas kondisi tersebut.
Sebagian besar penggunaan
lead ini berkaitan dengan kondisi orang maupun
lingkungan yang dibandingkan
dengan kondisi lain yang sangat jauh berbeda.
Perbedaan itu yang menjadi kekuatan
untuk menceritakan kondisi yang diamati
wartawan. Pembaca menyukai
lead jenis ini karena akan mendapatkan dua
referensi sekaligus tentang
persoalan yang dibicarakan.
Jika ditelesuri dan diamati,
lead kontras lebih banyak dipakai untuk
mengemukakan perberdaan
tingkat kesejahteraan, perlakuan yang diskriminatif,
perilaku para penguasa dan
politikus dan sebagainya. Lead ini juga bisa
digunakan dalam berbagai
karya jurnalistik seperti hardnews, softnews,
editorial, features dan
sebagainya. Dan, struktur berita yang manapun cocok
dengan lead ini.
Penggunaan lead kontras ini
membutuhkan kepiawaian dalam menggunakan
kalimat pendek. Jangan
sampai, kalimat yang beranak pinak dan bercucu
digunakan untuk menggambarkan
kondisi perbedaan itu, justru mengakibatkan
pembaca tidak bisa mengerti
apa yang mau disampaikan wartawan.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Contoh 1:
Serang – Kurang dari 100
meter dari rumah mewah milik Gubernur
Borongborong, lebih 20 anak
menderita gizi buruk akibat kemiskinan keluarga
di Cipocokjaya, Kota Serang.
Keluarga miskin ini tidak pernah tersentuh
program kerja peningkatan
kesejahteraan dari gubernur tersebut.
Contoh 2:
Serang – Pejabat Pemprov
Barong menggelar rapat dengan biaya Rp1 miliar
untuk membicarakan penanganan
kemiskinan di sebuah hotel mewah di Kota
Serang, Kamis (20/3-2014).
Contoh 3:
Serang – Meski dipenjara
dengan dugaan korupsi, Kalumba Mali, Caleg dari
PAN tetap ikut sebagai
peserta Pemilu Legislatif tahun 2014. Kalumba ditahan
karena diduga korupsi
pengadaan pupuk sebesar Rp990 juta di Dinas Pertanian
Nusa Tenggara Timur tahun
2009.
- Teknik Lead: Stakato / Loncat-loncat
Teknik lead stakato merupakan
lead yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup
besar. Karena, wartawan yang
menerapkan lead ini memerlukan kepiawaian
memilih kata yang maknanya
tidak saling berkaitan, tetapi dirangkai menjadi
suatu gambaran tentang objek
berita.
Kata stakato berasal dari
staccato. Dalam musik, staccato merupakan tanda titik-
titik di bawah not. Ini
berarti not yang dimaksudkan harus dibaca atau
dimainkan dengan ditekan
secara terputus-putus. Jika dilihat, jari seperti
mengetuk atau meloncat-loncat
pada not yang sama. Itulah sebabnya lead
stakato dimaknai sebagai
loncat-loncat. Kata staccato diindonesiakan menjadi
stakato.
Dalam konteks berita, lead
stakato berarti meloncat dari satu kata ke kata yang
lain, meskipun terkesan makna
kata tidak saling berkaitan. Tetapi jika dibaca
secara keseluruhan, lead
tersebut merupakan satu kesatuan utuh untuk
menggambarkan objek berita.
Ada sejumlah alasan mengapa
wartawan menerapkan lead stakato. Alasan utama
adalah wartawan ingin
menggambarkan sekaligus dalam sebuah lead mengenai
suatu keadaan yang sangat
luar biasa atau kejadian yang atraktif.
Penulis mengenal lead stakato
dari Parakitri Tahi Simbolon, wartawan senior
Kompas yang pernah mengelola
Litbang dan Dilkat perusahaan media itu. Hasil
liputan wartawan yang menjadi
perserta latihan itu dijadikan berita dengan lead
stakato. Waktu itu, peserta
meliput maraknya tarian breakdance di Jakarta yang
menimbulkan korban berupa
patah tulang leher dan punggung.
Tentu saja, naskah berita
yang dibuat peserta Diklat membuat gaduh jajaran
redaksi. Mentor Diklat itu
memaksakan agar naskah berita dimuat, sementara
para editor atau penjaga
keredaksian menolak karena keluar dari pakem yang
diterapkan saat itu. Melang
lead stakato merupkan lead yagn tidak biasa,
sehingga diawal membacanya
aga kesulitan untuk memahami langsung berita
apa yang hendak disampaikan.
Perhatikan contoh lead
stakato di bawah ini:
Contoh 1:
Serang – Suara sepeda motor
trail menderum keras. Penonton berteriak ngeri.
Suara benda keras menghantam.
Darah pun bersimbah. Petugas medis berlari
menyongsong. Itulah saat
jatunya Ronald yang mengendarai sepeda motor trail
yang melintas di atas di atas
seutas tali baja yang terbentang antara gedung
betingkat di Jalan Sudirman,
Jakarta, Kamis (20/3-2014). Ronald tewas di
tempat kejadian.
Contoh 2:
Serang – Bumi bergetar. Suara
menggelegar. Langit gelap mendadak terang bak
jutaan kembang api menyala
bersamaan. Warga berhamburan ketakutan. Semua
itu berasal dari meledaknya
gudang persenjataan milik Angkatan Darat Negera
Siboru di Taktakan, Kabupaten
Serang, Banten, Kamis (20/3-2014).
- Teknik Lead: Epigram / Perumpamaan
Teknik lead epigram lebih
sering digunakan oleh wartawan yang menganut
mazhab atau aliran jurnalisme
sastra. Seperti namanya, lead ini memang
mengutip ungkapan atau
perumpamaan / syair pendek yang berisi gagasan atau
pokok persoalan, dan diakhiri
dengan sebuah sindiran yang tajam.
Wartawan tentu harus memiliki
pengetahuan yang cukup tentang
perumpamaan / syair atau
peribahasa yang mengandung kearifan dalam
memandang sebuah persoalan.
Jika tidak, perumpamaan yang disebut dalam lead
berita akan menjadi lucu atau
istilahnya “tidak nyambung” antara peristiwa
dengan perumpamaan tersebut.
Namun wartawan harus selalu
mengingat, penggunaan epigram dalam lead
diupayakan bukan yang
memiliki kalimat berkepanjangan, sehingga
mengaburkan peristiwa atau
pokok persoalan yang akan disajikan. Wartawan
mau atau tidak harus memilih
epigram yang efektif, kecuali editor menyetujui
penggunaan epigram yang
panjang dan halaman untuk menampung tulisan itu
mencukupi.
Dalam praktiknya, lead
epigram lebih sering dipakai untuk features atau tulisan
jurnalistik yang panjang dan
mendalam. Jenis tulisan itu antara lain tentang
kemanusiaan, tragedi yang
memancing emosi atau empati luar biasa dan
sebagainya.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Contoh 1:
Serang – Kasih ibu sepanjang
jalan, kasih anak sepanjang gala. Ungkapan ini
cocok untuk Supardi, warga Blosokan tega membunuh ibunya,
Kiyem dan
memakan hatinya, Kamis
(20/3-2014). Alasannya, Supardi tidak ingin ibunya
menikah dengan lelaki lain
setelah ditinggalkan oleh Karo, ayah Supardi.
Contoh 2:
Serang – Sudah jatuh,
tertimpa tangga lagi. Demikian nasib Karsun yang kini
menjalani persidangan di
Pengadilan Negeri Boru, Jumat (21/3-2014).
Usahanya yang dibangun
bertahuan bangkrut dan kini harus menghadapi
dakwaan penipuan atas laporan
para pelanggannya.
Contoh 3:
Serang – Ibarat air susu
rusak oleh setitik air tuba. Roki (20) membantai
keluarga Samsu mulai dari
Samsu, istrinya dan dua anaknya di rumahnya di
Keluarahan Gorong, Kota
Serang, Kamis (20/3-2014), gara-gara tidak dibelikan
sepeda motor. Padahal Roki
dipelihara sejak kecil yang diambil dari sebuah
panti asuhan dan sudah
dianggap sebagai anak sendiri oleh Keluarga Samsu.
- Teknik Lead: Literer
Teknik lead literer lebih
sering rancu dengan teknik lead epigram atau
perumpamaan. Padahal jika
ditelisik, lead literer dengan lead epigram sangat
jauh berbeda, meski keduanya
bisa efektif menggiring pembaca pada sebuah
gambaran peristiwa, jika
penggunaannya tepat.
Perbedaan antara kedua lead
itu adalah lead epigram mengutip perumpamaan
atau syair yang biasanya
dikeluarkan orang-orang bijak. Sedangkan lead literer
lebih pada nukilan buku atau
kisah-kisah tertentu yang dinilai memiliki kearifan
untuk menggambarkan
peristiwa. Jika wartawan tidak cermat soal ini, maka dia
akan membuat lead epigram
ketika bermaksud membuat lead leterer.
Tujuan penggunaan literer
adalah menarik pembaca dan memberikan gambaran
apa yang mau disajikan dalam
berita itu. Biasanya, lead ini mengandung
sindiran yang tajam atas
sebuah kondisi atau gagasan dalam berbagai bidang
kehidupan. Lead ini juga
lebih sering menggunakan tokoh tertentu dalam
legenda untuk melakukan
sindiran tersebut.
Tentu saja, wartawan
membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk
menggunakan lead literer.
Setidaknya, dia mengetahui tokoh-tokoh yang akan
dijadikan sebagai
penggambaran atas peristiwa yang akan diceritakan. Jika
tidak, antara lead literer
dengan apa yang mau disajikan tidak memiliki
relevansinya alias tidak
nyambung. Selain itu, wartawan harus bisa memastikan
bahwa tokoh dalam legenda
yang dijadikan gambaran peristiwa itu sudah sangat
dikenal oleh pembaca,
sehingga tidak perlu menjelaskan lebih rinci pada
pembaca.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Contoh 1:
Serang – Kisah Putri
Cinderela benar-benar terjadi di Kerajaan Britania Raya
(Inggris). Lady Diana Spancer
dinikahi Pangeran Charles, pewaris tahta
kerajaan yang mencakup 15
negara persemakmuran di Gereja Kerajaan Inggris,
kemarin. Lady dari keluarga
sederhana yang sehari-hari berkerja sebagai guru
Taman Kanak-Kanak di Wales
menjadi permaisuri calon pewaris tahta.
Contoh 2:
Serang – Akankah fenomena
petruk jadi ratu terjadi pada diri Joko Widodo atau
Jokowi, Gubernur DKI Jakarta
yang dicalonkan jadi Presiden RI dari PDIP?
Jokowi yang sederhana,
beribicara apa adanya dan tidak membalas berlebihan
hujatan terhadapnya seolah
menegaskan dirinya sebagai rakyat biasa yang akan
memimpin negeri ini.
Contoh 3:
Serang – Graham Bell, penemu
telepon mungkin akan terkejut seandainya
menyaksikan kemajuan
teknologi telepon saat ini. Teknologi telepon yang
ditemukannya kini telah
meloncat drastis dari telepon rumah (fixed) yang
menggunakan kabel hingga ke
smartphone atau telepon pintar tanpa kabel.
Contoh 4:
Serang – Robin Hood dari
Banten, julukan yang pantas disematkan pada
Kobramun yang menjadi
terdakwa dugaan korupsi Rp95 miliar dari sejumlah
proyek di Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten. Dalam sidang Pengadilan
Tipikor Serang, Selasa
(25/3-2014), Kobramun mengatakan, hasil korupsi itu
dibagikan kepada rakyat
miskin.
- Teknik Lead: Parodi / Peniruan
Teknik lead parodi atau peniruan ini agak sulit untuk didefinisikan, karena lead
ini sering bercampur dengan
lead epigram, kutipan, kontras dan literer. Namun
lead ini lebih menekankan
pada peniruan terhadap sesuatu yang bersifat wujud
maupun abstrak dan biasanya
diikuti dengan kalimat yang megambarkan objek
berita atau peristiwa dengan
gaya satire.
Secara umum, pengertian
parodi adalah suatu hasil karya yang digunakan untuk
memelesetkan, memberikan
komentar atas karya asli, judulnya ataupun tentang
pengarangnya dengan cara yang
lucu atau dengan bahasa satire. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Linda
Hutcheon seorang teoris literatur (2000: 7) puts it,
“parody … is , not always at
the expense of the parodied text.” Seorang kritikus
lainnya, Simon Dentith (2000:
9), mengartikannya sebagai “any cultural
practice which provides a
relatively polemical allusive imitation of another
cultural production or
practice.” ( wikipedia.org).
Jika diamati, penggunaan lead
parodi ini lebih penggunaan kondisi yang
paradoksal atau saling bertentangan.
Ini akan sulit dibedakan dengan lead
kontras yang juga memakai
kekuatan paradoks dalam menyajikan objek berita.
Perbedaanya adalah lead
kontras lebih banyak dipakai untuk kondisi yang
bertentangan dengan dua objek
itu dijadikan satu dalam lead. Sedangkan lead
parodi memiliki objek yang
sama, namun menghasilkan kondisi yang berbeda
yang mengandung keironian.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Contoh 1:
Serang – Terlalu asyik
berjoging subuh dinihari, HS, seorang wanita di
Durensawit, Jakarta, tidak
menyadari diintai lima lelaki dikenal. Kelima lelaki
itu menyekap HS dan
memperkosa beramai-ramai di sebuah bangunan yang
belum rampung di Jalan
Ridwan, Jakarta, Kamis (20/3-2014).
Contoh 2:
Serang – Gara-gara facebookan
di HP sambil berjalan kaki, Diah tewas setelah
terpeleset dari tangga di
lantai 3 Gedung PKPRI, Kamis (20/3-2014).
Contoh 3:
Serang – Gara-gara pejabat
Indonesia terlalu giat mengimpor beras, kini nasib
para petani tidak menentu
akibat produksinya tidak bisa dijual di pasar.
Pasalnya, harga beras impor
itu jauh lebih murah, meskipun kualitas beras
impor jauh lebih jelek.
Contoh 4:
Serang – Robert (49) yang
dikenal sebagai Bapaknya Joging Amerika,
meninggal dunia setelah
berjoging di Seatle, Amerika, Kamis (20/3-2014). Dia
disimpulkan sementara meninggal
karena terlalu berlebihan berolahraga joging.
- Teknik Lead: Humor /Kelucuan
Teknik lead humor hanya bisa
digunakan pada situasi yang membuat pembaca
tersenyum karena geli.
Umumnya, lead ini diterapkan pada fakta-fakta yang
remeh dan memperlihatkan
hal-hal yang tidak lazim.
Penggunaan lead humor
biasanya terjadi pada situasi yang tidak lazim, baik
perilaku orang yang terlibat
dalam berita atau fakta-faktanya yang di luar
kebiasaan. Lead humor juga
dipakai untuk mengkritik kondisi yang dinilai
membodohi masyarakat, salah
pengertian antar pihak atau benturan antar budaya
dan hal-hal lain.
Selain menyajikan sisi
menarik, lead humor dan sejumlah lead lainnya sering
merupakan alat untuk
menyampaikan sebuah kritik ketika wartawan tidak
memiliki kebebasan untuk
memberitakan sesuatu yang dipandang penting buat
masyarakat. Istilahnya, lead
humor adalah sindiran untuk masuk pada berita
yang dinilai sangat sensitif
oleh negara. Meski pendapat ini tidak selalu benar,
lead humor memang menjadi
pilihan ketika wartawan menghadapi situasi
tersebut.
Namun harus tetap mengingat
bahwa penggunaan humor bukan berarti
mengabaikan hal-hal penting
yang seharusnya dilakukan wartawan ketika
menyusun berita. Fakta
penting atau gagasan-gagasan berita harus secepatnya
disampaikan kepada pembaca
dengan kalimat-kalimat yang efektif dan tidak
bertele-tele.
Lead humor juga sering
bercampur dengan lead lainnya seperti lead percakapan,
lead kutipan atau lead
pernyataan.
Perhatikan contoh di bawah
ini;
Contoh 1:
Serang – “Sumpah pak hakim,
saya tidak mencuri kerbau, saya hanya
mengambil tali besar. Ketika
saya bawa tali itu ternyata diujungnya ada kerbau
milik Saman, ya ke bawa ke
rumah saya Pak Hakim,” kata Kasmin, warga
Baduy Luar di sidang
pencurian kerbau yang digelar di Pengadilan Negeri
Lebak, Minggu (23/-3/2014).
Contoh 2:
Serang – Ketua Majelis Hakim
dalam sidang pencurian burung beo di
Pengadilan Negeri Serang,
Minggu (23/3-2014) memerintahkan agar barang
bukti burung beo disingkirkan
dari ruang sidang. Karena majelis hakim
terganggu ocehan bernada
cabul dan maki-maki dari burung beo setiapkali
terdengar kata suadara,
bapak, ibu atau kata sejenis lainya.
Contoh 3:
Serang – Seorang pembeli di
Pasar Glodok, Jakarta, marah-marah kepada
penjual dan terjadi
keributan. “Saya minta barang dari Cina, kenapa dikasih dari
Tiongkok,” kata pembeli itu
ketika diperiksa polisi. Ternyata penggunaan istilah
Tiongkok untuk menggantikan
Cina sesuai dengan Kepres yang dikeluarkan
Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY), menimbulkan masalah. Penjual itu
mengatakan Tiongkok untuk
barang yang semula disebut dari Cina.
- Teknik Lead: Dialog / Percakapan
Teknik lead dialog atau
percakapan sebaiknya digunakan jika wartawan sudah
punya kesepakatan dengan
editor dan tersedia halaman yang cukup untuk
memuat berita tersebut. Jika
tidak, bersiap-siaplah berita itu dibuang ke tempat
sampah, karena karyanya mirip
cerita pendek.
Tujuan utama pengunaan lead
percakapan adalah membawa pembaca atau
menjadikan pembaca sebagai
pihak ketiga dalam peristiwa atau gagasan berita
yang disajikan. Pihak ketiga
yang mendengarkan percakapan peristiwa tersebut.
Dengan cara ini, pembaca akan
terlibat dalam berita itu dan menimbulkan emosi
atau empati yang luar biasa.
Ciri utama teknik lead
percakapan adalah pengunaan tanda kutip (“…”). Tanda
kutip itu bisa hanya di lead
atau intro berita dan beberapa paragraf kemudian,
atau secara keseluruhan
berita itu berupa dialog dan setiap paragraf ditandai
dengan tanda kutip. Karena
itu, lead percakapan atau dialog memang mirip
dengan Cerpen atau penulisan
skenario drama / teater. Kesan itu begitu kuat,
terkadang pembaca meragukan
apakah ini cerpen atau sungguhan berita.
Selain itu, lead dialog juga
sering bercampur atau tersamar dengan lead kutipan.
Yang membedakan adalah lead
kutipan itu berbicara langsung dengan pembaca,
sedangkan lead dialog pembaca
hanya ditempatkan sebagai pendengar atau pihak
ketiga yang bersifat pasif.
Meski bentuknya seperti
Cerpen, wartawan yang menggunakan lead jenis ini
tidak boleh lupa dengan
prinsip-prinsi membuat berita, yaitu mengutamakan
fakta-fakta penting dengan
cara memilih dialog yang sesuai dengan fakta
penting tersebut. Jika ini
gagal dilakukan, berita yang dihasilkan merupakan
berita yang tidak memiliki
informasi penting karena menyajikan hal-hal yang
remeh.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Contoh 1:
Serang – “Apakah Saudara
mencuri Kerbau milik Saman?” tanya Murjono,
hakim dalam persidangan kasus
pencurian kerbau di Desa Kebong di Pengadilan
Negeri Lebak, Senin
(25/3-2014) dengan terdakwa Kasman, warga Baduy Luar,
Kabupaten Lebak.
“Tidak Pak Hakim. Saya cuman
membawa tambang (tali besar). Ketika saya
bawa di ujung tambang terikat
pada Kerbau milik Saman. Jadi kerbaunya
terbawa ke rumah, Pak Hakim,”
kata Kasman, terdakwa dalam persidangan itu.
“Kamu ini pintar berkelit
ya,” kata hakim sambil tersenyum. Hadirin di ruang
sidang itu tertawa, namun
segera dihentikan oleh hakim.
Contoh 2:
Serang – “Saya yakin Pak
Hakim. Ketiga pejabat itu memberikan uang kepada
saya untuk disampaikan kepada
Komisi VII DPR RI,” kata Deviardi, pelatih
golf Rudi Rumbiandini, mantan
Kepala SKK Migas yang menjadi terdakwa
suap Migas.
“Coba saudara rinci lagi
darimana saja sumbernya,” kata Riyono, jaksa penuntut
umum dalam sidang Tipikor di
Pengadilan Negeri Jakarta, Senin (25/3-2014).
“Uang 600.000 dolar Singapura
berasal dari Pak Johanes Wijanarko (Wakil
Kepala SKK Migas yang
sekarang menjadi Kepala SKK Migas), uang 200.000
dolar AS dari Pak Gerhard
(Deputi Pengendalian Bisnis SKK Migas) dan uang
50.000 dolar AS dari Pak Iwan
(Kadiv Operasi SKK Migas). Semuanya atas
perintah Pak Rudi untuk
menyerahkan uang ke saya. Uang itu disalurkan ke
Komisi VII DPR RI melalui
stafnya pak Sutan Batoegana,” kata Deviardi.
Namun ketiga pejabat yang
disebut Deviardi itu membantah telah menyerahkan
uang kepada Deviardi,
meskipun Rudi Rubiandini, terdakwa kasus itu
membenarkan pernyataan
Deviardi. “Tidak benar Pak Hakim, saya tidak pernah
menyerahkan uang kepada
pelatih golf itu,” kalimat ini diucapkan secara
bergiliran ketiga saksi dalam
kasus tersebut.
“Ah, jangan berbohong
bapak-bapak. Saya sudah memerintahkan kepada bapak-
bapak dan Deviardi sudah
melakukan tugasnya untuk menyampaikan uang itu ke
Komisi VIII. Memang Deviardi
punya duit darimana kalau bukan dari bapak-
bapak,” kata Rudi yang
menyela percakapan itu. Hakim mengingatkan Rudi
agar tidak bicara jika tidak
diminta atau Rudi harus minta izin kepada hakim
untuk berbicara.
- Teknik Lead: Interpretatif
Teknik lead interpretatif
tidak bisa digunakan kepada sembarangan berita. Sebab
lead ini dipastikan atau
mengarah pada pendapat atau opini dari fakta-fakta yang
dikumpulkan. Jika tidak
hati-hati, wartawan akan melanggar Kode Etik
Jurnalistik yang jadi pedoman
para jurnalis berkerja.
Kode Etik Jurnalistik (KEJ)
yang ditetapkan Dewan Pers pada pasal 3
menyebutkan, wartawan
Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan
secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta
menerapkan asas praduga tak
bersalah. Dalam tafsiran ayat itu di poin c
disebutkan, opini yang
menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini
berbeda dengan opini
interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi
wartawan atas fakta.
Bagaimana membedakan opini
yang berdasarkan interpertasi dengan opini yang
berasa; dari wartawan? Hal ini
akan dibahas secara rinci dalam postingan
tersendiri soal fakta dan
opini.
Karena itu, lead
interpretatif lebih sering digunakan pada karya jurnalistik
berbentuk features. Karya
jurnalistik jenis ini memberikan kebebasan berupa
pendapat atau opini dalam tulisannya.
Tetapi bukan berarti lead interpretatif
tidak bisa digunakan ke
berita biasa atau konvensional. Hanya diperlukan
kepiawainan wartawan agar
tidak terjebak pada pelanggaran Kode Etik
Jurnalistik.
Berita statistik biasanya
paling mudah menerapkan lead interpretatif. Angka-
angka yang berderet yang
dijadikan berita tentu tidak menarik pembaca dan
hanya membuat pegal mata.
Dan, angka itu belum tentu dipahami sebagai
sebuah berita jika tidak
diinterpelasikan oleh wartawan, atau ditafsirkan secara
tepat oleh wartawan.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Contoh 1:
Serang – Warga Kota Serang
menghabiskan dana Rp2,3 triliun untuk
mengkonsumsi rokok setiap
bulannya. Sedangkan pemenuhan kebutuhan
pendidikan hanya Rp1,2
triliun per tahun. Padahal anak putus sekolah di kota
ini cukup tinggi, sekitar
210.000 orang per tahun dari berbagai strata pendidikan
akibat kekurangan biaya
sekolah.
Demikian tercantum dalam
hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Banten periode
Januari-Desember 2013 yang dilansir dalam jumpa pers di
Kantor BPS Banten di KP3B,
Curug, Kota Serang, Selasa (26/3-2014).
Contoh 2:
Serang – Beberapa luka yang
memanjang lebih 10 centimeter pada bagian leher
mayat tak dikenal menyiratkan
mayat itu korban pembunuhan dengan
menggunakan senjata tajam
yang belum diketahui jenisnya. Pembunuhan
diyakini tidak terjadi di
lokasi mayat ditemukan di Kampung Gerdong, Kota
Serang, Selasa (26/3-2014),
tetapi di tempat lain dan dibuang di kampung ini.
Kapolsek Taktakan, AKP Rahmat
membenarkan kemungkinan mayat itu hasil
pembunuhan dengan menggunakan
senjata tajam. “Kami akan mendalami
perkara ini setelah mayat
divesum et repertum,” katanya kepada
mediabanten.com.
Contoh 3:
Serang – Warga Serang diminta
mewaspadai kemungkinan banjir besar yang
akan terjadi beberapa hari ke
depan. Pasalnya, debit air Bendung Pamarayan
mencapai 800 mm yang
merupakan batas maksimum tingkat aman. Jika hujan
masih mengguyur wilayah ini,
diyakini banjir akan terjadi di sebelah utara.
III. Struktur berita
- Mendalami Piramida Terbalik
Struktur berita Piramida
Terbalik sudah dibahas secara sekilas dalam BAB I.
Dalam BAB II ini, struktur
berita Piramida Terbalik akan dibahas lebih
mendalam agar wartawan
memahami dan mampu menggunakan dengan baik
struktur berita tersebut.
Struktur Berita Piramida
Terbalik
Prinsip dasar penggunaan
struktur berita Piramida Terbalik adalah pertama,
wartawan pemula bisa dengan
cepat menyusun berita dengan menempatkan hal-
hal penting sesuai dengan
urutan atau derajat pentingnya. Kedua, penggunaan
struktur ini memudahkan
editor untuk membuang hal-hal yang tidak penting
dengan cara memotong secara
berurutan mulai dari bawah hingga ke atas.
Secara ekstrem, berita itu
hanya tersisa lead atau intro berita. Meski tersisa
leadnya saja, pembaca tetap
memperoleh informasi yang layak mengenai sebuah
peristiwa.
Kombinasi antara struktur
berita Piramida Terbalik dengan rumus ajaib, 5 W +
1 H merupakan cara termudah
untuk menentukan derajat penting dari sebuah
berita. Meski jawaban dari 5
W + 1 H tidak perlu dijejalkan dalam lead atau
intro, setidaknya jawaban itu
akan membantu wartawan menyusun sebuah berita
yang apik. Jika wartawan
memaksakan jawaban 5 W + 1 H dalam sebuah lead,
maka yang terjadi adalah
kekacauan atau bias makna terhadap tujuan berita itu
disampaikan.
Boleh jadi, wartawan hanya
mengambil 3-4 unsur dari rumus ajaib semisal what
(apa), kapan (when) dan
dimana (where) untuk memulai sebuah intro berita.
Perhatikan contoh di bawah
ini:
Serang – Sebuah truk
bermuatan 40 pelajar SMAN 22 Pandeglang terguling di
Tanjakan Mengger, Kabupaten
Pandeglang, Senin (7/4-2014), pukul 09.00
WIB. Akibatnya, empat orang
meninggal dunia dan 15 orang luka parah.
What = Truk bermuatan
terguling
Who = 40 pelajar SMAN 22
Pandeglang
Where = Tanjakan Mengger,
Kabupaten Pandeglang
When = Senin, 7 April 2014,
pukul 09.00 WIB
Dari uraian di atas, jelas
wartawan hanya mengambil empat unsur dari rumus
kuno yang ajaib. Unsur itu
adalah What, Who, Where dan When. Sedangkan
unsur lainnya Why dan How
akan terjabarkan dalam neck / leher berita dan
tubuh berita berikutnya.
Apakah lead itu sudah layak
disebut berita? Jawabannya sudah layak. Di
sejumlah suratkabar, ada
rubrik yang sering disebut daerah sekilas, sekilas info
atau nusantara selintas.
Rubrik itu berisi berita-berita singkat yang hanya terdiri
dari satu atau dua paragraf.
Dan lead contoh di atas memang mengandung
informasi yang sekilas
tentang sebuah kecelakaan yang menimpa 40 pelajar
SMAN 22 Pandeglang karena
kendaraan yang ditumpanginya terguling di
Tanjangakan Mengger,
Kabupaten Pandeglang.
Kita kembali ke lead contoh
di atas.
===>> Lead Berita
<<===
Serang – Sebuah truk
bermuatan 40 pelajar SMAN 22 Pandeglang terguling di
Tanjakan Mengger, Kabupaten
Pandeglang, Senin (7/4-2014), pukul 09.00
WIB. Akibatnya, empat orang
meninggal dunia.
===>> Neck Berita
<<===
Keterangan yang dihimpun
mediabanten.com di lokasi kejadian menyebutkan,
truk Nopol A-8007-PL itu
dikemudikan Solihin, berangkat dari SMAN 22
Pandeglang, sekitar pukul
08.00 WIB. Truk itu mengakut 40 pelajar dengan
tujuan ke tempat Jambore
Pramuka di Carita, Kabupaten Pandeglang. Ketika
sampai di Tanjakan Mengger,
truk itu tidak kuat menanjak, meski pengemudi
sudah beruaha menambah
kecepatan. Akibatnya, truk itu merosot dan terguling
beberapakali dan berhenti di
pinggir kali. “Kondisi jalan tanjakan Mengger itu
licin akibat hujan yang
mengguyur sebelumnya,” kata AKP Juhdi, Kapolsek
Mengger yang ditemui di
lokasi kejadian.
Why = Truk tak kuat menanjak
dan kondisi jalan licin
How = Truk berusaha naik,
tidak kuat, merosot dan terguling beberapakali.
Jawaban Why dan How dari
rumus kuno yang ajaib itu berada di neck berita.
Dengan cara ini, wartawan
tidak memampatkan seluruh jawaban dalam satu lead
yang bisa berakibat kekacauan
(chaos) makna dan berita yang disampaikan.
Mari kita lanjutkan berita di
atas.
===>> Body <<===
Keempat yang meninggal dalam
kecelakaan itu adalah PulanA (16), PulanB
(16), PulanC (17) dan PulanD
(16). Keempat mayat itu kini berada di kamar
mayat Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Berkas Pandeglang. Sedangkan
ke-15 orang yang luka parah
dirawat di sejumlah tempat, antara lain Pusat
Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Mengger dan Klinik Kesehatan. Rencananya
korban luka parah itu akan
dibawa ke RSUD Pandeglang.
===>> Body Lanjutan
<<===
Menurut pengamatana di
lokasi, hingga pukul 15.00 WIB, warga masih banyak
berkerumun di sekiktar tempat
kejadian peristiwa (TKP). Sebagian warga ikut
dalam proses evakuasi dan
pertolongan terhadap korban kecelakaan, namun
sebagian lagi hanya menonton
peritiwa tersebut. Sedangkan truk yang berada di
pinggir jurang Tanjakan
Mengger masih dibiarkan,
===>> Body Lanjutan
<<===
Kapolsek Mengger, AKP Juhdi
mengatakan, pengemudi truk itu hingga
sekarang belum ditemukan.
“Kemungkinan dia loncat dan melarikan diri. Tetapi
kami sudah tahu identitasnya.
Kami akan menangkap dia,” katanya.
Selain itu, polisi juga akan
meminta keterangan pada pihak sekolah tentang
penggunaan truk untuk
mengangkut pelajar ke tempat Jambore di Carita. “Truk
kan tidak boleh untuk
mengangkut orang,” ujarnya.
Hasil penyusun berita tentang
kecelakaan itu sebagai berikut:
Serang – Sebuah truk
bermuatan 40 pelajar SMAN 22 Pandeglang terguling di
Tanjakan Mengger, Kabupaten
Pandeglang, Senin (7/4-2014), pukul 09.00
WIB. Akibatnya, empat orang
meninggal dunia.
Keterangan yang dihimpun
mediabanten.com di lokasi kejadian menyebutkan,
truk Nopol A-8007-PL itu
dikemudikan Solihin, berangkat dari SMAN 22
Pandeglang, sekitar pukul
08.00 WIB. Truk itu mengakut 40 pelajar dengan
tujuan ke tempat Jambore Pramuka
di Carita, Kabupaten Pandeglang. Ketika
sampai di Tanjakan Mengger,
truk itu tidak kuat menanjak, meski pengemudi
sudah beruaha menambah
kecepatan. Akibatnya, truk itu merosot dan terguling
beberapakali dan berhenti di
pinggir kali.
“Kondisi jalan tanjakan
Mengger itu licin akibat hujan yang mengguyur
sebelumnya,” kata AKP Juhdi,
Kapolsek Mengger yang ditemui di lokasi
kejadian.
Keempat yang meninggal dalam
kecelakaan itu adalah PulanA (16), PulanB
(16), PulanC (17) dan PulanD
(16). Keempat mayat itu kini berada di kamar
mayat Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Berkas Pandeglang. Sedangkan
ke-15 orang yang luka parah
dirawat di sejumlah tempat, antara lain Pusat
Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) Mengger dan Klinik Kesehatan. Rencananya
korban luka parah itu akan
dibawa ke RSUD Pandeglang.
Menurut pengamatana di
lokasi, hingga pukul 15.00 WIB, warga masih banyak
berkerumun di sekiktar tempat
kejadian peristiwa (TKP). Sebagian warga ikut
dalam proses evakuasi dan
pertolongan terhadap korban kecelakaan, namun
sebagian lagi hanya menonton
peritiwa tersebut. Sedangkan truk yang berada di
pinggir jurang Tanjakan
Mengger masih dibiarkan.
Kapolsek Mengger, AKP Juhdi
mengatakan, pengemudi truk itu hingga
sekarang belum ditemukan.
“Kemungkinan dia loncat dan melarikan diri. Tetapi
kami sudah tahu identitasnya.
Kami akan menangkap dia,” katanya.
Selain itu, polisi juga akan
meminta keterangan pada pihak sekolah tentang
penggunaan truk untuk
mengangkut pelajar ke tempat Jambore di Carita. “Truk
kan tidak boleh untuk mengangkut
orang,” ujarnya.
- Struktur Berita Piramida Terbalik Kubus
Posted on 08/04/2014
Struktur berita Piramida
Terbalik Kubus jarang diperdengarkan di kalangan
wartawan pemula. Alasannya,
ada kekhawatiran wartawan pemula kebingungan
antara konsep struktur berita
Piramida Terbalik dengan Piramida Terbalik
Kubus yang menyebabkan berita
yang dibuat menjadi tidak efektif dan penuh
dengan kekacauan makna.
Para mentor atau pengajar
umumnya mengambil sikap “aman”, membiarkan
wartawan pemula hanya mengenal
struktur berita Piramadia Terbalik, dan
belum mengenalkan struktur
berita lainnya. Tujuannya agar wartawan pemula
memahami dan piawai dalam
menulis berita dengan struktur yang baik, kalimat
yang efektif dan logika
berpikir yang mengalir dalam berita yang dibuatnya.
Struktur Piramida Terbalik
sangat cocok untuk tujuan itu. Karena sifatnya yang
harus bisa dipotong secara
berurutan dari bawah ke atas.
Struktur berita Piramida
Terbalik Kubus sebenarnya hanya pada lead atau intro
yang menggunakan piramida
terbalik. Sedangkan selebihnya berupa kubus.
Perhatikan gambar di bawah
ini;
Pada lead atau intro berita
ditempatkan pada bagian atas menggunakan Piramida
Terbalik. Sedangkan sisanya
menggunakan struktur kubus atau persegi panjang.
Ini berarti hal yang paling
penting ditempatkan pada lead atau intro. Seperti
yang berlaku pada berita
lainnya, maka lead berisikan hal-hal yang paling
penting untuk diketahui
segera oleh pembaca. Selebihnya, fakta-fakta atau
tulisan memiliki derajat
penting yang sama, karena itu digambarkan sebagai
kubus atau persegi panjang.
Struktur kubus yang berarti
memiliki fakta yang berderajat sama, bermakna
struktur ini tidak boleh
dipotong sembarangan oleh editor. Karena pemotongan
berita atau tulisan
berstruktur berita seperti ini, jika tidak hati-hati, akan
menghilangkan fakta-fakta
penting yang pada akhirnya menyebabkan pembaca
tidak mendapatkan informasi
yang utuh tentang sesuatu gagasan atau persoalan
yang sedang disajikan.
Karena itu, wartawan yang
akan menggunakan struktur berita Piramida Terbalik
Kubus harus memiliki
kesepakatan dengan editor / redaksi tentang hal tersebut.
Ini berkaitan dengan besaran
ruang atau halaman yang disediakan untuk hal
tersebut. Tentu saja, editor
juga mempertimbangkan apakah penggunaan
struktur berita Piramadi
Terbalik Kubus lebih efektif atau tidak untuk tulisan
yang akan disampaikan
wartawan.
Kapankah saat yang tepat
menggunakan struktur Piramida Terbalik Kubus?
Biasanya, editor lebih
berinisiatif dalam menggunakan struktur ini, tetapi bisa
juga wartawan mengusulkan
penggunaan struktur ini untuk menimbulkan efek
psikologis atau memberikan
bingkai peristiwa yang lebih utuh. Umumnya, ada
dua jenis karya jurnalistik
yang menggunakan struktur ini, yaitu wawancara
khusus (eksklusif) dan
kronologis peristiwa.
Pada wawancara khusus dan
kronologis peristiwa, lead berita biasanya berfungsi
menjelaskan atau sebagai
pengantar agar pembaca bisa mengetahui atau
mendapatkan gambara apa yang
akan disajikan.
Perhatikan contoh penulisan
wawancara di bawah ini:
REPUBLIKA.CO.ID, Persaingan
menjelang pemilihan presiden (pilpres) tahun
ini semakin panas. Apalagi,
semenjak PDI Perjuangan mengusung Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo
sebagai calon presidennya (capres).Banyak pihak
yang menyatakan popularitas
Jokowi sulit dikalahkan. Namun, ada satu
pasangan yang dinilai bisa
mengalahkan Jokowi. Yakni, jika Ketua Dewan
Pembina Partai Gerindra
Prabowo Subianto dipasangkan dengan Ketua KPK
Abraham Samad.
Partai Gerindra pun menyambut
baik ide ini bahkan mewacanakan untuk
mewujudkan pasangan Prabowo
dan Abraham tersebut. Bagaimana tanggapan
Abraham Samad selaku penegak
hukum yang tengah berjuang memberantas
korupsi melalui KPK? Berikut
petikan wawancara Wartawan Republika
Muhammad Hafil dengan Abraham
Samad melalui sambungan telepon, Senin
(17/3) malam.
Ada wacana dari Partai
Gerindra untuk mengusung anda menjadi
cawapres, mendampingi Prabowo
Subianto sebagai capresnya. Apakah
anda bersedia?
Jadi begini, bahwa perjuangan
dalam memberantas korupsi itu di mana saja.
Baik sebagai presiden, wakil
presiden, maupun ketua KPK. Karena itu, visi dan
misi saya adalah memberantas
korupsi. Namun demikian, kalau memang ada
wacana menjadikan saya
sebagai cawapresnya, maka menurut saya itu adalah
takdir dari Allah SWT.
Sekali lagi, menjadi
presiden, wakil presiden, ataupun ketua KPK adalah takdir
Allah SWT. Sebagai manusia
biasa, saya akan mengatakan saya tidak akan
mungkin mengatur atau menolak
takdir dari Allah. Termasuk, jika takdir saya
harus menjadi calon wakil
presiden itupun tak akan bisa saya tolak kalau
memang itu takdir dari Allah.
Jadi, anda tidak menolak
tawaran itu?
Masalahnya adalah, tawaran
itu belum pernah saya terima secara langsung.
Belum pernah disampaikan
secara resmi ke saya. Saya hanya tahu dari berita-
berita di media.
Berarti anda menantang
Gerindra untuk meminang anda sebagai
cawapresnya?
Kalau tawaran itu adalah
sebuah takdir, sebagai manusia biasa saya tak akan bisa
menolak.
Menurut anda, kenapa Gerindra
melemparkan wacana untuk mengusung
anda sebagai cawapres?
Saya tidak tahu kalau soal
itu
Apakah anda selama ini
berhubungan dengan Partai Gerindra?
Gak pernah. Tapi saya ingin
mengatakan di mana pun kita berada, kalau kita
bisa merubah bangsa ini untuk
menjadi lebih baik, itu yang paling penting.
Apakah anda mengenal Prabowo?
Saya hanya tahu dari
baca-baca koran atau tahu dari media saja. Secara tidak
kenal dia secara langsung.
Yang anda ketahui tentang
Prabowo, bagaimana anda menilai dia?
Orang yang tegas dan cukup
baik. Visi dan misinya bagus. Apalagi, visi dan
misi antikorupsinya. Dia
orang yang berkomitmen dalam pemberantasan
korupsi.
Selain Gerindra, apakah ada
partai politik lain yang menawarkan anda
menjadi capres ataupun
cawapres?
Itu rahasia, ha..ha..ha.
Setelah ada tawaran seperti
ini, bagaimana perasaan anda?
Biasa saja, karena saya
termasuk orang yang tidak ambisius. Jadi ketua KPK
pun sebenarnya bukan ambisi
saya, tapi ini kehendak Allah yang memilih saya
menjadi ketua KPK.
Terkait wacana ini, apa
komentar dari internal KPK? Apakah mereka
melarang?
Tidak, kan di internal KPK
sudah berkomitmen untuk menyelesaikan tugas kita.
Komitmen kita adalah untuk
memberantas korupsi.
Jika anda benar-benar menjadi
cawapres dan kemudian terpilih, apa
yang akan anda lakukan untuk
Indonesia?
Hahaha…saya ini kan
tampangnya bukan tampang presiden. Saya ini kan orang
kampung biasa yang datang ke
Jakarta.
Perhatikan contoh kedua
Kornologis Peristiwa:
Merdeka.com – Perdana Menteri
Malaysia Najib Razak mengumumkan
penerbangan Malaysia Airlines
berakhir di Samudera Hindia, Senin (24/3).
Pengumuman Najib berdasarkan
analisa terbaru dari posisi terakhir pesawat dari
satelit Inggris. Sebanyak 227
penumpang dan 12 kru pesawat tidak ada yang
selamat dalam kejadian itu.
Pesawat Malaysia Airlines
penerbangan MH370 dinyatakan hilang pada 8 Maret
2014 lalu saat melakukan
perjalanan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Untuk
mendukung pencarian, China
telah menerjunkan enam kapal perang untuk
menyisir Laut China Selatan.
Berikut kronologi lengkap
hilangnya pesawat MH370:
Sabtu (8/3)
00.41: Lepas landas dari KLIA
dengan 239 penumpang termasuk dua bayi dan
12 awak kabin.
01.40: Sinyal MH370
dilaporkan hilang dari radar menara pemandu lalu lintas
udara (ATC) Subang, Malaysia.
06.40: Jadwal tiba di
Beijing.
10.15: Muncul rumor pesawat
mendarat di Nanning, China. Rumor dibantah
11.55: Muncul kabar otoritas
Vietnam menangkap sinyal pesawat.
12.00: Dalam jumpa pers di
KLIA, CEO MAS Ahmad Jauhari Yahya
menjelaskan ada warga negara
dari 14 negara dalam pesawat. Disebutkan WNI
berjumlah 12 orang.
12.30: MAS menyatakan, kontak
terakhir dengan MH370 posisinya 120 mil laut
dari Kota Bharu.
13.00: China mengirim dua
kapal laut untuk membantu pencarian di Laut China
Selatan
14.22: Kemlu Indonesia lewat
juru bicara Michael Tene menyebut hanya ada
tujuh orang penumpang berkewarganegaraan
Indonesia dalam Pesawat Malaysia
Airlines MH370 yang hilang.
15.00: Angkatan Laut Malaysia
bersama dengan Vietnam berusaha mencari
pesawat yang hilang di
perairan Laut China Selatan.
15.30: MAS meminta kepada
keluarga penumpang untuk berada di KLIA pada
pukul 18.00 waktu setempat.
16.20: Pemerintah Vietnam
memastikan bahwa MH 370 hilang di wilayah udara
Vietnam.
18.00: Keluarga korban
berkumpul di KLIA menanti kabar pencarian pesawat
MH370.
18.00: Vietnam, Singapura,
Filipina dan Amerika Serikat bergabung dalam
operasi pencarian.
19.00: PM Malaysia Najib Tun
Rasak menegaskan, wilayah operasi pencarian
diperluas.
21.00: Vietnam melaporkan
menemukan dua genangan minyak di wilayah
Selatan perairan mereka,
diduga dari pesawat yang jatuh ke air.
23.00: Dua orang yang namanya
muncul dalam daftar manifest penumpang
pesawat Malaysia Airline
MH370 ternyata tidak di pesawat. Namun keduanya
mengaku telah melaporkan
paspor mereka dicuri. Dua nama penumpang itu
adalah Luigi Maraldi (37),
warga Italia dan seorang warga negara Austria
Christian Kozel.
Minggu (9/3)
01.40: 24 jam setelah sinyal
hilang pesawat belum juga ditemukan.
05.00: Muncul pernyataan dari
AS tentang dugaan teror berkait dengan paspor
palsu yang digunakan
penumpang.
07.00: The Star memberitakan,
pemegang paspor palsu membeli tiket dari
China Southern Airlines.
08.40: Perusahaan AS
menyatakan ada 20 karyawannya ikut dalam penerbangan
MH370.
10.39: Departemen Penerbangan
Sipil Malaysia menegaskan, pihaknya
melakukan investigasi
terhadap penumpang MH370 yang menggunakan paspor
palsu.
11.30: Singapura mengirim dua
kapal perang dan helikopter serta kapal selam
untuk membantu mencari
keberadaan MH370. Total ada enam negara
membantu pencarian pesawat
yang hilang.
14.29: Badan Penegakan
Maritim Malaysia (MMEA) mengaku menemukan
tumpahan minyak sekitar 20
mil laut selatan koordinat terakhir kontak MH370
dengan radar.
16.34: BBC melaporkan dua
orang yang menggunakan paspor curian dilaporkan
membeli tiket bersamaan.
Tiket itu dibeli dari China Southern Airlines dengan
mata uang bath di sebuah agen
di Pattaya, Thailand.
17.15: Kepolisian Malaysia
mengancam siapapun agar tidak menyebarkan kabar
hoax berkaitan hilangnya
pesawat Malaysia Airlines.
18.07: Data pemantauan awal
yang diperiksa oleh Pentagon menyebutkan tidak
ada ledakan di Laut China
Selatan berkaitan dengan hilangnya Malaysia
Airlines.
20.32: Direktur Jenderal
Departemen Penerbangan Sipil (DCA) Malaysia
Azharuddin Abdul Rahman
menegaskan belum ada kabar baru tentang
keberadaan MH370.
20.37: Laporan radar militer
Malaysia (Tentara Udara Diraja Malaysia) ada
dugaan pesawat berputar
balik. Pencarian pun dikembangkan di kawasan Selat
Malaka, selain di laut China
Selatan.
Senin (10/3)
08.00: Keluarga penumpang
pesawat MH370 dari China tiba di Bandara
Internasional Kuala Lumpur
(KLIA) dari Beijing. Tidak diketahui mereka akan
dibawa ke mana. Terdapat
sekitar 152 penumpang warga China dalam pesawat
MH370 yang hilang.
11.16: Otoritas Malaysia
mengumumkan tidak ada pertanda baru mengenai
kehilangan pesawat MH370.
Menurut Direktur Jenderal Departemen
Penerbangan Sipil (DCA)
Azharuddin Abdul Rahman upaya pencarian di Laut
China Selatan dan Selat
Malaka gagal menemukan serpihan pesawat.
11.56: Kapal perang China
tiba di lokasi pesawat dipercayai hilang.
12.00: Menteri Dalam Negeri
Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengatakan dua
penumpang berpaspor palsu di
Malaysia Airlines yang kini hilang memiliki
wajah Asia.”Saya masih
bingung bagaimana bisa petugas imigrasi tidak bisa
membedakan wajah Italia atau
Austria, dengan wajah Asia,” kata dia seperti
dikutip kantor berita
Bernama.
16.45: Pasukan mencari dan
penyelamat dikerahkan ke satu kawasan perairan
sekitar Pulau Tho Chu,
Vietnam setelah menerima laporan penemuan objek
mirip sebuah pelampung.
18.11: Objek kuning terapung
di perairan Vietnam yang dikatakan pelampung
dari pesawat Malaysia
Airlines MH370 adalah bekas pembalut kabel yang telah
berlumut.
18.21: Genangan minyak yang
ditemukan oleh Badan Penegakan Maritim
Malaysia kira-kira 20 mil
nautika dari lokasi pesawat MH370 dilaporkan hilang
bukan berasal dari pesawat.
20.56: Usaha mencari pesawat
MH370 diperluas 50 mil nautika hingga 100 mil
nautika dari Igari.
20.49: MAS menambah pesawat
untuk membawa keluarga penumpang dari
Beijing.
Selasa (11/3)
Lokasi pencarian MH370 makin
luas meliputi Semenanjung Malaysia, Laut
China Selatan hingga wilayah
di sekitar Selat Malaka. Pencarian juga mulai
memasuki wilayah Samudera
Hindia. Pesawat tak kunjung ditemukan.
Rabu (12/3)
-Malaysia memperluas wilayah
pencarian hingga ke Laut Andaman.
-Angkatan udara Malaysua
menemukan objek yang terdeteksi radar militer di
utara Selat Malaka. Namun,
belum ada kejelasan tentang objek itu dan masih
diselidiki.
Kamis (13/3)
-Satelit China menemukan
objek di Laut China Selatan diduga puing pesawat.
Ternyata temuan itu bukan
berasal dari MH370.
Jumat (14/3)
-Pencarian meluas hingga ke
Samudera Hindia. Ada informasi dari Amerika
Serikat bahwa pesawat terbang
menuju wilayah Samudera Hindia.
Sabtu (15/3)
-PM Malaysia Najib Razak
mengumumkan bahwa pesawat masih terbang
beberapa jam sejak tanda
terakhir dengan menara pengawas udara. Arah terbang
berubah dan sinyal dalam
pesawat dimatikan.
-Data satelit menunjukkan
kemungkinan pesawat terbang dalam dua koridor
yang sangat luas. Koridor
utara hingga Asia Tengah dan koridor Selatan di
Samudera Hindia. Pencarian di
Laut China Selatan dihentikan.
Minggu (16/3)
-Jumlah negara yang ikut
mencari pesawat mencapai 26. Penyelidik mendatangi
rumah pilot untuk mengungkap
soal simulator di rumah pilot Zaharie Ahmad
Shah.
Senin (17/3)
-Penyelidik menemukan bahwa
pernyataan terakhir dar kokpit. “All right, good
night,” disampaikan dua menit
sebelum sinyal pesawat dimatikan.
-Pihak Malaysia Airlines
menyatakan suara itu diyakini dari co-pilot Fariq
Abdul Hamid. Polisi menyelidi
kemungkinan motif politik dari Zaharie,
diketahui pendukung tokoh
oposisi Malaysia Anwar Ibrahim.
Selasa (18/3)
-Australia dan AS bekerja
sama mencari pesawat di wilayah seluas 600.000
kilometer persegi di Samudera
Hindia.
-Keluarga korban mengancam
mogok makan.
Rabu (19/3)
-Malaysia menegaskan bahwa
penyelidikan latar belakang semua penumpang
dan kru pesawat tidak
memberikan informasi signifikan.
-Keluarga korban dari China
marah saat jumpa pers di Malaysia.
-Radar militer Thailand
menangkap pesawat yang diyakini MH370 beberapa
menit setelah berubah arah.
Kamis (20/3)
-Australia menyatakan satelit
menangkap dua objek salah satunya sepanjang 24
meter diyakini sebagai MH370.
-Sebanyak empat pesawat
diterjunkan ke lokasi sekitar 2.500 km dari Perth.
Jumat (21/3)
-Pencarian terhadap objek
diyakini puing MH370 di selatan Samudera Hindia
tidak membuahkan hasil.
-Malaysia meminta tolong
Amerika Serikat teknologi pencarian bawah air.
Sabtu (22/3)
-China merilis foto satelit
objek yang mengambang sekitar 120 KM dari foto
objek yang disampaikan
Australia.
Minggu (23/3)
-Satelit Prancis juga
menemukan objek diduga dari MH370. Temuan tiga satelit
itu menebalkan bukti bahwa
ada puing di Samudera Hindia.
Senin (24/3)
-China dan Australia
mengumumkan objek berbeda di wilayah perairan yang
sama. Ini makin menguatkan
dugaan MH370 jatuh di wilayah tersebut.
-Angkatan Laut Amerika
Serikat mengirimkan alat khusus pencari kotak hitam
di wilayah tersebut.
-Malaysia mengumumkan bahwa
MH370 berakhir di Samudera Hindia dengan
dasar analisis satelit
Inggris. Pesawat diasumsikan hilang di laut.
Selasa (25/3)
-Dalam jumpa pers digelar di
Kuala Lumpur, Direktur Eksekutif Malaysia
Airlines Ahmad Jauhari Yahya
mengatakan pihaknya akan memberikan
santunan awal sebesar Rp 56
juta (USD 5.000) kepada keluarga tiap penumpang
pesawat MH370.[tts]
Perhatikan kedua contoh di
atas. Keduanya menggunakan lead atau intro berita
sebagai pengantar untuk
memuat wawancara khusus dan membuat kronologis
berita. Pada bagian tubuhnya,
tidak bisa editor sembarangan memotong atau
menghilangkan bagian seperti
perlakuan terhadap struktur berita Piramida
Terbalik. Pemotongan harus
dilakukan secara cermat pada Piramida Terbalik
Kubus, karena jika tidak
tepat akan menyebabkan hilangnya fakta penting dalam
tulisan itu, sekaligus
membuat kacanya makna berita tersebut.
- Struktur Berita Piramida Normal
Dari namanya, Piramida Normal
– kita sudah bisa menduga bentuk struktur
berita ini. Bentuk struktur
berita ini seperti piramid yang dikenal di Mesir,
kerucut di atas dan melebar
ke bawah. Ini bermakna hal-hal tidak penting
ditaruh di atas dan semakin
ke bawah, semakin tinggi derajat penting fakta
berita tersebut.
Seperti juga nasib Piramida
Terbalik Kubus, struktur berita Piramida Normal
juga jarang diperkenalkan
kepada wartawan pemula dengan alasan yang sama,
yaitu khawatir wartawan
pemula kebingungan dengan konsep struktur berita
lainnya, terutama struktur
Piramida Terbalik yang merupakan favorit bagi para
jurnalis.
Perhatikan gambar struktur
berita Piramida Normal.
Struktur Berita Piramdi
Normal
Penggunaan struktur berita
Piramida Normal memang harus hati-hati dan harus
memiliki kesepakatan dengan
editor atau redaksi. Hal ini berkaitan dengan
penyediaan ruang atau halaman
untuk menampung tulisan tersebut. Jika tulisan
berstruktur berita ini
diperlakukan terhadap berita biasa atau yang berstruktur
Piramida Terbalik, maka akan
terjadi kekacauan berita ketika dipotong dari
bawah. Justru bagian bawah
merupakan bagian terpenting dari berita atau tulisan
ini.
Dalam praktiknya, penggunaan
struktur berita ini tidak murni menerapkannya.
Ada campuran antara stuktur
berita yang dicampur dengan Piramida Terbalik
dan Piramida Terbalik Kubus,
yaitu menggunakan lead sebagai pengantar untuk
memberikan gambaran apa yang
akan dibahas atau ditulis. Terkadang, pada lead
dicantumkan hal-hal tidak
penting, tetapi dalam neck dan tubuh berita dimuat
fakta-fakta pentng yang
memiliki derajat yang sama dengan tubuh berita
lainnya.
Dari penelusuran karya-karya
jurnalistik, maka struktur berita Piramida Normal
sering digunakan pada karya
jurnalistik beraliran (mazhab) Jurnalistik Sastra.
Gaya bertutur Sastra dicampur
dengan lead suspend atau penundaan jawaban
atas gagasan atau peristiwa
yang sedang ditulis. Karena itu, pembaca yang
menikmati berita atau tulisan
jenis ini sering sekali merasa sedang membaca
sebuah karya Sastra, dengan
fakta dan peristiwa yang memang terjadi, bukan
fiksi atau karangan.
Tentu saja, wartawan dan
editor harus memiliki alasan kuat atas penggunaan
struktur berita Piramda
Normal. Wartawan dan editor / redaksi harus sepakat
tentang efek apa yang akan
dicapai dengan penyajian berita atau tulisan
berstruktur tersebut.
Perhatikan contoh yang
diambil dari Majalah Tempo, 30 Maret 2014. Lead
berita ini mengunakan lead
stakato dan diikuti dengan uraian dengan gaya tutur
yang baik.
Padang Hitam Tanjung Leban
Api membakar hutan dan
perkebunan Riau. Melumpuhkan aktivitas penduduk.
Gunawan memandangi puing
hitam rumahnya. Dari rumah kerabatnya di Dusun
bukit Lengkung, Desa Taunjung
Leban, Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten
Bengkalis, Rai, tempatnya
menginap setelah rumahnya dihanguskan api sebulan
lalu, ia bisa melihat
reruntuhan itu.
Lelaki 22 tahun ini, tak akan
lupa petaka pada malam itu. Bunyi keretak batang-
batang sawit yang terbakar
terdengar jelas di telinga. Entah darimana
datangnya, kobaran api telah
merambat hingga belakang rumah. Kebun dengan
sawit siap panen pun menyala.
“ Api seperti neraka,” katanya pekan lalu.
Dusun yang dulu rapat oleh
hijau sawit dan akasia itu berubah menjadi sahara
hitam. Asap mengepul dari
bara yang masih menyala. Malam itu, Gunawan
sigap mengamit lengan anak
dan istrinya, menyalakan sepeda motor otomatis,
lalu memacu kendaraan
tersebut menuju Dusun Barak Aceh, tujuh kilometer
dari rumahnya.
Gunawan kemudian balik ke
kampungnya, bergabung dengan penduduk yang
berusaha menjinakkan api.
Tapi malam itu angin bertiup kencang. Air di parit
pun surut. Bunga-bunga api
terus berterbangan ke udara, dalam sekejap melalap
kebun akasia yang terpisah oleh
jalan desa. Gunawan tak bisa melihat lagi
rumahnya, yang telah dikepung
api.
Kepala Pemadam KebakaranBadan
Penanggulangan Bencana Daerah Bengkalis,
Muhammad Jalan menyatakan,
tak semua warga dusun bersedia diangkut ke
tempat pengungsian. Padahal
api berkobar tepat di belakang perkampungan.
“Begitu melihat rumah
terbakar, baru mereka mau pergi,” ujarnya.
Tiga regu pemadam kebakaran
kocar-kacir. Dikepung api yang tak terkendali,
sebagian dari 21 anggota regu
berlari menyelamatkan diri. Mesin-mesin
penyemprot air yang belum
sempat dimatikan, mereka tinggalkan begitu saja.
Dalam semalam, kata Jalal,
1.500 hektare lahan sawit rakyat dan kebun akasia
milik PT Satria Perkasa Agung
habis terbakar. Tiga rumah dan satu madrasah
hangus. Sebanyak 221 warga
dusun Bukit Lengkung diungsikan.
Jalal mengatakan, kebakaran
sudah terjadi dalam skala kecil sejak 17 Januari
lalu. Api tak hanya membakar
hutan, tapi juga perkebunan, bahkan kebun-
kebun milik rakyat yang sudah
siap panen. “Tapi malam ini yang paling besar,”
katanya.
Kebakaran malam itu
memekatkan udara Riau selama pekan-pekan berikutnya.
Saking pekatnya udara, PT
Angkasa Pura menutup Bandara Sultan Syarif
Kasim II selama tiga hari.
Tak kurang dari 86 penerbangan dari dan ke
Pekanbaru dibatalkan karena
jarak pandang hanya seribu meter.
Betty Sibarani, 20 tahun,
mantan pengacara menyatakan, adiknya yang baru
memasuki sekolah dasar
terpaksa tinggal di rumah dalam satu bulan terakhir.
Sekolah meliburkan
siswa-siswanya untuk waktu yang tak ditentukan. Jika udara
membaik, murid-murid diminta
masuk kembali. Meski hanya tinggal di rumah
yang dilengkapi fasilitas
penyejuk udara, pernapasannya tetap terganggu. “Tiap
malam dia batuk-batuk,”
katanya.
Betty mengaku hampir
membatalkan lamaran di rumah orangtuanya di Padang
Bulan, Pekanbaru, gara-gara
bandara ditutup. Padahal 30 tiket untuk keluarga
calon suaminya sudah dipesan.
Lamaran akhirnya hanya dihadiri calon suami
dan calon mertuanya, di
tengah kepungan kabut asap dan bau sangit sampah
terbakar. “Bernapas pun yang
terhiurp asap,” katanya.
Direktur Eksekutif Scale Up,
Harry Oktavian memilih mengirim istri dan dua
anaknya ke Tanjung Pinang,
Kepulauan Riau. Ia sendiri tetap tinggal di
Pekanbaru karena kantor tak
meliburkan pegawainya. Tahun-tahun sebelumnya,
jika kabut asap sudah mulai
mengganggu, ia dan banyak rekannya mengungsi ke
Padang. “Tapi kali ini Padang
juga tertutup asap,” ujarnya.
Indeks pencemaran kualitas
udara di sejumlah wilayah Riau mencapai level
berbahaya. Kabut asap lebih
dominan dibandingkan oksigen. Sebanyak 56.288
wargta Riau terserang
penyakit karena terpapar asap. “Riau sudah tidak layak
huni,” kata ahmad Isroil,
Kepala Bidang Inventarisasi dan Pengembangan
Sistem Informasi Lingkungan,
Pusat Pengelola Ekologi Regional sumatera,
kementrian Lingkungan Hidup.
(Kartika Chandra dari Jakarta, Ryan Novianti
dari Bengkalis)
Perhatikan karya jurnalistik
di atas. Hal penting berita berada di bagian paling
bawah, yaitu Riau sudah tidak
layak dihuni oleh manusia. Tetapi cara penulisan
dengan Piramida Normal dan
digabung dengan Piramida Terbalik Kubus
menimbulkan efek yang sangat
bagus bagi pembaca, yaitu mengetahui cerita
tentang asap akibat kebakaran
kebun sawit dan akasia yang menimbulkan
bencana bagi warga Riau.