Puluhan massa yang mengatasnamakan Aliansi Rakyat Jatigede (ARJ)
seruduk Gedung Sate, Jalan Diponegoro Bandung, Jumat (28/08). Mereka
menuntut kejelasan ganti rugi bagi warga terdampak, yang sampai saat ini
masih banyak yang belum dituntaskan. Padahal rencana penggenangan hanya
tinggal menghitung hari.
Dalam aksinya, mereka menuntut pemerintah memenuhi terlebih dahulu
hak-hak warga yang terkena dampak penggenangan. Selama ini, pemerintah
dianggap lalai dan abai terhadap komplain dan keluhan warga terdampak.
Menurut Koordinator ARJ Arip Yogiawan, selama ini pemerintah selalu
mengklaim bahwa masalah ganti rugi, dan lain sebagainya sudah tuntas.
Padahal, kondisi yang terjadi di lapangan malah sebaliknya.
“Rakyat terkena dampak semakin resah akan masa depan mereka,
sementara pemerintah terus mengatakan bahwa sudah tidak ada masalah di
lapangan,” ujar Arip Yogiawan, di sela aksi.
Lebih lanjut Arip menuturkan, selama proses penanganan dampak sosial
pada warga terdampak, pemerintah tidak memperhatikan PP No. 37 Tahun
2010 Tentang Bendungan, terutama Pasal 38. Selama ini penanganan warga
terdampak tidak menerapkan standar hak asasi manusia.
“Dalam aturan disebut hal-hal yang diwajibkan dalam konstruksi,
pembangunan bendungan harus melakukan kegiatan seperti pembersihan lahan
genangan, pemindahan penduduk dan/atau pemukiman kembali penduduk,
penyelamatan benda bersejarah, dan pemindahan satwa liar yang dilindungi
dari daerah genangan,” bebernya.
Sementara itu, salah satu massa aksi, yang juga warga Desa Pakualam,
Jatigede, Mahmudin (51), menuturkan, kondisi di lapangan berbeda dengan
klaim pemerintah yang menuturkan sudah tidak ada masalah terkait
penggenangan Jatigede.
Menurutnya, sampai H-3 penggenangan, masih banyak masalah yang belum
terselesaikan. Sebagian warga terdampak yang belum jelas nasibnya juga
masih memilih bertahan di lokasi penggenangan.
“Seperti permasalahan tanah milik warga yang masih terlewat, salah
klasifikasi, salah bayar, bayar setengahnya. Itu dianggap gak ada
masalah. Sementara kalau Gubernur mau turun ke lapangan masih banyak
masalah. Satgas pun mengakui masih banyak masalah di Jatigede,” kata
Mahmudin.